Kritik Bahasa Pemrograman Nusa

Setelah sekian lama tidak mendengar soal Bahasa Batak, ternyata namanya sudah berganti menjadi Bahasa Nusa. Ternyata bahasa ini masih mirip/sama dengan bahasa Batak, dan saya punya banyak kritik untuk bahasa tersebut. Kritiknya sudah saya coba sampaikan langsung ke Pak Bernaridho Hutabarat melalui email, tapi responsnya sangat negatif. Padahal dia sendiri menulis di berbagai media agar kita tidak menerima apa yang disodorkan pada kita, tapi kita harus kritis. Nah saya sudah merangkum kritik-kritik saya dalam sebuah tulisan. Ini kritik teknis, bukan sekedar menjelek-jelekkan. Saya sudah berusaha membaca semua dokumen yang dipublish mengenai Nusa dengan teliti, dan setahu saya sampai saat ini belum ada yang melakukan kritik secara teknis.

Anda bisa membaca tulisan mengenai kritik Bahasa Nusa di:

http://tinyhack.com/kritiknusa.html

Merdeka!!!

14 thoughts on “Kritik Bahasa Pemrograman Nusa”

  1. Wo akhirnya dibikin blog entry 🙂 . Maaf mas gara-gara saya malah sampeyan dituduh yang tidak-tidak oleh si empunya Nusa 😀 . Saya gregetan saja, membaca entry websitenya yang membanding-bandingkan Nusa dengan bahasa C tentang masalah modularitas, dan belum lagi masalah Hello World dengan C# itu, hilarious 😀 . Makanya saya kasih contoh yang menurut saya sudah mengimplementasikan konsep modularitas yang dia agung-agungkan, seperti ActionScript, dan harusnya saya kasih Java saja ya 🙂 atau mungkin yang sama jadulnya Pascal :p . Sangat aneh tahun 2008 masih berkutat dengan konsep bahasa 80/90-an. Yang masalah C# ya sudahlah, saya no comment, speechless. Buat saya, seorang yang ngaku language designer tapi cuman bisa liat sebuah bahasa sekilas dari wikipedia, dan langsung bilang DISGUSTING hanya karena tambahan 1-2 keyword dan tidak bisa meresapi lebih dalam konsep dan alasan kenapa adanya keyword tersebut adalah lelucon besar. Mohon maaf kalo ini memicu flame :p , silahkan dihapus kalo suatu saat empu-nya Nusa menggunakan comment ini untuk flaming 😀 .

  2. Almost forgot, saya tunggu tutorialnya loh mas 😀 . Sudah tertarik dengan LLVM bbrp bulan lalu, Tapi masih sekedar skimming dan liat-liat (terutama clang-nya).

  3. Halo BauKencur,

    Gpp kok. Semua dah berlalu.

    Sabar ya tutorialnya dah dimulai, tapi terganggu nonton Dexter, dan ngoprek kernel Linux lagi.

  4. Orang yang ga mau di kritik itu ga akan maju-maju.
    Terus berkarya mas Joe..salut saya

  5. Sip Joe! Akhirnya ada satu artikel yang bener-bener membahas teknis (at least berusaha, hehe), biar imbang antara klaim yang selangit itu dengan realita teknis. Dari dulu diperlukan pembahasan seperti ini, dan untungnya kamu mau ngerjain ini dengan sebegitu detilnya.

    Kalo si empunyanya pengen bahasanya maju sih harusnya dia mengakomodasi poin-poin itu, dan berhenti mencap orang lain sebagai either bodoh atau pembohong.

    Gue sendiri sih dari dulu not bothered ama ini, mending ngerjain yang laen dech (nonton tv misalnya).. 😀

  6. Setelah membaca dari sebuah majalah, saya sangat gembira mengetahui adanya Bahasa Program buatan Indonesia. Nusa, namanya keren sekali.

    Tapi agak mengecewakan setelah saya kunjungi situsnya. Mereka agak sukuisme. Kurasa sebaiknya satu nusa satu bangsa gituan (maksudku tidak mencondongkan ke suku tertentu).

    Semulanya tertarik untuk join ke pengembangan Nusa, tapi setelah diteliti mereka tidak terbuka.

    Walau sekarang saya berprofesi di computer graphics, tetapi karena hobi saya menguasai Pascal/Delphi/Lazarus, Basic/VB/VBA, Access dan saya juga pernah berkecipung penuh di bidang itu selama beberapa tahun.

    Saya banyak bergabung dalam komunitas open source: Lazarus, Blender, Inkscape, LuxRender, dsb. Dibandingkan dengan Nusa mereka jauh lebih terbuka dan sopan.

    Sedikit saran untuk pengembang Nusa:
    Bersikaplah lebih sopan dan terbuka. Belajarlah dengan komunitas open source. Mereka bisa sukses karena keterbukaan dan sikap rendah diri bukan karena kepintaran semata-mata.

    Semoga sedikit saran ini bisa membangun.

  7. Sepakat dengan bung Handoko (sepertinya saya pernah ‘ketemu’ di milis Delphindo). Saya juga baru dengar Nusa dari majalah, dan ketika ingin mencoba tidak tahu harus mencari di mana. Yang ada malah arogansi sepihak dari pembuatnya. Bila kritik teknis di atas benar adanya, cukup memalukan. Fasilitas yang vital seperti rekursif tidak ada. Lha banyak algoritma butuh fasilitas itu, misalnya sorting seperti quicksort.

    Lebih baik pembuatnya join saja dengan proyek compiler yang sudah mapan, misalnya FreePascal. Lupakan nasionalisme sempit, ini 2009 bung, Web 2.0, cloud computing, Facebook, Street Racing, Mafia War, dst. Jangan mimpi berharap membuat software semudah memasak nasi. Ini analogi yang aneh sekali.

  8. Waktu itu saya juga tertarik bwt ikut dalam pengembangan Nusa, tp sy ga tau mesti k mna bwt download-nya. Website “resminya” aja kayak blog ga niat gitu -_-
    Awalnya, waktu baca artikel Bang Bernaridho, saya kagum ma beliau. Tapi begitu liat artikel2 seputar Nusa dan perangai beliau dlm membalas kritik terhadap karyanya itu, sy jd ill feel. Pdhal sy kagum dgn keberanian beliau dalam mendobrak tradisionalitas programming dgn kata2’y yg tanpa tedeng aling2 T_T

  9. Pahlawan besar dikenal dari jasa bukan dari kritikan. Pada dasar nya semua orang terbuka atas kritikan dan masukan tapi tidak semua kritikan jadi keputusan sebab acap kali si pengkritik punya kepentingan. If you can make it, just do it bro.

    1. Jasa saya membuat aplikasi2 gratis dan buku gratis untuk semua orang, bukan asal ngomong atau punya kepentingan khusus.

      Anda sendiri kepentingannya apa ya ngomong begini?

  10. wah….saya tak sengaja mampir di blog bpk.
    dan saya juga tak mengerti dengan dunia pemograman.

    cuman sempat baca-baca sedikit dari kritikan bpk.
    Saya hanya mau katakan.
    Selamat atas keberanian bapak.

    Seharusnya perancang bahasa Nusa berterimah kasih sama bpak yang pastinya susah payah kan mencari kelemahan bahasa Nusa. Dan saya yakin bpk mengkritik juga bukan asal kritik.

    Saya kecewa dengan tanggapan perancang Bahasa Nusa. Padahal demi kebaikan juga tuh.

    Ehmp..terakhir.
    ternyata pintar itu memang tak cukup.
    Butuh pengendalian emosi juga y….:D

    Semoga sukses selalu pak.

  11. saya jg g suka gaya tulisannx Bernaridho Hutabarat ini, tulisan beliau sangat pedas sekali, sampe2 mahasiswa saya juga mengikuti tulisan beliau yg negative bagi IT. mahasiswa saya pun berpikirin negative gara2 beliau ini. org pintar tp otaknx kecil

Tinggalkan Balasan ke BauKencurBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.