Update 9 Juni 2007: Tolong baca baik-baik sebelum berkomentar (misalnya: Tidak ada pernyataan bahwa Adat batak itu jelek, tidak ada pernyataan bahwa Saya malu jadi orang batak, posting ini hanya mempertanyakan hal-hal tertentu dalam adat Batak), baca juga respon saya dan Joe terhadap komentar yang lain. Banyak orang yang berkomentar, TANPA MEMBACA DENGAN BENAR dan menuduh sembarangan. Saya sudah menikah dengan orang Jawa, menggunakan Adat batak lengkap di Medan tanpa harus memberikan marga kepada suami saya tersebut.
Dari sejak gw punya kesadaran akan sebuah pola, gw menyadari bahwa setiap kali musim liburan sekolah nyokap dan bokap gw setiap hari sabtu pergi makan siang (kadang-kadang dari pagi malah) keluar dengan pakaian bagus, membawa ulos dan pulang ke rumah agak sore dan biasanya membawa daging. Terus kadang2 sebelum hari sabtu mereka juga pas jumat sore mereka pergi juga dan pulangnya bisa malam banget. Lanjutkan membaca “Catatan dari sebuah Pesta (adat) Batak”