Sebelum menuliskan tentang catatan banjir di Chiang Mai selama kami di sini, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk semua teman-teman dan keluarga yang sudah mendoakan kami selamat dari bencana banjir ini. Saat ini kami sudah aman di rumah, rumah juga sudah bersih, air sungai sudah surut dan jalanan yang kemarin terendam dan ditutup sudah mulai dibuka kembali. Semua berangsur normal kembali.
Bertahun-tahun tinggal di Chiang Mai, baru kali ini rumah kami terancam kemasukan air. Saya sebut terancam, karena airnya memang sudah sampai masuk ke halaman dan tinggal sedikit lagi sampai ke pintu rumah.
Supaya ingat, saya akan menuliskan lagi beberapa fakta tentang banjir di Chiang Mai yang baru saya perhatikan setelah mengalami kebanjiran di 2024 ini.
Moonsoon Season di Thailand
Sejak tinggal di Thailand, saya sering mendengar summer storm dan juga moonsoon season. Musim moonsoon ini terjadi karena angin muson yang membawa uap air dari Samudera Hindia ke daratan dan menyebabkan hujan deras di sebagian besar wilayah Thailand.
Biasanya memang musim hujan di utara Thailand berlangsung cukup panjang, mulai dari akhir Mei sampai Oktober. Puncak dari musim hujan ini berlangsung sekitar Agustus ke September dan juga terkadang bukan hanya hujan biasa tetapi juga ada hujan badai.
Musim hujan di Chiang Mai biasanya sangat dinantikan, terutama sejak adanya polusi yang berlangsung musiman dari awal tahun sampai akhir musim panas. Apalagi biasanya musim hujannya bukan berarti hujan terus menerus. Seringnya malah hujannya pada sore dan malam hari, jadi nggak terlalu terasa mengganggu dan bisa hemat listrik karena ga harus pasang AC sepanjang malam.
Akan tetapi menjelang akhir September, biasanya akan ada hari-hari di mana hujan berlangsung sepanjang hari. Hujan bervariasi mulai dari sangat deras, lalu mereda tapi tidak benar-benar berhenti, lalu mulai lagi. Curah hujannya juga cukup tinggi.
Kesamaan dari semua banjir yang terjadi adalah, kejadiannya selalu sekitar akhir September sampai awal Oktober. Bisa diduga, hal ini karena moonsoon season juga paling puncak ya sekitar waktu ini. Curah hujan yang cukup tinggi membuat bendungan yang ada penuh dan harus dialirkan dan salah satunya ya ke sungai ping yang melalui Chiang Mai dan beberapa kota di Thailand Utara.
Jadi banjir di Chiang Mai bukan hanya karena hujan yang terus menerus di Chiang Mai saja, tetapi juga secara umum hujan terus menerus di beberapa kota di utara Thaialnd yang mana airnya akan dialirkan ke sungai yang melalui kota Chiang Mai.
Selain itu, salah satu penyebab banjir di Chiang Mai adalah ketika hujan di pegunungan dan hutannya tidak mampu menyerap air hujan yang terlalu banyak. Hal ini biasanya lebih tidak bisa diprediksi dan bisa menjadi banjir bandang seperti yang terjadi hari Jumat 27 September 2024 di Chiang Mai.
Apa yang kami alami kemarin merupakan banjir yang sudah bisa diprediksi. Sudah ada peringatan dan pengumumannya. Ada monitoring dan laporan ketinggian air dan juga kecepatan volume air lewat. Walau sudah diprediksi dan diupayakan untuk tidak masuk ke perumahan, beberapa kali akhirnya sungainya meluap dan terjadilah banjir yang biasanya mulai dari pengumuman sampai bebersih bisa menghabiskan waktu seminggu.
Banjir 28-30 September 2011
Banjir pertama yang kami alami itu terjadi di bulan September 2011. Cerita banjir 2011 di Chiang Mai sudah pernah saya tuliskan di blog ini. Saat banjir 2024 ini saya baru tahu kalau biasanya kita bisa memantau kenaikan level air di pintu air jembatan Nawarat yang biasanya menjadi penentu banjir atau tidaknya kota ini.
Saat Banjir 2011 yang berlansung sejak 28 September – 30 September ini ketinggian air di pintu P1 Nawarat mencapai 4.94 m (angka ini saya dapatkan dari catatan para expat yang sejak dulu memperhatikan banjir di Chiang Mai). Menurut mereka, banjir 2011 ini adalah yang terburuk dalam sejarah Chiang Mai. Apalagi di tahun tersebut, hampir seluruh daerah di Thailand juga mengalami banjir, termasuk Bangkok.
Setelah banjir surut dan kota dibersihkan, saya melihat ada usaha pemerintah kota Chiang Mai untuk menambah tinggi pembatas air sungai. Selain itu juga pompa air di kolong jembatan diperbaiki. Bisa terlihat mereka belajar dari pengalaman dan berusaha mencegah terjadinya banjir.
Tahun 2011 kami masih tinggal di lantai tinggi di sebuah condo. Walaupun lokasinya dipinggir sungai, tetapi bangunannya cukup tinggi dari jalan dan dari sungai. Mobil yang parkir di bagian bawah juga aman-aman saja. Kami bahkan berbelanja dengan mudah ke mini market di sisi depan condo.
Banjir 3 Oktober 2022
Setelah sekain lama berlalu, kami juga tidak tinggal di condo lagi tetapi di komplek rumah dekat Sungai Ping. Kami sempat lupa dengan ancaman banjir dan tiba-tiba di awal Oktober 2022, dengan penyebab yang sama dengan tahun 2011, Sungai Ping meluap lagi.
Di tahun 2022, kami melihat dari dekat bagaimana upaya pemerintah kota untuk menahan air sungai supaya tidak masuk ke komplek perumahan kami dan memastikan lalu lintas bisa tetap berjalan walaupun menutup sebagian jalan menggunakan karung pasir.
Tahun 2022, ketinggian air di P1 Nawarat tidak lebih tinggi dari ketika banjir di tahun 2011. Air sempat masuk ke bagian depan komplek, tetapi halaman kami pastinya cukup kering.
Beberapa komplek perumahan lumayan terendam di tahun 2022, tetapi tidak di daerah kami. Seperti halnya dengan banjir di tahun 2011, butuh sekitar 2 hari sampai semua jalanan kering.
Banjir 24-27 September 2024
Bagian ini banjir yang baru berlalu. Kami sudah bertahun-tahun tinggal di rumah ini, dan kalau di tahun 2022, air tidak sampai ke halaman kami, di tahun 2024 ini air menggenangi seluruh halaman kami dan nyaris masuk ke rumah.
Sejak tanggal 24 September sudah ada peringatan untuk zona yang akan terkena banjir. Perasaan mulai dari merasa tenang karena air tidak masuk di tahun 2022, sampai akhirnya mulai panik ketika air tinggal beberapa senti meter masuk ke rumah di tanggal 26 September.
Kalau menurut data yang kami ikuti selama beberapa hari terakhir, puncak banjir itu terjadi sekitar pukul 2.30 dini hari, di tanggal 26 September, dengan ketinggian air di P1 Nawarat sekitar 4.95 M. Sebelumnya sempat diperkirakan kalau air bisa mencapai ketinggian 5.1 M kalau air dari bendungan sebelumnya tidak kuat menampung air hujan yang datang.
Terlihat bagaimana usaha para petugas mempertinggi bendungan memperlebar sungai dan memompa air kembali ke sungai supaya tidak masuk ke perumahan. Sayangnya air masuk dari kanal di belakang komplek, dan rumah kami pun terkepung air.
Sungguh bersyukur air dari bendungan tidak jadi dialirkan ke Chiang Mai. Kalau saja ketinggian mencapai 5.1 M sesuai perkiraan, sudah hampir pasti air akan masuk ke rumah yang kami tempati.
Moonsoon season belum berakhir
Menurut pengumuman dari badan meteorologi Thailand, musim moonsoon ini belum berakbir. Diperkirakan masih akan ada hujan deras di antara tanggal 29 September – 2 Oktober. Akan tetapi, kabarnya sih tidak usah khawatir banjir berulang, karena saat ini (setidaknya saat saya menuliskan tulisan ini), ketinggian air di P1 Nawarat itu sudah turun menjadi 3.33 meter. Sudah cukup jauh di bawah titik aman.
Mudah-mudahan saja ya hujan tidak terulang lagi. Saat ini saya lihat masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membersihkan bekas lumpur dan juga ada banyak sampah di berbagai tempat karena banyak barang yang kerendam air dan harus dibuang.
Banyak pelajaran yang didapatkan menghadapi banjir ini. Semoga saja pemerintah Thailand juga menemukan cara bagaimana menghindari terjadinya banjir di musim moonsoon.