Gw udah pernah nulis tentang polling via sms yang menurut gw agak aneh dengan bolehnya 1 orang mengirimkan pilihan beberapa kali. Gw udah tau kalo untuk acara seperti AFI atau Indonesian Idol cara itu sah2 aja, karena semakin banyak kita mengirimkan jawaban semakin besar kemungkinan kita memenangkan undian (setiap jawaban yang masuk mendapat nomor undian). Yang gw pengen komentarin sekarang adalah adanya polling capres dan cawapres via sms yang banyak belakangan ini, sampe2 koran Kompas buat karikatur Akademi Fresien Indonesia (sistem pemilihannya pake polling juga sih :p). Gw cuma pengen tau , apakah sistem polling untuk presiden itu sama aja dengan sistem polling AFI? kalo misalnya sama aja, berarti polling2 itu ga lebih dari ajang kampanye, mempengaruhi rakyat untuk memilih karena bisa saja masyarakat mikir oh..si X banyak pendukung ya udah pilih si X saja. Lanjutkan membaca “Polling Presiden via SMS, Fatwa Perempuan, oh politik…”
Penulis: Risna
Catatan dari sebuah Pesta (adat) Batak
Update 9 Juni 2007: Tolong baca baik-baik sebelum berkomentar (misalnya: Tidak ada pernyataan bahwa Adat batak itu jelek, tidak ada pernyataan bahwa Saya malu jadi orang batak, posting ini hanya mempertanyakan hal-hal tertentu dalam adat Batak), baca juga respon saya dan Joe terhadap komentar yang lain. Banyak orang yang berkomentar, TANPA MEMBACA DENGAN BENAR dan menuduh sembarangan. Saya sudah menikah dengan orang Jawa, menggunakan Adat batak lengkap di Medan tanpa harus memberikan marga kepada suami saya tersebut.
Dari sejak gw punya kesadaran akan sebuah pola, gw menyadari bahwa setiap kali musim liburan sekolah nyokap dan bokap gw setiap hari sabtu pergi makan siang (kadang-kadang dari pagi malah) keluar dengan pakaian bagus, membawa ulos dan pulang ke rumah agak sore dan biasanya membawa daging. Terus kadang2 sebelum hari sabtu mereka juga pas jumat sore mereka pergi juga dan pulangnya bisa malam banget. Lanjutkan membaca “Catatan dari sebuah Pesta (adat) Batak”
Anti Sosial
Sebenernya gw ga tau apa artinya anti sosial yang sebenernya, tapi sepertinya gw merasa gw lagi anti sosial, lagi kurang begitu bisa bersosialisasi dengan baik dan enggan berkumpul2 dengan banyak orang yang belum dikenal. Gw juga rasanya bingung bagaiamana membuat semua orang senang termasuk diri sendiri, kok rasanya susah aja membuat orang lain senang dan diri sendiri tetep senang, kok rasanya untuk membuat orang lain senang gw kudu berkorban perasaan dan pura2 senang walaupun gw lagi ga senang. Tulisan ini adalah contoh tulisan gw yg lagi anti sosial dan susah menutupi keadaan bahwa gw lagi ga senang dan susah membuat orang lain senang.
More : Tentang Kartu As
Sebelum menuliskan komentar tentang kartu As dari telkomsel, ada yang merhatiin ga kalo iklan matrix yang 9 keberuntungan di 2 pilihan itu kan makenya kartu remi juga dan yang paling depan gambarnya As juga dong, dan yang ditulis di As matrix adalah Free Abonemen (hihihi…ini sih barusan di kasih tau ama Joe, sebelumnya gw ga merhatiin :P)
Ada beberapa komentar orang setiap kali gw bilang : Eh elu ga cobain kartu As? at least untuk temporary, mumpung gratis nih?, jawaban itu antara lain : Lanjutkan membaca “More : Tentang Kartu As”
Kartu As dari Telkomsel (duh jadi marketing lagi deh)
Akhirnya…setelah Telkomsel di pandang sebelah mata karena free roaming boong2annya yang hanya bisa sesama Telkomsel doang, Telkomsel terpaksa mengeluarkan kartu As nya untuk memenangkan hati pelanggan yang selama ini ngedumel kemahalan roaming 😛 hehehe…sekarang ada kartu yang bener2 free roaming, jangkauan luas, gratis sms buat sesama kartu As sampe 31 Juli 2004 :D. Lanjutkan membaca “Kartu As dari Telkomsel (duh jadi marketing lagi deh)”
Hujan…
Beberapa hari ini bandung hujan mulu, kemaren gw udah kena kehujanan 🙁 Sebelnya karena tiap sore hujan, rencana berenang dari kemaren2 ga jadi mulu deh 🙁 higs higs… Kalo dah hujan gini paling enak yah tidurrrrrrr….. (lagi ga ada ide nulis apaan :P)
Just a thought
Gw ingin mencuplik sedikit cerita yang gw baca hari ini yang terkait dengan beberapa hal yang terpikir oleh gw belakangan ini, cerita ini hanya bagian dari pemikiran gw yang agak tidak terstruktur 😀
Seorang guru Sekolah Minggu mengajukan serangkaian pertanyaan kepada beberapa anak usia 5 tahun untuk membantu mereka memahami bahwa memercayai Yesus adalah satu-satunya jalan ke surga. Ia bertanya, “Jika Kakak menjual semua harta Kakak dan memberikan uang hasil penjualannya pada gereja, apakah Kakak dapat masuk surga?” “Tidak,” jawab mereka. “Bagaimana jika Kakak menjaga kebersihan di dalam dan sekeliling gereja?” Seorang yang lain menjawab, “Tidak.” “Jika Kakak mengasihi keluarga Kakak, berbaik hati pada hewan, dan memberi permen kepada setiap anak yang Kakak jumpai, akankah Kakak masuk surga?” “Tidak!” tegas seorang anak. Lalu sang guru Sekolah Minggu itu bertanya, “Bagaimana caranya agar Kakak masuk surga?” Seorang anak lelaki berseru, “Kakak harus mati dulu!”
Mungkin agak jauh dari apa yang diharapkan oleh sang guru sekolah minggu tentang jawaban dari murid2nya, tapi kalo di pikirkan lebih dalam jawaban dari murid sekolah minggunya itu benar. Lanjutkan membaca “Just a thought”