Tulisan ini merupakan lanjutan cerita jalan-jalan kami di bulan Maret 2024 bersama keluarga adik yang datang dari Indonesia. Setelah hari sebelumnya kami mengunjungi Golden Triangle, Laos dan Night Bazaar Chiang Rai, hari ke-2 kami mengunjungi beberapa kuil yang memang menjadi tujuan wisata orang ke Chiang Rai. Sebelum pulang ke rumah, kami mampir dulu ke Princess Sirindhorn AstroPark yang berada di Chiang Mai.
Contents
Tetap Jalan Pagi sebelum Hujan
Keesokan paginya setelah sarapan di hotel, kami berjalan keluar untuk melihat apakah memungkinkan untuk jalan pagi. Ternyata selain tempat parkir, di bagian luar hotelnya cukup luas dan bahkan ada jalan setapak selain taman bunga yang memang disediakan untuk berjalan-jalan dan foto-foto.
Kami berjalan beberapa keliling dan tentunya mengambil beberapa foto bersama. Karena adik Joe ada meeting pagi itu, hanya kami sekeluarga yang jalan pagi.
Pagi itu sebenarnya anak-anak punya rencana untuk berenang sebelum check-out. Baru saja saya akan menyuruh anak-anak memakai pakaian renang, tiba-tiba turun hujan sangat deras. Rencana berenang dibatalkan. Kami pun bersiap untuk check-out.
Untungnya, walaupun hujan yang turun tiba-tiba sangat deras, hujannya tidak lama dan cukup untuk membuat langit yang sebelumnya masih agak kelabu jadi cerah banget.
Mengunjungi Kuil Biru dan Putih di Chiang Rai
Seperti halnya di Chiang Mai dan di seluruh Thailand, ada banyak kuil yang bangunannya menarik dan menjadi tempat wisata di Chiang Rai. Tujuan utama kami sih kuil putih, tetapi karena dekat hotel ada beberapa kuil lain, kami jadi mengunjungi 3 kuil. Kami memang tidak ingin melihat terlalu banyak kuil, karena kami juga berencana mampir di Astro Park Chiang Mai sebelum kembali ke rumah.
Namanya mengunjungi tempat ibadah, kunjungan ke kuil di Thailand itu perlu memperhatikan cara berpakaian dan juga tidak berisik di bagian dalamnya. Jadi, kalau memang berencana untuk mengunjungi kuil di Thailand, pastikan memperhatikan tata cara berpakaiannya ya.
Kuil Biru Rong Suea Ten Temple Chiang Rai
Kuil Biru ini sangat dekat dari tempat menginap. Tidak ada biaya untuk masuk ke tempat ini dan kuil ini masih dipakai untuk ibadah. Kami tidak masuk ke bagian dalamnya karena banyak yang sedang beribadah. Ada beberapa bangunan di dalam satu komplek, termasuk sebuah tempat yang terlihat sedang mengadakan pameran seni.
Warna dominan dari kuil ini biru dan emas, tetapi kebanyakan orang menyebutnya sebagai kuil biru. Katanya kuil biru ini dibangun oleh seorang yang belajar dari seniman yang membuat kuil putih.
Wat Rong Suea Ten berarti kuil harimau menari, dulunya area kuil ini terdapat harimau yang sering melompat melewati sungai Mee Kong. Setelah terabaikan lebih dari seratus tahun, penduduk lokal mulai membangunnya sejak tahun 2005 sampai tahun 2016 dengan bangunan berdesain klasik kontemporer.
Waktu kami ke Chiang Rai sebelumnya, kami tidak mampir di kuil ini. Sepertinya kami ke Chiang Rai memang sebelum tahun 2016, bisa jadi pada saat itu kuil ini belum benar-benar rampung, jadi belum dibuka untuk dikunjungi umum.
Kuil Guan Yin, Goddess of Mercy/ Wat Huay Pla Kang
Kuil ini areanya sangat besar. Ada 3 bangunan yang bisa terlihat sekaligus dalam satu komplek: Patung Kwan Im/ Guan Yin yang sangat besar, 9 tier pagoda, dan kuil putih baru yang juga besar. Kabar baiknya, tempat ini juga bisa dikunjungi dengan gratis.
Dari tempat parkir saja bisa terlihat tempat ini sangat besar dan masih dipakai untuk ibadah.
Kami tidak turun untuk melihat 3 bangunan ini, apalagi masuk ke dalamnya. Dari area parkir untuk sampai ke bagian patung jalannya menanjak dan harus naik shuttle yang tersedia (gratis).
Kami tahu akan butuh waktu lama kalau kami mengeksplor 3 bangunannya. Jadi kami foto-foto dari jauh saja. Mungkin kapan-kapan kalau ke Chiang Rai lagi, tempat ini menarik untuk dieksplorasi beberapa jam asal kuat naik turun tangga.
Kuil Putih (Wat Rong Kun) Chiang Rai
Kuil terakhir yang kami kunjungi adalah kuil putih yang harus bayar untuk masuk ke dalamnya 100 baht per orang. Uniknya, di tempat ini kami harus membayar dengan cash, nggak bisa pakai mbanking. Untung saya masih bawa uang fisik.
Keunikan lain dari kuil ini adalah, pengunjung hanya boleh jalan satu arah dan tidak boleh kembali. Ada satu bagian yang memang masih dipakai untuk tempat berdoa, dan untuk masuk ke bagian itu (dan pasti harus dilewati), kita harus melepaskan alas kaki dan dilarang mengambil foto.
Untuk memastikan hal ini, tersedia kantongan plastik untuk kita menyimpan alas kaki kita ketika melewatinya. Dengan begini juga, kalau misalnya mau berhenti untuk berdoa, alas kakinya bisa diletakkan tanpa mengotori bagian kuil.
Di banyak kuil, untuk masuk ke bagian dalam memang harus melepaskan alas kaki. Selalu tersedia tempat untuk kita meletakkan alas kaki kita di luar. Akan tetapi, karena kuil ini sifatnya tidak boleh kembali lagi, ya kita harus membawa alas kaki kita, karena jalan keluarnya berbeda dengan jalan masuk.
Di luar sudah tersedia juga tempat sampah untuk membuang plastik bekas tempat alas kaki kita tadi.
Bagian belakang dari kuil utama, ketika sudah diarahkan keluar, kita bisa melihat ada bagian kuil yang ditutup untuk umum. Keseluruhan kuil yang ada di lokasi kuil tersebut berwarna putih dengan desain yang menarik.
Hanya ada satu bangunan yang tidak berwarna putih melainkan keemasan, yaitu bangunan toilet. Menarik sekali bagaimana mereka memikirkan membuat toilet yang tak kalah menarik dengan bangunan yang menjadi tujuan kunjungan utama.
Makan siang di sekitar Kuil Putih
Sesuai perkiraan, kami sudah selesai melihat kuil putih sekitar jam 12 siang. Artinya waktunya untuk makan siang.
Di sekitar kuil ini ada banyak rumah makan dan bahkan ada yang ada ruang AC nya. Udara mulai terasa panas memang, jadi dengan adanya restoran yang memiliki ruang AC, tentunya anak-anak jadi lebih tenang makannya.
Rasa makanannya juga cukup enak dan harganya tidak terlalu mahal. Di Thailand, harga makanan di tempat wisata masih cukup wajar dan nggak jadi tiba-tiba mahal.
Princess Sirindhorn Astro Park Chiang Mai
Selesai makan, sekitar jam 1 siang kami sudah kembali meluncur ke Chiang Mai. Tujuan berikutnya ke Princess Sirindhorn Astro Park Chiang Mai yang jaraknya hampir 180 KM dari kuil putih dan sekitar 30 menit dari rumah.
Ketika mengecek Google Map, ternyata Astro Park tutup jam 4 sore di hari Jumat. Jadilah supir yang membawa kami agak ngebut melewati jalanan belok-belok seperti ketika pergi.
Kali ini giliran sepupu yang paling kecil yang tidak kuat dengan jalan berbelok-belok, apalagi karena dia duduknya di kursi paling belakang. Untungnya kali ini lebih ada persiapan kantong plastik, jadi tidak ada insiden harus bebersih mobil lagi. Kami hanya berhenti sekali untuk isi bensin mobil dan sekalian ke toilet.
Sekitar 3.40 kami sudah tiba di Astro Park. Cukup buat anak-anak melihat-lihat display yang ada. Lumayan juga mereka sempat belajar dari apa yang mereka lihat.
Setelah bagian dalamnya tutup, kami melanjutkan makan malam yang kesorean di restoran yang buka lebih lama dari jam tutup AstroParknya sambil ngopi dan makan es krim.
Uniknya dari restoran ini adalah karena makanan yang dipesan diantarkan oleh robot yang berjalan otomatis dan akan kembali otomatis.
Home Sweet Home
Sekitar pukul 6 sore, kami sudah sampai lagi di rumah. Home Sweet Home. Waktunya beristirahat buat kami dan packing buat keluarga adik. Jadwal pulang mereka hari Sabtu sore dari Chiang Mai.
Sebenarnya, sebelum ke Chiang Rai kami juga ada berjalan-jalan bersama di Chiang Mai Night Safari dan Hidden Vilage. Kalau rajin, ceritanya menyusul dituliskan.