Saya ingat waktu masih SD, Saya sering mengisi buku biodata mengenai nama, tempat tanggal lahir, cita-cita, hobi, makanan kesukaan, minuman kesukaan dan lain sebagainya. Selain cita-cita, kita perlu juga punya hobi. Hobi ini tidak harus berhubungan dengan pekerjaan kita, dan tidak harus selalu menghasilkan duit, bahkan seringnya malah jadi sumber pengeluaran (tergantung hobinya). Saya tidak ingat dulu saya isi apa, karena sepertinya saya baru punya hobi itu setelah kuliah.
Mungkin dulu saya sering menuliskan kalau hobi saya itu membaca dan berenang. Tapi setelah saya ingat-ingat, waktu saya kecil, saya tidak punya banyak akses ke buku perpustakaan dan tidak rutin ke kolam renang. Tapi saya memang merasa senang sekali kalau dibawa berenang ataupun dijanjikan berenang. Nah kalau soal membaca buku, saya biasanya membaca buku pelajaran saja untuk mengerjakan PR dari sekolah hehehe.
Setelah agak besar, seperti kebanyakan orang, saya juga jadi hobi nonton TV. Ini hobi yang kalau kata kebanyakan orang hobi yang pasif. Tapi memang kadang-kadang menonton TV – bahkan belakangan menonton iklan, terasa menghibur karena gak perlu mikir, tinggal terima saja. Setelah kuliah dan punya penghasilan ekstra dari jadi asisten, saya pun jadi suka nonton film ke bioskop. Tapi berhubung nonton bioskop itu mahal, biasanya nonton itu kalau memang filmnya ramai dibicarakan, dan perginya ya ramai-ramai.
Di tulisan kali ini, saya ingin membahas hobi yang sifatnya lebih aktif dan bukan pasif seperti menonton. Joe itu punya hobi yang berkaitan dengan dunia pemrograman (mulai dari software sampai ke hardware). Sedangkan saya, sebelum punya anak, menemukan hobi yang berkaitan dengan benang, jarum dan kain. Walaupun ngaku-ngaku hobi, setelah melahirkan anak pertama, keinginan untuk bermain benang dan jarum agak hilang karena merasa tidak ada waktu.
Sekarang, setelah anak-anak mulai agak besar, saya mulai bisa lagi melanjutkan kegiatan berhobi. Kegiatan berhobi sekarang ini perasaannya belum seperti masa dulu kala. Saya berusaha mengikuti komunitas lokal di sini untuk mengembalikan semangat yang sempat ada, tapi tentunya membatasi diri untuk tetap mengutamakan tugas utama sebagai istri dan ibu yang menghomeshchool.
Kegiatan berhobi yang baru dimulai lagi di tahun 2019 ini bikin saya bertemu dengan banyak orang yang semangat berhobinya tinggi sekali. Setiap melihat benang, mata berbinar-binar. Setiap membicarakan toko benang baru offline ataupun online juga pada semangat. Kalau ada yang menemukan free pattern juga tentunya semua langsung nimbrung. Tapi ada juga yang realistis dan bilang: saya tidak akan beli benang lagi karena sekarang ini sudah punya benang terlalu banyak (nah ini termasuk saya).
Beberapa manfaat yang terasa sejak kembali berhobi buat saya
Jadi Lebih Kreatif dan Produktif
Untuk yang hobinya membuat karya seperti benang, kain dan jarum, hasil dari hobi itu adalah produk berupa benda. Untuk yang hobinya mrogram seperti Joe, hasilnya ya aplikasi. Untuk yang hobinya berolahraga hasilnya tubuh yang lebih bugar. Untuk yang hobinya masak hasilnya makanan yang bisa dinikmati keluarga ataupun teman-teman – bahkan bisa jadi uang. Untuk yang hobinya menulis bisa menghasilkan tulisan untuk dinikmati banyak orang. Untuk yang hobinya membaca bisa membuat wawasan jadi lebih luas dan biasanya akan membuat orang tersebut jadi punya nilai tambah di bidang pekerjaannya.
Produktif yang saya maksud di sini tidak terbatas berupa benda, tapi dengan mengerjakan sesuatu dari hobi kita, tentunya lebih baik daripada diam saja dan tidak mengerjakan apapun. Bahkan kalau hobi kita itu merapikan rumah, kita akan menemukan metode kita sendiri. Hasil yang langsung bisa dilihat: rumah rapi. Hasil jangka panjang kalau metode kita populer ya bisa jadi seperti Marie Kondo hehehe.
Berhobi juga tentunya bukan berarti membuat hal yang sama berulang-ulang. Biasanya kita jadi lebih banyak berpikir bagaimana membuat versi lain dari produk yang sudah kita hasilkan. Atau kadang-kadang membuat kita tertantang untuk menghasilkan karya yang selalu berbeda dengan yang sudah pernah kita buat. Punya hobi membuat ibu rumah tangga seperti saya menemukan hal lain yang perlu dipikirkan selain: hari ini masak apa ya? hehehehe.
Jadi Lebih Bahagia
Memang ada yang bilang bahagia itu pilihan. Tapi yang saya maksud lebih bahagia di sini misalnya ketika kita merasa tekanan dari luar, biasanya melakukan apa yang kita sukai/hobi akan membuat kita melupakan tekanan yang ada dan bisa lebih rileks. Setelah kita merasa rileks, kita bisa berpikir lebih baik dan tentunya sukur-sukur bisa menemukan jalan keluar dari tekanan yang ada.
Ketika kita berhobi dan mendapatkan hasil karya dari hobi kita, biasanya juga ada perasaan puas karena menyelesaikan satu project. Terlepas apakah produk itu akan dipakai sendiri, dijual menjadi duit atau diberikan kepada orang lain, ada perasaan senang yang bisa disebut bahagia juga.
Punya hobi juga biasanya membuat kita mencari komunitas yang sejalan dengan hobi kita. Bertemu dengan orang yang mengerti apa yang kita rasakan ketika menemukan benang baru, tentunya memberikan rasa bahagia juga hehehe.
Jadi Lebih Konsumtif
Nah, yang ini pernah saya alami di awal saya suka merajut. Kalau gak hati-hati, memang rasanya pengen beli beli segala material dan peralatan yang berkaitan dengan hobi. Tapi ya kalau memang ada dananya tidak apa-apa sih, asal jangan sampai merusak ekonomi rumahtangga saja hehehe.
Belanja material dan peralatan hobi ini sebenarnya memberi perasaan bahagia juga. Mungkin untuk yang tidak sehobi dengan kita, mereka tidak mengerti kenapa ada yang mau keluarkan duit untuk koleksi benda-benda tertentu. Tapi, buat yang punya hobi, beli ini dan itu dianggap bagian dari berhobi dan selalu ada pembenaran kenapa harus beli lagi dan lagi hehehe.
Jadi Lebih Punya Prioritas
Ketika saya punya hobi, biasanya saya lebih banyak memberikan perhatian saya untuk hal-hal seputar hobi. Tapi ketika tidak menjalankan hobi, rasanya banyak hari berjalan tanpa hasil. Kadang-kadang saya menghabiskan banyak waktu mencari berita infotainment ataupun browsing secara random.
Di komunitas hobi yang saya ikuti, pembicaraannya umumnya ya seputar hobi. Bukan ngomongin berita viral ataupun politik. Sejak beberapa waktu belakangan ini, saya menghindari dari berita viral, karena biasanya menghabiskan waktu untuk membaca berbagai komen dan tidak ada manfaatnya buat saya. Topik politik sudah saya hindari dari dulu, karena saya bukan praktisi politik.
Gimana kalau hobinya belanja online? Nah kalau yang ini saya gak bisa komentar, karena saya gak hobi belanja secara random. Biasanya kalau belanja pasti karena ada kebutuhan. Terus saya suka ga betah memilih-milih barang secara online dan membanding-bandingkan harga.
Gimana kalau hobinya nonton ? Biasanya kalau memang sudah banyak menonton berbagai film, akan punya banyak pendapat mengenai berbagai film yang ditonton. Bisa saja dari hobi nonton berkembang menjadi kritikus film atau bisa juga menjadi reviewer film. Oh ya hobi nonton drama korea membuat saya tertarik belajar bahasa Korea hehehe (walaupun tetap belum merasa bisa menonton tanpa subtitle, apalagi ngobrol ya hehehe).
Bagaimana dengan kamu? punya hobi apa dan kira-kira apa manfaatnya yang sangat dirasakan?
Satu tanggapan pada “Kita Perlu Hobi”