Hari ini masih merupakan hari terakhir libur Songkran 2022 dan bertepatan dengan hari Jumat Agung. Kami masih belum ibadah ke gereja juga di tahun ini. Sebenarnya sih kegiatan kebaktian sudah dibuka, tapi masih sangat banyak aturan dan juga berbagai pertimbangan lain sehingga kami memutuskan tahun ini belum ibadah ke gereja.
Selama minggu ini, semua kegiatan anak-anak diliburkan. Otomatis, kami jadi agak jarang keluar rumah. Acara Songkran tahun ini juga masih sama sepinya seperti Songkran tahun 2021 yang lalu. Memang sebenarnya relatif sudah lebih banyak orang yang berani keluar rumah, jalanan juga sesekali mulai agak macet, tapi ya karena tidak diijinkan main siram-siraman, suasananya jadi terasa kurang meriah.
Udara beberapa hari ini juga panas banget, jadi memang di rumah dengan memasang AC lebih nyaman daripada keluar rumah dan berpanas-panasan di luar kecuali bisa main siram-siram air.
Suasana Songkran di Airport Plaza Chiang Mai
Hari Rabu yang lalu, kami pergi ke Airport Plaza. Niatnya sih karena di Facebook melihat ada yang bilang kalau di sana ada water play dan pasar malam lengkap dengan bianglala. Setelah pengalaman ke Chiang Mai Night Safari Carnival beberapa waktu lalu, kami pikir mungkin anak-anak ingin naik bianglala lagi. Apalagi waktu liat di foto yang dibagikan, sepertinya bianglalanya lebih besar.
Tapi ternyata, ketika kami sampai di sana, bianglala nya sama saja kecil. Yah, akhirnya kami memutuskan untuk masuk ke dalam mall saja. Sudah waktunya jam makan sore juga sih.
Di mall, ada kegiatan musik tradisional, pelatihan membuat hiasan kertas untuk Songkran, selain disediakan beberapa tempat sembahyang. Pengunjung yang mau, bisa menyiram patung sebagai bagian dari tradisi Songkran.
Setelah melihat-lihat, kami di mall cuma makan dan main ke tempat mainan anak-anak. Kebetulan masih punya koin yang sudah ditukar sejak beberapa bulan sebelumnya dan belum habis dipakai.
Seperti biasa, anak-anak sih langsung main drum doang. Tapi kali ini, tanpa koin pun mereka sudah happy, jadilah koinnya tetap belum habis. Eh, tapi kepakai juga sih mainan lempar bola ke keranjang. Mainan begini kadang-kadang papa mama juga ikutan, hehehe..
Hidden Village
Masih rangkaian libur Songkran, hari Jumat kami memutuskan ke Hidden Village. Tadi baru menyadari, kalau tahun lalu tangal 14 April, di hari Songkran, kami juga ke Hidden Village.
Bedanya Hidden Village hari ini dibandingkan tahun lalu cuma, anak-anak yang tingginya sudah lebih dari 130 cm, dan sekarang mereka juga harus bayar makanan Buffet dengan harga orang dewasa.
Sisanya sih, polusi udara yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Dan juga kami menemukan fakta kalau bouncing house ini hanya dibuka di hari Sabtu Minggu dan Libur saja. Pantasan saja ketika kami ke sana di hari biasa, bouncy housenya dikempesin. Saya sempat pikir bouncy housenya rusak.
Sejak tahun lalu, sebenarnya juga ada tambahan mainan seperti kereta api mini dan roket ini. Jonathan sudah ingin naik beberapa kali, tapi kami baru mengijinkan dia naik hari ini. Roketnya sebenarnya ya biasa aja ya, cuma muter beberapa kali sekitar 3 menit. Untungnya, tempatnya agak teduh, jadi roketnya nggak semuanya panas. Tapi Joshua tidak mau naik dan ada batasan yang boleh naik hanya 60 kilogram. Jadi hanya Jonathan deh tadi yang naik roket ini.
Penutup
Di awal pandemi, saya sudah tahu kalau pandemi tidak akan usai dalam waktu setahun atau dua tahun. Dulu saya pikir tahun 2022 paling cepat keadaan normal kembali. Tapi ternyata, walaupun sudah mulai seperti normal, kondisi belum benar-benar normal. Kami yang biasanya bisa pulang ke Indonesia di saat liburan Songkran, masih belum kesampaian juga untuk pulang.
Memang sih, karantina dan persyaratan untuk perjalanan keluar masuk suatu negara sudah sesulit masa di awal pandemi, tapi ya masih belum benar-benar yakin kalau semua ini sudah aman untuk perjalanan luar negeri. Kita lihat saja, semoga tahun depan keadaan sudah lebih membaik lagi dan benar-benar semakin normal walaupun itu normal yang baru.