Posting ini isinya ungkapan syukur saya buat semua hal yang telah terjadi di hidup saya. Saya berharap perjalanan hidup saya masih panjang ke depan, dan di titik ini saat ini saya ingin menengok ke belakang dan mengucap syukur untuk semuanya. Saya tahu kisah saya nggak sehebat banyak orang lain, yang mulai dari titik lebih rendah dari saya, dan mencapai titik yang lebih tinggi dari saya. Kisah ini bukan untuk dibanding-bandingkan, kisah ini hanya sekedar ungkapan syukur.
Sebelumnya mau cerita dulu: beberapa kali ingin membuat posting ini, tapi selalu ragu ketika akan memulai. Agak takut kalau tiba-tiba keadaan berubah dari segala yang indah yang diceritakan di posting ini. Tapi kalau dipikir-pikir, justru itu kenapa posting ini harus ditulis. Kalau tiba-tiba keadaan berubah, saya sudah pernah mengungkapkan syukur untuk apa yang sudah diberikan Tuhan pada saat ini.
Saya lahir di sebuah desa kecil, desa Ngepung, Sukoharjo di tahun 1980. Tempatnya dulu relatif terpencil, belum ada listrik (baru masuk kampung kami sekitar tahun 1988), lantai rumah kakek-nenek tempat kami tinggal masih tanah, dindingnya gedek (anyaman bambu), penerangannya lampu dian. Saya lahir di dapur di tengah malam, dengan bantuan dukun (yang harus dipanggil dari kampung sebelah karena dukun di kampung kami baru saja meninggal). Masa kecil saya sangat sederhana, mainan bekicot, obeng, dan radio rusak. Ada satu hal yang selalu diceritakan ibu saya: dulu nenek saya setiap pagi akan membangunkan saya, mencuci muka saya dengan air kendi, dengan harapan “supaya terbuka matanya, luas wawasannya”.
Sejak umur 6 tahun, saya tinggal di depok, masuk SD negeri, bapak saya karyawan swasta biasa. Saya pun bukan orang istimewa, ketika masuk SD, saya belum bisa bahasa Indonesia (hanya bisa bahasa Jawa), saya baru bisa membaca di umur 7 tahun ketika naik kelas 2 SD. Secara fisik, saya juga termasuk biasa-biasa saja, tidak pernah menang olah raga apapun. Ketika saya kecil Orang tua saya dulunya juga tidak terlalu dekat dengan Tuhan, jarang sekali ke gereja, dan bahkan kadang bertahun-tahun tidak pernah pergi ke gereja. Meski bapak, ibu, dan adik-adik Kristen, tapi keluarga saya yang lain (paman, bibi, kakek, nenek) non-Kristen, jadi pendidikan agama saya sangat minim.
Tapi saya merasa Tuhan nggak pernah meninggalkan saya. Dia menjaga saya dan membimbing saya. Kadang saya tersesat, tapi Tuhan selalu mengirim seseorang untuk meluruskan jalan saya. Saya sering tidak menyadari bahwa Tuhan menempatkan orang-orang yang sangat baik di sekitar saya, dan bahkan kadang saya tidak menyadarinya sampai bertahun-tahun kemudian.
Saya bersyukur bisa diterima di ITB, dan karena sedang krisis moneter, biaya kuliah tidak naik, dan orang tua saya mampu membayar walau harus menjual sebagian tanah untuk itu. Saya bersyukur waktu kuliah saya bisa belajar banyak hal, bukan hanya soal pelajaran informatika, tapi mengenai hidup ini. Saya diberi kesempatan melakukan banyak pekerjaan sekaligus sambil kuliah, bekerja sebagai asisten kuliah di ITB dan diploma PT POS, sebagai admin jaringan, sebagai programmer satgas pengolah data institut, sebagai programmer proyek dosen, programmer proyek swasta, mengajar les privat, dan masih sempat menulis beberapa belas artikel di majalah mikrodata, antivirus media, dan komputek.
Saya bersyukur diberi beasiswa S2 ITB, dan karena satu dan lain hal, tidak perlu membayar kewajiban mengajar 2N + 1 tahun di ITB. Saya bersyukur bertemu dengan banyak teman yang baik dan dosen-dosen yang mendukung saya. Bahkan saya sering tidak mengerti mengapa orang-orang sangat baik pada saya.
Saya bersyukur diberikan seorang istri yang baik, yang pintar, yang cantik, yang bisa mengerti saya. Saya senang bisa mengobrol apapun dengannya, saya bisa berbagi hidup dengannya. Saya bisa bercerita tentang pekerjaan saya, tentang politik, teknologi, dan dia bisa mengerti semuanya. Saya bisa banyak bercerita karena tidak perlu becerita dari nol, tidak perlu menceritakan siapa itu Djikstra atau Linus Torvalds, atau bagaimana compiler bekerja.
Dia juga bisa memasak masakan-masakan yang saya suka. Dia mau belajar membuat tempe (yang sulit didapat di kota ini), tape ketan (makanan yang dulu dijual oleh nenek saya), bakwan (bala-bala), soto, dan aneka masakan lain. Dia juga bisa merajut dan menjahit. Dia bisa menjadi tester untuk berbagai program yang saya buat. Dialah yang menjadi motivasi saya ketika menulis program SymbianBible pertama, yang sekarang ini dipakai ratusan ribu orang, bahkan oleh orang buta. Dia tidak terlalu menuntut materi dan tidak keberatan saya menggratiskan sebagian besar program yang saya buat.
Saya bersyukur dikaruniai Jonathan Nugroho, anak pertama kami. Kami bersyukur dia sehat, dia pintar, dia lucu. Saya bersyukur setiap hari bisa pulang makan siang di rumah dan bisa bermain bersama Jonathan. Saya bersyukur tiap pagi, siang, sore bisa bertemu Jonathan. Saya bersyukur tidak perlu bertugas keluar kota. Saya sangat bahagia karena dia begitu lucu dan menggemaskan. Saya bersyukur istri saya mau berhenti bekerja untuk membesarkan Jonathan.
Saya bersyukur punya pekerjaan yang enak saat ini. Punya atasan yang punya pengalaman luas dan sangat pintar, dan bekerja bersama orang-orang yang punya passion dalam pekerjaannya. Kami juga dikelilingi oleh orang-orang baik yang selalu membantu kami. Kami mendapatkan dokter yang baik untuk kehamilan Risna dan proses kelahiran Jonathan, juga dokter anak untuk Jonathan, serta dokter gigi untuk saya. Pendeta dan pekerja gereja dan relawan gereja yang baik yang membantu kami. Manager yang baik yang mengurusi banyak hal untuk kami.
Saya bersyukur diberi talenta dalam bidang programming dan komputer pada umumnya (memakai aplikasi, merakit komputer, administrasi jaringan komputer, dsb). Kecintaan saya pada programming telah membawa saya ke berbagai tempat. Mempertemukan saya dengan istri saya, menempatkan saya di sini. Saya bersyukur saya punya passion dalam bidang programming. Saya bersyukur karena karya saya bisa menyentuh hidup banyak orang.
Saya bersyukur bisa mengenal dunia komputer. Dulu kami bukan orang yang mampu. Komputer pertama saya adalah komputer bekas, Apple ][/e ketika saya masih duduk SMP. Komputer sangat kuno tersebut akhirnya rusak, dan saya baru punya komputer lagi kelas 2 SMU, itupun dicicil.
Sekarang saya berada di negara lain, di kota Chiang Mai, Thailand, tinggal di lantai 18 di sebuah apartemen di sini. Sangat kontras dengan tempat lahir saya dulu. Lantai tanah kini berganti menjadi lantai di apartemen yang tinggi. Lampu dian kini berganti dengan banyak lampu listrik. Dinding gedek berganti beton. Kompor kayu berganti dengan kompor listrik dan induksi. Radio berganti dengan MP3 player. Air kendi berganti menjadi water dispenser. Orang-orang tidak berbahasa Jawa di sini, tapi bahasa Thai dan (sebagian) Inggris. Dulu sulit sekali mendapatkan sebuah komputer, sekarang di apartemen kami, ada banyak komputer.
Masih banyak ungkapan syukur saya yang lain yang tak akan habis dituliskan di sini. Saya membatasi tulisan saya pada keluarga saya saat ini (saya, istri, dan anak saya). Masih banyak hal lain yang saya syukuri yang tidak tuliskan di sini, misalnya bapak saya yang dari hanya karyawan biasa, kini punya perusahaan sendiri, adik-adik saya semua juga masuk universitas negeri, dan semuanya sudah bekerja (bahkan satu sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak).
Saya tidak tahu mengenai masa depan. Saya punya rencana, tapi setiap kali saya berusaha membuat rencana detail mengenai masa depan saya, Tuhan selalu memilihkan jalan lain yang tidak terpikirkan sebelumnya. Tidak pernah terpikir untuk tinggal di negeri Thailand, bekerja di sini, belajar bahasa Thai dan menyetir mobil di sini (walaupun mobil pinjaman dari bos).
Saya sudah melihat orang yang tadinya kaya jatuh miskin, dan orang miskin seperti kami diberi kelimpahan. Saya juga melihat banyak orang yang kondisinya tidak berubah apa adanya. Saya berharap apapun yang terjadi nanti, kami semua bisa tetap setia dan bersyukur kepada Tuhan.
Kidung Jemaat 450
Hidup kita yang benar / Haruslah mengucap syukur / Dalam Kristus bergemar / Janganlah tekebur
Apa arti hidup-mu? / Bukankah ucapan syukur / Kar-na Kristus, Penebus / berkorban bagi-mu
Reff: Dalam susah pun senang / Dalam segala hal / Aku bermazmur dan ucap syukur / Itu kehendak-Nya
Halo Kel Nugroho yang di kasihi Tuhan Yesus,
pagi ini sengaja buka2 fb mB.Risna, karenakjangen mau lihat Jonah udah bisa apa nih… aii gak sengaja nemu ini Puji Tuhan , terharu aku mengikuti huruf2nya ini….maaf belum sempat ke rumah ya, ini bulan2 ujian buat kami bertiga, baru pernah hidup terpisah..suami di sana ( Maehongson ) aku dan anak di sini..tiap minggu kalau gak bulak balik Chiangmai – Maehongson , pasti aja ada yang sakit….Puji Tuhan moga2 ujian ini cepat selesai… tulisan Papi Jona di atas menginspirasiku untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan, just want say thank you for Lord, selama ini aku tulis tapi cm di simpan, moga2 satu hr ada keberanian untuk posting, salam kangen buat mama Risna dan Jo. salam kasih Tuhan Yesus untuk kalian bertiga ya. Tuhan Yesus berkati!
halo yohanes, kenalkan nama saya emmile (laki-laki) dari indonesia, jakarta. salam kenal. 🙂 mudah-mudahan kita bisa berteman.
senang sekali membaca blog anda. banyak hal yang saya dapatkan. saya banyak belajar dari anda. dan tulisan anda pada artikel ini, menunjukkan kalau anda adalah seorang yang rendah hati. _humble_. itu penting. teruskanlah berkarya bagi orang lain dan teruslah rasakan betapa besarnya kebaikan Tuhan buat hidup anda dan keluarga dan kasih setiaNya yang tidak pernah terlambat. aminnnn.
Halo, salam kenal juga.
Hehe, kalo lihat posting2 saya yang lain, saya kadang2 sombong juga sih, tapi tetap berusaha untuk rendah hati 🙂
Pak/Bu Nugroho, ada kenalan saya yang mencari orang Indonesia yang tinggal di Chiang Mai, apakah bisa dibantu? Mohon email jika bersedia.
Pak, emailnya dah saya balas sejak diposting, tapi belum dapet balasan lagi.
salam kenal pak/bu….
saya bisa minta nomor kontaknya dan email bapak? sy dan suami sedang mencoba menjalankan program pelatihan komputer dan internet gratis untuk anak-anak, remaja dan guru yang berada didesa saya/desa terpencil yg ditahun 2012 ini masih banyak yg “gagap teknologi”…..tp kami terkendala dana operasional,,,kami hanya memiliki modal 1 unit komputer yg lumayan jadul dan sering “ngambek” dan sebuah modem internet…sy sangat berharap bapak/ibu sudi membantu kami menjadi donatur atau membantu kami mendapatkan donatur yang sudi mengulurkan tangan dalam niat sosial kami…. kami sangat membutuhkan bantuan berupa sarana dan sarana penunjang agar kami bisa lebih mudah dalam menjalankan misi sosial kami ini, no. kontak saya +6287832499669….apabila bapak/ibu berkenan proposal resmi akan saya kirimkan ke email bapak/ibu,,,,,,,salam buat jonathan….terimakasih…..^_^
Shallom,terima kasih atas posting diatas sangat2 memotivasi saya.Tuhan Yesus Memberkati