Udah lama ya ga nulis tentang kdrama, gara-garanya sedang tidak ingin menonton drama yang topiknya cerita perselingkuhan. Tadinya mau nonton drama ongoing “Hospital Playlist” yang baru beberapa episode di Netflix. Melihat pemainnya jadi teringat lagi dengan dramanya Jo Jong Suk yang sudah pernah ditonton beberapa waktu lalu tapi ternyata belum pernah saya tuliskan.
Drama “Don’t Dare to Dream” (DDTD) atau dikenal dengan judul lainnya, “Jealousy Incarnate” (JI) ini cukup berkesan buat saya karena temanya berbeda dengan kdrama lainnya. Dari menonton drama ini saya baru tahu kalau pria juga bisa kena kanker payudara. Drama ini juga bukan kisah cinta di mana tokohnya kenal sejak mereka kecil ataupun remaja, jadi cukup berbeda dengan drama korea pada umumnya.
Drama tahun 2016 dengan jumlah 24 episode ini bergenre komedi romantis. Kisahnya banyak mengambil tempat di sebuah sebuah stasiun siaran SBC, tempat di mana tokoh utama dari drama ini bekerja.
Tokoh-tokoh dalam cerita
Drama ini bercerita tentang perjuangan seseorang dalam mendapatkan apa yang dia cita-citakan. Memang salah satu daya tarik drama korea biasanya mereka banyak menceritakan cukup rinci tentang pekerjaan dari tokoh utamanya.
Tokoh Pria seorang news anchor yang piawai dan masih bercita-cita menjadi pembawa berita pukul 9 malam. Membawa berita pukul 9 malam merupakan pencapaian paling bergengsi dari pembawa berita di stasiun siaran tersebut.
Tokoh wanita seorang weather caster yang biasanya selalu dipandang kurang bergengsi di dunia siaran berita dan bercita-cita untuk menjadi news anchor.
Seorang weather caster biasanya juga merangkap menjadi asisten atau pembantu umum dari pembawa berita dan pegawai lain di stasiun siaran. Si tokoh wanita sering diminta untuk membawa perlengkapan kebutuhan pembawa berita termasuk baju dan sepatu ganti, menyimpan perlengkapn ke ruangan lain, membeli kopi, atau apapun yang biasanya dilakukan pembantu umum.
Pyo na-ri, si tokoh wanita yang diperankan oleh Gong Hyo-jin, membantu semua orang dengan senang hati dan cekatan. Dia menerima kalau sekarang ini dia hanya mendapat jatah membaca prakiraan cuaca selama 60 detik dari segmen berita yang berlangsung satu jam. Dia menganggap ini hanya sementara, tapi yang sementara itu sudah berlangsung selama 3 tahun.
Lee Hwa-sin, si tokoh pria yang diperankan oleh Jo Jung-suk, selama beberapa tahun terakhir berlokasi di Bangkok. Pria ini memilih menjadi responden di Bangkok setelah membongkar aib dari usaha yang dilakukan abangnya sendiri. Keluarganya semua marah karena dia dianggap membuat usaha abangnya bangkrut. Tapi si tokoh pria punya prinsip pembawa berita hanya memberitakan fakta. Dan menurut dia, kalau bukan dia yang memberitakan tentang abangnya, pembawa berita lain kemungkinan akan melakukannya.
Si tokoh pria punya sahabat karib, Go Jung-won diperankan oleh Go Kyung-pyo, yang sudah kenal sejak jaman SMA. Sahabat karibnya ini pewaris usaha keluarga yang menjadi penyedia baju-baju pembawa berita yang dipakai di stasiun siaran.
Jalinan kisah cinta segitiga berawal dari pertemuan si tokoh wanita dengan sahabat si tokoh pria di pesawat menuju Bangkok yang berlanjut dengan pertemuan lagi ketika si sahabat menyadari kalau si wanita bekerja di stasiun siaran yang sama dengan si tokoh pria.
Si wanita ini memang pernah menyukai si tokoh pria, tapi itu terjadi 3 tahun yang lalu, di masa si pria belum pergi ke Bangkok. Setelah pertemuan mereka di Bangkok, pertemuan berikutnya mengambil tempat di Seoul karena si tokoh pria kembali ke Seoul untuk audisi menjadi pembawa berita jam 9 malam.
Ketika menyadari sahabatnya suka dengan si wanita, awalnya dia berusaha menjadi mak comblang, tapi lama-kelamaan dia merasa tidak rela dan malahan jadi cemburu. Dia semakin menyukai si wanita, karena si wanita ini yang dari awal mengingatkan dia untuk memeriksakan dadanya dari kemungkinan kanker payudara. Wanita ini juga satu-satunya yang tahu (selain dokter tentunya) kalau si pria mengidap kanker payudara.
Deteksi dini itu penting
Ceritanya agak panjang ya, harap maklum 24 episode tidak bisa diringkas jadi 1 paragraf, hehe. Episode pertama memang masih terasa agak lambat, apalagi ada adegan yang tidak langsung dijelaskan, si wanita terkesan obsesi meraba-raba dada si pria. Walaupun sepertinya adegan itu untuk memberi kesan lucu, tapi ya awalnya saya pikir, “Kok aneh banget nih cewek raba-raba begitu.”
Di episode selanjutnya diceritakan kalau ternyata ibu si wanita ini dulunya mengidap kanker payudara, dan ketika dia tidak sengaja menyentuh dada si pria, dia merasakan ada benjolan yang mirip dengan benjolan yang dia pernah rasakan di dada ibunya. Setelah penjelasan begitu, tentunya dia berpesan supaya si pria memeriksakan dadanya, setidaknya untuk memastikan dan moga-moga saja si wanita salah.
Apakah si pria langsung percaya? Tentu tidak. Kalau kata dia,”Gue laki-laki, mana mungkin laki-laki kena kanker payudara!” Tapi si wanita tetap meyakinkan si pria untuk memeriksakan diri. Dan tentu saja anjuran ini tidak didengar ataupun dilaksanakan. Karena si pria ini punya keyakinan kalau kanker payudara hanya terjadi pada wanita saja.
Terus bagaimana ceritanya jadi ketahuan kalau si pria beneran kena kanker payudara? Di sini terasa pintarnya penulis membuat jalinan ceritanya. Lelaki yang merasa paling macho sedunia, yang tidak percaya kalau pria bisa kena kanker payudara, mana mungkin dia dengan sukarela menuruti saran untuk memeriksakan dadanya. Harus ada kejadian yang membuat pria ini memeriksakan dirinya ke rumah sakit.
Jangankah pemirsa ya, si tokoh pria ini juga tidak percaya awalnya kalau pria juga bisa kena kanker payudara. Nah drama ini seperti mengingatkan walaupun sangat jarang, lelaki juga bisa terkena kanker payudara. Gejalanya dan pengobatannya tentunya tidak berbeda dengan wanita. Pria memang tidak memiliki payudara seperti wanita, tapi pria juga memiliki jaringan pada dadanya seperti yang dimiliki wanita dalam masa pubertasnya.
Kebanyakan pria yang terkena kanker payudara ini terlambat deteksinya, karena sudah tentu tidak banyak yang tahu kalau hal ini terjadi juga pada pria, selain sebagian besar juga akan menolak memeriksakan dirinya walaupun ada yang sudah menyarankannya. Keterlambatan deteksi dini ini yang menyebabkan umumnya pria yang terkena kanker payudara akhirnya terlambat untuk diobati.
Untuk kasus si pria ini, karena deteksinya masih cukup awal, dia perlu melakukan operasi dengan dua pilihan: hanya mengangkat tissue yang bermasalah atau mengangkat keseluruhan dadanya. Karena dia merasa akan berkurang macho kalau dadanya hilang, dia memilih untuk mengangkat tissue yang terkena kanker saja.
Pilihan pertama ini tentunya ada terapi lanjutannya, dia wajib untuk datang setiap hari mendapatkan radiasi selama beberapa minggu. Selain itu, dia juga harus menghindari beberapa jenis makanan yang berlemak termasuk produk dairy.
Drama ini selain menggambarkan kehidupan pekerja di stasiun siaran, juga memberikan cukup banyak informasi tentang perawatan untuk pasien kanker payudara. Termasuk komplikasi yang bisa terjadi setelah operasi kalau tidak berhati-hati.
Saya tidak akan menceritakan pria ini akhirnya sembuh atau tidak, karena selain cerita kanker payudara, ada banyak hal lain yang menarik dari drama ini.
Kekeluargaan, persahabatan, dan diantara dua pilihan
Selain tiga tokoh yang terlibat cinta segitiga yang disebutkan di atas, dalam cerita ini ada tokoh-tokoh pendukung yang juga membuat jalinan cerita agak rumit. Cukup menarik karena temanya terasa ada kekeluargaan dan persahabatan.
Topik yang paling seru tentunya ketika dua orang yang bersahabat menyukai wanita yang sama. Lalu wanita tersebut tidak bisa memilih siapa pria yang lebih dia sukai. Pemirsa mau tak mau akan terbawa perasaan dan ikutan galau pilih yang mana.
Akting dari semua pemainnya juga cukup meyakinkan dan bisa membuat banyak yang mengalami second lead syndrome alias berharap akhir yang bahagia untuk tokoh ke dua utama. Nggak, saya gak akan kasih tau akhirnya bagaimana, tonton aja sendiri.
Cuma di drama ini ada kisah cinta segitiga yang terbuka dan saling mengetahui. Persaingan yang tidak terlalu sehat, tapi ya lebih sehat daripada persaingan sembunyi-sembunyi. Jadi walaupun semua pihak tahu ada persaingan dan semua pihak tahu kalau butuh waktu untuk memutuskan pilihan, mereka tidak tiba-tiba jadi musuh bebuyutan yang berusaha saling menikam dari belakang.
Oh ya, yang bikin tambah seru, kisah di mana harus memilih bukan cuma kisah cinta tokoh utama. Kisah-kisah tambahannya, yang bukan melulu kisah cinta, juga digambarkan orang-orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sulit untuk dipilih karena orang-orang yang akan dipilih ini memiliki kualitas masing-masing.
Penutup
Kalau masih membaca sampai bagian ini, berarti ada ketertarikan untuk tahu akhir kisahnya. Kalau memang suka menonton drama komedi romantis, drama ini berasa banget komedi dan romantisnya. Jalinan ceritanya cukup mengalir dan masuk akal.
Awalnya saya pikir 24 episode ini terlalu banyak. Tapi karena ada banyak hal yang perlu diselesaikan, memang butuh sebanyak itu untuk menyelesaikan semua masalah sampai tuntas. Konflik dari tokoh utama maupun tokoh pendukung lainnya, semua dikupas tuntas. Semua pilihan yang akhirnya dipilih terlihat prosesnya bagaimana sampai mereka akhirnya menentukan pilihan.
Kisah pencapaian cita-cita juga dikupas tuntas. Setelah menonton sampai selesai, saya jadi bisa mengerti kenapa ada 2 judul yang sangat berbeda: “Don’t Dare to Dream” dan “Jealousy Incarnate”. Kisah drama ini bukan hanya cerita cinta saja.
Satu tanggapan pada “Kdrama: Ternyata Pria Bisa Kena Kanker Payudara Juga”