Sudah sekian lama mengetahui cerita orang-orang mengenai orang yang batuk berlebihan di angkot, mengenai orang yang naik angkot bergerombol (pria semua), mengenai orang yang bawa tas besar tapi tidak berisi di angkot. Sudah beberapa kali mengetahui bahwa orang-orang banyak yang kehilangan handphone, dompet atau barang berharga dari dalam tas ketika seangkot dengan orang-orang yang batuk, bawa tas gede atau bergerombol itu. Dan kemarin siang, saya menyaksikan sendiri kegiatan usaha pencopetan itu.
Ceritanya bermula ketika 4 orang pria naik ke angkot yang saya naiki bersama Joe.Sebelum mereka naik, hanya ada 1 orang wanita dan 1 orang pria yang tidak saling mengenal yang menjadi penumpang selain kami berdua. Sang wanita duduk di dekat pintu (entah kenapa orang-orang di angkot suka sekali duduk dekat pintu). Ketika 4 orang itu naik, mereka membagi pengaturan duduk menjadi 2 di sisi pintu, dan 2 di sisi supir (kami berdua duduk di sisi supir bagian paling dalam). Saya merasa tidak nyaman ketika pria yang duduk di depan saya duduknya agak maju. Entah ya, mungkin dia sedang mencheck apakah bisa mencopet dari tas saya kali ya.
Untuk memudahkan cerita, saya akan menomori 4 pria yang naik itu. Pria 1 adalah pria yang akan batuk-batuk, dia duduk persis di sebelah cewe yang duduk dekat pintu. Lalu pria 2 adalah pria yang duduk di depan saya. Pria 3 adalah pria yang bawa tas besar yang duduk disebelah Joe. Lalu Pria 4 adalah pria yang bawa tas besar juga di depan cewe yang akan jadi korban. Beberapa menit setelah 4 pria itu naik, pria 1 batuk-batuk dengan noraknya dan terus terang agak menjijikkan. Jalanan agak macet, tapi angkot tetap berjalan (ga berhenti total). Cewe yang disebelah cowo batuk itu merasa jijik dan berusaha menghindar. Kesannya, pria 1 itu sedang berusaha menggeser cewe itu supaya dia bisa batuk ngadep keluar pintu. Akhirnya, entah siapa yang narik cewe itu disuruh pindah ke sisi supir. Keanehan terjadi karena cowo yang tadinya di depan cewe itu (pria 4) malah dengan bodohnya pindah ke sebelah cowo batuk. Jelas-jelas dia jadinya menghalangi cowo yang batuk itu. Lalu..karena pria 1 tetep masi terbatuk-batuk, terjadi peristiwa dorong-dorongan. Pria 4 berdiri di tengah angkot antara pria 1 dan wanita calon korban. Pria 3 bertugas menutup2in dengan tas, supaya penumpang lain tidak bisa melihat tangan yang beraksi. Tapi walau gue duduk nyumput di belakang Joe, dengan mendekap tas erat (demikian juga Joe mendekap kantong mencegah tangan2 beraksi,) gue bisa melihat tangan pria 4 berusaha masuk ke tas calon korban. Pria 3 juga berusaha mencari2 di kantong belakang tuh cewe. Ck Ck Ck
Akhirya, setelah 2 menit berlalu, si pria 1 turun. Cewe yang jadi korban langsung memeriksa isi tasnya. Lalu 200 meter kemudian turun juga. Setelah cewe korban turun, cowo 3 dan 4 rada mepet ke kami. Saya langsung bilang : “mas tolong digeser dong, sempit nih”. Nah setelah mereka nyadar kalau ga punya target lain lagi, tiga pria yang tersisa pun turun. Kesimpulan yang saya lihat mereka gagal dalam misi kali ini. Mungkin mereka masih amatir dan masih perlu lebih banyak latihan.
Pertanyaan di benak saya adalah: kalau saya lain kali mengalami kejadian serupa (sebagai penonton), apa yang sbaiknya saya lakukan? Atau…kalau saya yang jadi korban, apa yang akan dilakukan. Sepertinya lebih baik mengisyaratkan supir untuk berhenti, dan mempersilakan bapak yang batuk2 untuk turun hehehehe…
Angkot jurusan apa yah?
Belon pernah ngalamin (dan moga2 ga bakal pernah), jadi nggak tau juga harus digimanain. Mungkin kalo punya saputangan bisa dengan sopan meminta bapak yang batuk2 untuk nutupin mulutnya pake saputangan?
Kemaren itu naik angkot dago-kalapa (ceritanya mau ke BIP). Pada dasarnya orang-orang itu ada di setiap angkot, dan konon kabarnya supir juga udah tau niat mereka pas naik. Entahlah apakah ada kerjasama dengan supir atau tidak. Sepupu saya duluuu pernah memberikan tissue kepada bapak yang batuk-batuk itu, tapi justru disitu kesalahannya, ketika membuka tissue, kantongan yang berisi handphonenya jadi terbuka, dan rekan2 dari bapak yang batuk itu beraksi mengambil handphonenya. Jadi ya..mungkin lebih aman minta supir untuk berhenti kali ya (dan sebelum gerombolan itu turun yakinkan bahwa barang2 kita terjaga dengan baik).
Kalo pengalaman saya…
Dulu duduk samping pintu. Ada copet di sebelah kanan. Dempet-dempetin gitu. Abis dia keluar, ibu depan saya bilang kalo itu copet. Pas ngecek, eh kantong kanan jaket udah kebuka. Untung dompet di celana dan keteken sama kursi, dan HP ada di kantong kanan jaket. 😛 😛
Hokinya…..
kalo naik angkot yg kebetulan hari lagi panas terik, yg teringat
olehku adalah videoklip /rif dulu. ada penumpang angkot kepanasan
sedang disampingnya melintas mobil2 meawah. sejuk di dalamnya euy…
apalagi kalo soundsystemnya ok. bisa ajep-ajep dah…
Aku sudah beberapa kali mengalami hal semacam ini, banyak skenario-nya. Yang jelas, pencopet akan “touch” you :D. Be carefull, solusi paling aman, segera turun dari angkot itu karena sudah tidak kondusif.Ingat juga:
1. jangan berpikir teriak copet karena kamu tidak bisa menuduh orang tanpa barang bukti, dan copet itu tidak pernah bekerja sendirian kecuali copet bego, sehingga barang bukti akan berpindah tangan dengan cepat ke teman2nya.
2. kalau udah terjebak, musti berani melawan, pernah sekali di jkt, ketika ngerasa mau dicopet tantangin aja sekalian copetnya, pegangin aja tangannya, tapi emang sih susah karena harus pada posisi tahu sama tahu dan dimana dia terbukti mau nyopet (tangan mau/sedang masuk kantong/tas kita), hehehehe….kalau kalah melawan
ya buruan lari/minta tolong 😀
3. Jangan menaruh barang yang menarik minat pecopet, misal hp di kantong, dompet di belakang
4. the most important, selalu berdoa, Tuhan tidak tidur kok 😀
Gw juga pas mau naik KRL di Jakarta, pas mau ke bogor, hampir aja, pas desak-deskan masuk kereta, gue lupa klo hp gw di kantong celana sebelah kanan, eh taunya pas mau ngambil tu hp, terasa ada tangan lain yg udah masuk, lgsung aja gw pukul tuh tangan, dan hp gw aman deh, lagi hoki…:lol:
ini tentang gue dulu semenjak gue pulang dari sekolah ada supir angkot yg berani melawan penumpang ada penumpang mau turun minta cepet-cepet .orang nya tuh kaya buru-buru banget kaya ngga sabaran kalo gue ketemu ama supir angkot gue hajar supaya dia sadar kalo penumpang itu raja dan ratu dan ngga boleh dilawan