Lanjutan cerita kemarin, hari ini mau cerita khusus tentang agenda utama ke Bangkok.
Sebelumnya mungkin banyak yang bertanya-tanya apakah kami ke Bangkok karena mau liburan, jalan-jalan atau rencana pulang ke Indonesia. Jawabannya semua salah.
Kami ke Bangkok karena terpaksa, urgent, penting banget dan bahkan kami ga sekalian liburan atau jalan-jalan. Bulan September 2020 ijin tinggal (visa) kami di Thailand sudah harus diurus lagi. Biasanya ijin tinggal ini bisa diurus sekitar 3 bulan sebelum kadaluarsa.
Salah satu hal lain yang perlu diperhatikan, visa kami itu berlaku 2 tahun atau sampai dengan tanggal berlaku paspor. Nah, paspor kami semua sudah akan duluan kadaluarsa sebelum September 2021, paspor Joe kadaluarsa sebelum September 2022. Jadi misi ke Bangkok mengganti paspor kami ber-4.
Mumpung Thailand masih belum buka perbatasan internasional dan tidak ada kasus transmisi lokal selama sebulan lebih, makanya kami putuskan segera urus paspor sekarang. Salah satu alasan kenapa kami malas sekalian liburan di Bangkok adalah, karena walaupun sudah merasa aman, tetap saja kami harus pakai masker ketika di tempat umum. Jadi ya sudahlah, liburan di kamar hotel saja ya.
Kami sudah menghubungi KBRI Bangkok terlebih dahulu untuk membuat janji pembuatan paspor ini, sekaligus memastikan persyaratannya. Untuk dewasa syaratnya tentunya fotokopi paspor lama, fotokopi KTP (kalau ada), fotokopi ijin kerja untuk yang bekerja di Thailand dan untuk anak-anak diminta fotokopi akte lahir selain paspor yang lama. Biaya pembuatan paspor 35 USD, pembayaran dilakukan dalam mata uang USD.
Karena prinsipnya daripada dokumen kurang lebih baik lebih siap sedia, saya membawa fotokopi akte lahir dan fotokopi surat kawin juga (karena yang bekerja di sini itu bukan saya). Dan karena semua paspor kami umurnya masih lebih dari 6 bulan sebelum kadaluarsa, kami membawa surat keterangan dari kantor Joe yang menjelaskan alasan kenapa kami perlu untuk mengganti paspor sekarang.
Kemarin ketika mengisi dokumen untuk pembuatan paspor baru, ternyata punya Joe belum bisa diproses sistem. Syarat untuk pembuatan paspor itu biasanya paling cepat 6 bulan sebelum kadaluarsa. Untuk kasus khusus seperti kebutuhan pembuatan visa, maka bisa lebih dari 6 bulan tapi maksimal 1 tahun. Jadi kesimpulannya paspor Joe belum bisa dibikin sekarang. Pertanyaannya gimana ntar jadinya visanya? entahlah, itu tergantung kemurahan hati pemerintah Thailand saja.
Ceritanya karena kami datang sudah jam sebelas lewat, buru-buru isi form, foto dan sidik jari. Yang selalu jadi kesulitan buat saya ketika mengisi adalah bagian tempat lahir orang tua dan tahun lahir orang tua, apalagi menuliskan lagi nama.papa saya yang sudah meninggal 11 tahun lalu. Dalam hati selalu bertanya tanya, gimana dengan anak yang tidak pernah kenal ortunya ya, apa isi formulirnya?
Pengambilan foto dan sidik jari untuk saya dan Jonathan tidak ada masalah. Nah giliran Joshua, mulai dari susahnya mengambil foto nya sampai susahnya mengambil sidik jarinya. Kesusahan berlipat karena tiba-tiba sistem error dan prosesnya harus diulang mulai dari pengambilan foto.
Karena sudah jam 12 siang lewat dan Joshua makin susah diajak kerjasama, akhirnya kami putuskan makan dulu saja deh di kantin KBRI. Salah satu kegiatan favorit setiap mengunjungi KBRI ya ke kantinnya, biasanya ada banyak anak sekolah lagi makan siang juga, tapi kemarin itu kami ketemu banyak bapak dan ibu petugas KBRI Bangkok yang beberapa wajahnya sudah dikenali karena mereka pernah datang ke Chiang Mai.
Setelah selesai makan, kami kembali lagi untuk pengambilan foto dan sidik jari Joshua. Setelah entah percobaan ke berapa kali, akhirnya berhasil juga. Joshua juga lebih mau bekerja sama untuk pengambilan foto dan sidik jari. Sepertinya tadi dia memang lapar makanya jadi tambah sulit, hehehe.
Selesai urusan KBRI, kami jalan ke hotel dan istirahat. Kami sengaja memilih hotel yang lokasinya dekat dari KBRI Bangkok, karena memang rencananya kami menginap satu malam saja menunggu paspor selesai keesokan harinya.
Hari Selasa, tanggal 30 Juni 2020, jam 11 siang kami check out dan ke KBRI untuk mengambil paspor. Tapi karena ternyata sedang ada upacara hari Bayangkhara, masih ada surat yang belum selesai (paspornya sih sudah selesai). Kami diminta untuk datang lagi jam 2 siang untuk mengambilnya, atau kalau tidak bisa menunggu bisa juga suratnya dikirim via pos. Tapi karena pesawat kami masih agak sore hari, kami memilih kembali lagi jam 2 siang, supaya urusan beres sekalian.
Urusan paspor beres sudah. Misi ke Bangkok tercapai walau cuma 3 paspor dari 4 yang direncanakan. Mudah-mudahan tahun depan kalau ke Bangkok untuk urus paspor Joe, bisa lebih santai dan sekalian liburan.
Cerita perjalanan pulang yang ternyata berbeda dengan pengalaman perjalanan ketika datang akan dituliskan terpisah ya.