Halo Indonesia,
Setelah sekian lama tak bisa pulang karena pandemi yang menyebabkan berbagai perubahan di dunia, akhirnya kami bisa mudik juga. Tanggal 15 Juli 2022 kami berangkat dari Chiang Mai, dan melanjutkan perjalanan dari Don Mueang ke Cengkareng dengan penerbangan tanggal 16 Juli 2022 pukul 00.30 WIB.
Terakhir kami mudik itu Desember 2018 dan saat itu kami kembali ke Chiang Mai Januari 2019. Sesuai dengan perkiraan di awal pandemi, paling cepat bisa mudik itu tahun 2022, dan walaupun virus covid-19 masih belum benar-benar pergi dari muka bumi, tapi berbagai aturan sudah dipermudah dan memungkinkan untuk berperjalanan lagi.
Persiapan Mudik
Sebelum mudik kali ini ada banyak hal yang perlu dipersiapkan selain tiket:
1. Lakukan vaksin sesuai yang disarankan. Kami yang dewasa sudah vaksin booster, dan anak-anak juga sudah mendapatkan 2 dosis vaksin.
2. Cari tau informasi terkini untuk daerah tujuan terkait aturan menerima penerbangan dari luar negeri. Kami menginstal peduli lindungi sebelum mudik dan hasilnya tadi lumayanlah berkurang urusan peduli lindungi walaupun sempat sulit karena harus cari tau koneksi wifi dulu.
3. Mempersiapkan re-entry visa ke Thailand. Jangan sampai pulang liburan, visa tinggal yang sudah diurus sebelumnya jadi tidak valid lagi gara-gara lupa re-entry visa. Tidak semua negara syaratnya sama, tapi untuk yang mendapatkan visa tinggal per tahun di Thailand, ketika keluar harus memiliki re-entry visa supaya visa tetap berlaku.
4. Membeli tiket untuk perjalanan tentunya. Ada berbagai pilihan penerbangan saat ini dan dari berbagai maskapai. Ada Singapore Air, Air Asia Thai, Thai Lion Air, Thai Airways, dan bahkan Garuda Indonesia. Dari berbagai pilihan penerbangan pilih yang sesuai dengan dana tersedia dan juga durasi transit yang tidak terlalu sedikit dan juga tidak terlalu lama, apalagi kalau bawa anak-anak. Yang jelas semakin dekat dengan jadwal keberangkatan, hampir semua penerbangan harganya akan semakin mahal.
5. Packing, karena berniat cukup lama di Indonesia, kami tidak membawa banyak barang dan menggunakan kesempatan ini untuk beli yang diperlukan di Indonesia. Tapi ya namanya keluarga dengan 2 anak, akhirnya kami membawa 2 koper besar dan 1 koper kecil. Ini tentunya juga perlu memperhatikan kapasitas bagasi yang diijinkan. Kalau menggunakan maskapai seperti Air Asia, jangan lupa beli bagasi terpisah ketika booking.
6. Titipkan rumah dan mobil kepada yang bisa dipercaya. Kalau ada yang perlu diperbaiki ya sekalian titip biar diperbaiki selama pergi. Ini sih ga selalu perlu ya, tapi kebetulan di rumah yang kami kontrak ada beberapa masalah dengan pipa air dan seputar kamar mandi. Untungnya ada yang bisa dititip untuk memeriksa pekerjaan tukang.
Persiapan Perjalanan CNX – DMK – CGK
Persiapan perjalanan ini termasuk mempertimbangkan apa yang akan dibutuhkan di jalan, misalnya ya jaket untuk di dalam pesawat, namanya penerbangan tengah malam pasti deh bakal butuh jaket buat menghangatkan.
Kalau waktu transit cukup lama dan melewati jam makan, lebih baik membawa bekal makanan terutama kalau punya anak yang susah makan. Untuk yang dewasa sih bisalah beli di mini market di airport. Di Thailand, mini market menyediakan makanan beku yang bisa kita minta dipanaskan.
Hal lain yang perlu dipersiapkan juga masker ganti dan power bank. Namanya perjalanan pasca pandemi, masker itu masih dibutuhkan, kami membawa beberapa masker sekali pakai sekedar jaga-jaga kalau masker yang kami pakai basah atau kotor. Tapi kemarin sih tidak sampai dibutuhkan. Power bank dibutuhkan juga tentunya untuk memastikan gawai tidak kehabisan baterai selama di jalan, karena hiburan selama transit tentunya ponsel atau tablet yang kalau digunakan berlama-lama akan habis baterenya.
Catatan buat diri sendiri
Kali ini sebelum lupa, mau menuliskan hal-hal yang perlu dicatat selama perjalanan kemarin, supaya ingat untuk perjalanan berikutnya. Catatan ini singkat saja dan mungkin random, soalnya saya agak malas menuliskan detailnya.
1. Jangan pernah perjalanan di saat jam tidur dan berharap anak-anak akan tidur dan kita bisa tidur di jalan, karena hasilnya hanyalah anak cranky dan diri sendiri yang nggak bisa tidur sama sekali. Nggak lagi-lagi deh perjalanan di waktu begini bareng anak-anak. Kalau sendirian mungkin lain ceritanya.
2. Namanya perjalanan yang bukan dilakukan secara rutin, akan ada banyak perubahan dari apa yang dilakukan sebelumnya, bersiaplah selalu dengan hal-hal baru.
3. Saat anak rewel, jangan panik, ajak aja berdoa, setidaknya sih anak-anak kalau diajak berdoa auto tenang. Kalaupun lanjut cranky lagi biasanya udah turun levelnya dan lebih bisa diajak kerjasama.
4. Kalau nggak mau banyak muter-muter tanpa kepastian, rajin-rajinlah bertanya ke pusat informasi. Seperti kata pepatah: malu bertanya muter-muter sesat di jalan.
5. Informasi di internet nggak selalu yang paling akurat dan terkini, kalau nggak yakin, mending coba telpon untuk cek layanan yang dicari masih aktif atau tidak.
6. Kalau bertemu petugas yang terasa lambat kerjanya, harap dimaklumi, mereka juga pasti lelah bertemu berbagai orang sepanjang hari. Jadi ya senyum saja karena mereka juga pasti ingin pekerjaan berjalan lancar daripada menghadapi orang bermuka masam sepanjang hari.
7. Positif thinking lebih baik daripada overthinking, karena over thinking malah bikin cemas berlebihan.
8. Bersyukurlah untuk hal – hal kecil yang baik, dan lupakan saja hal-hal yang bikin ingin mengeluh atau ngedumel. Kalau ngedumel melulu malah ga bisa enjoy the trip dong.
Mungkin beberapa tahun lagi ketika membaca ini, aku akan lupa detail hal-hal yang dituliskan di sini, tapi artinya memang nggak ingin diingat secara detail makanya nggak ditulis detail.