Beberapa hari ini, saya memperhatikan Doi Suthep mulai terlihat tertutup kabut. Langit juga sudah tidak terlihat sebiru biasanya. Chiang Mai yang kabarnya sudah memasuki musim dingin, tapi nyatanya mataharinya masih sangat menyengat dan cukup panas di siang hari. Udara pagi hari dan malam hari sudah mulai terasa sejuk. Tapi, di siang hari, walaupun udaranya tidak sepanas di musim panas yang mencapai 40 derajat, tapi uv index mataharinya lumayan terasa menyengat dan bikin sakit kepala.
Musim dingin di Chiang Mai tidak sama dengan di Indonesia yang dikarenakan hujan. Musim dingin di utara Thailand itu justru musim kering. Angin dingin berhembus tapi membawa debu karena biasanya tidak ada hujan dalam beberapa bulan ke depan. Kulit juga mulai terasa kering dan butuh perawatan khusus.
Awalnya saya pikir, kabut yang menutupi Doi Suthep itu karena di daerah gunung ada kabut biasa saja. Tapi saya jadi bertanya-tanya, jangan-jangan polusi datang lebih awal lagi tahun ini. Saya ingat, musim polusi sebelumnya hadir di akhir bulan Desember 2019 dan bertahan sampai April 2020. Sepertinya di tahun 2020 ini polusi datang lebih awal lagi karena sekarang masih pertengahan November.
Tadi pagi, karena penasaran saya buka aplikasi untuk memeriksa AQI kota ini, benar saja, ternyata sudah mulai agak kuning. Musim dingin dan kering ini biasanya paling sering membuat alergi anak-anak kumat. Rumah juga terasa cepat berdebu. Dengan tidak adanya hujan juga membuat beberapa orang mulai membakar sampah. Entahlah apakah juga mulai ada pembakaran sisa panen?
Lalu malam ini saya periksa lagi apakah polusinya buruk karena di siang hari banyak kenderaan saja? Tapi, lagi-lagi saya salah, karena indikator polusi malah semakin memburuk di malam hari. Sepertinya, polusi memang sudah tiba di utara Thailand tahun ini.
Setelah mengalami musim polusi setiap tahunnya di Chiang Mai, kami sudah lebih punya persiapan. Dengan adanya pandemi, kami juga sudah sangat terbiasa untuk menggunakan masker ketika keluar dari rumah. Bedanya memang, di masa polusi kami perlu menggunakan masker yang dilengkapi dengan filter yang lebih baik dan bukan sekedar masker kain biasa.
Walaupun sudah terbiasa memakai masker, tetap saja ya kalau bisa tidak memakai masker pasti rasanya lebih lega dan menyenangkan. Musim dingin itu biasanya juga menjadi masa melakukan jalan-jalan ke berbagai tempat wisata lokal di Thailand. Semoga saja polusi tahun ini tidak separah tahun-tahun sebelumnya dan lebih cepat diatasi.
Harapan lainnya, tentu saja semoga pandemi cepat berlalu, atau vaksin yang benar-benar aman segera ditemukan, supaya jalan-jalannya tidak terbatas hanya dalam negeri Thailand saja, tapi bisa juga ke negara tetangga Thailand dan tidak harus menjalani wajib karantina ketika kembali ke Thailand.