Tidak Pernah Terlalu Tua Untuk Belajar

Pernahkan pembaca merasa terlalu tua untuk mulai belajar sesuatu? Terkadang, alasan terlalu tua itu sebenarnya bukan berarti kita benar-benar sudah terlalu tua, tapi hanya alasan untuk menutupi keenganan kita untuk bergerak dari zona nyaman untuk mempelajari hal baru. Kemungkinan lain karena kita tidak merasa butuh, sehingga kita malas memaksakan diri untuk mempelajari hal baru tersebut.

Saya ingat, masa awal saya meminta mama saya memakai telepon genggam, mama saya menolak dengan berbagai alasan. Mulai dari alasan tidak bisa melihat layar dengan nyaman, terlalu kecil keypadnya untuk mengetik pesan atau memencet nomor, atau alasan mahal beli pulsanya, lebih baik pakai telepon rumah saja.

Lalu, ketika telepon genggam dengan SMS mulai tergeser oleh blackberry yang bisa kirim pesan dengan keyboard qwerty, saya memaksa mama saya belajar menggunakan BBM (blackberry messenger). Ketika mama saya datang membantu saya melahirkan, mama saya tinggal di rumah kami selama hampir 2 bulan. Kesempatan itulah saya gunakan untuk mengajari mama saya mengirimkan pesan dari BBM.

Bebeberapa tahun terakhir, BBM juga mulai ditinggalkan. Untungnya, pada masa itu mama saya sudah berhasil saya ajarkan untuk beralih ke ponsel pintar dengan sistem operasi Android dan menggunakan layar sentuh.

Setiap kali berganti ponsel, mama saya selalu merasa tidak yakin bisa mempelajarinya dan merasa sudah cukup. Tapi, akhirnya karena semua orang pindah ke platform messenger lain, mama saya juga akhirnya ikut berpindah dan meninggalkan BBM.

Sekarang ini, mama saya berusia 73 tahun, dan dia bisa menggunakan ponsel pintar android dan bahkan bisa telepon video lewat WhatsApp dan bahkan bisa punya akun Facebook walau jarang memperbarui foto atau status.

Dia sering bercerita kalau teman-temannya yang sudah lanjut usia, banyak yang tidak bisa menggunakan ponsel pintar dengan alasan sudah tua dan terlalu sulit mempelajarinya. Mama saya bersyukur kalau dulu agak dipaksa belajar dan sekarang jadi bisa memanfaatkan teknologi telekomunikasi.

Sebenarnya, dari awal memang saya yang butuh mama saya bisa memakai ponsel pintar. Kalau mama saya tidak bisa memakai ponsel pintar, artinya saya harus menelpon ke telpon rumah, dan karena kami merantau di Thailand, biaya teleponnya tentu saja maha. Mengirimkan SMS juga biayanya lumayan berkali lipat, jadi setelah saya meyakinkan mama saya kalau dengan belajar teknologi baru bisa menghemat banyak biaya komunikasi, mama saya menyerah dan mau belajar juga.

Mama saya sering bilang kalau dia merasa terlalu cepat lahir, jadinya banyak kemajuan teknologi saat ini agak sulit diikuti. Menurut mama saya, orang muda lebih cepat belajar daripada orang yang sudah lanjut usia seperti dia. Saya akan bilang: mungkin lebih sulit, tapi bukan berarti tidak bisa. Buktinya mama saya akhirnya bisa menggunakan berbagai teknologi tersebut.

Sebenarnya, saya juga terkadang sudah malas belajar hal-hal lain di media sosial selain blog. Tapi belakangan ini, saya akhirnya terpacu belajar lagi setelah menemukan teman-teman DrakorClass. Saya belajar serba-serbi mengelola WordPress, belajar mulai menggunakan instagram, twitter, mengelola YouTube, dan yang terbaru adalah: drakorclass bikin podcast juga.

Kesimpulan saya saat ini: tidak ada kata terlalu tua untuk belajar. Selama kita mau belajar dan mencari tahu, dan berada dalam komunitas yang punya semangat belajar yang sama, pasti ada saja ilmu-ilmu baru yang bisa kita dapatkan. Adanya keingintahuan, dan adanya orang yang bisa ditanya untuk belajar bersama cukup mempengaruhi semangat belajar hal baru.

Saya tidak bilang kalau kita pasti bisa melakukan semua hal. Tentunya, masing-masing orang punya minat, bakat dan talenta yang berbeda. Tapi, ada hal-hal yang perlu memaksakan diri untuk dipelajari untuk mempermudah hidup atau menambah skill. Contohnya ya menggunakan ponsel pintar dan memanfaatkan teknologi yang ada untuk mempermudah komunikasi dengan keluarga yang jauh dari kita saat ini merupakan hal yang perlu dipelajari dan sedikit dipaksa.

Sejak masa pandemi dan karena banyak di rumah saja ini sebenarnya memberikan banyak kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru. Baik itu belajar mengikuti kursus online, atau sekedar belajar menjadi konten kreator di internet.

Saya merasa dengan adanya internet dan banyaknya orang berbagi informasi mengenai cara melakukan sesuatu, kalau ada hal yang kita tidak tahu, kita bisa dengan mudah mencari tahu jawabnya dengan mencoba mencarinya di mesin pencarian. Seperti ketika saya tidak tahu bagaimana cara menggabungkan file video, atau bagaimana cara memotong file video. Saya memasukkan pertanyaan dan hampir selalu menemukan jawabannya.

Jadi, kalau ada yang ingin dipelajari, segeralah belajar dan jangan pakai alasan terlalu tua untuk mulai belajar. Bagaimana dengan pembaca, di masa pandemi ini, sudah belajar apa saja?

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.