Sesuai rencana, liburan ini kami mengajak anak-anak ke Bandung sekalian mencoba Whoosh. Bandung itu sudah berbeda dengan yang kami ingat, jadi tujuan kami ke Bandung bukan wisata kuliner ataupun mencari tempat yang viral dan instagrammable, tetapi pengalaman naik Whoosh dan tentunya bertemu dengan Oma Inge dan beberapa teman.
Ada sih wisata sedikit, tetapi itu akan diceritakan kemudian karena dilakukan di hari Senin.
Berangkat naik Whoosh
Kami memesan tiket Whoosh sehari sebelum berangkat. Jadwal yang dipilih yang agak siang tetapi nggak siang banget. Namanya liburan ya harus santai supaya bisa dinikmati.
Pukul 8 kami sudah siap dan kami diantar ke stasiun kereta cepat Halim. Karena kereta kami jadwalnya masih 10.20, kami punya cukup waktu untuk ngopi dan jajan di stasiun Halim.
Oh ya, sebelum jajan kami mencetak tiket di mesin yang tersedia di Halim. Mencetak tiket ini untuk mempermudah proses keluar masuk dari stasiun saja. Kalau sendirian mungkin bisa tidak usah dicetak dan scan qrcode yang ada di aplikasi saja.
Pukul 10, kami sudah bisa naik ke platform dan masuk ke kereta.
Sedikit hal yang mungkin bisa diperbaiki adalah kamar mandi yang tersedia di stasiun hanya ada 1 dan ketika kami menunggu jam berangkat kamar mandi tidak bisa digunakan karena katanya tidak ada air sama sekali.
Untungnya kamar mandi di kereta bisa digunakan walaupun kereta belum berjalan. Jadi ketika naik ke kereta, kami bisa langsung menggunakan kamar mandi.
Kesan naik whoosh cukup oke.kecepatan bertambah dan duduk di dalam tidak ada guncangan. Bahkan ketika kecepatan 300km /jam tetap saja koin yang diberdirikan tidak terjatuh.
Kami turun di Padalarang dan melanjutkan naik kereta feeder ke stasiun hall. Dari stasiun hall lanjut dengan taksi online ke rumah Oma Inge.
Satu catatan, ketika pindah menggunakan feeder tidak ada nomor kursi, jadi kami duduk terpisah dan tidak usah bersama – sama. Ada kesan penumpang juga berebutan naiknya dan tidak terlihat petugas yang mengaturnya.
Menginap di Oma
Karena salah satu tujuan kami ke Bandung adalah ingin lebih banyak waktu dengan Oma Inge, kami menerima tawaran untuk menginap di rumah Oma.
Walaupun kami sempat kuatir merepotkan, ternyata Oma yang sedang ada deadline tetap senang menerima kedatangan kami.
Kami bisa makan siang bersama, Oma sudah memesan makanan untuk kami sebelumnya. Sungguh jasa pesan makanan online ini cukup membantu banyak orang untuk bisa makan bersama di rumah tanpa harus ngantri di restoran.
Bertemu teman di Kampung Kecil
Karena Oma sedang ada deadline, kami pergi eksplorasi sekitar setra Sari mall sebelum kemudian bertemu teman-teman di Kampung kecil.
Kampung kecil ini adalah sebuah restoran yang menyediakan makanan Sunda yang menyediakan tempat lesehan dan juga kursi dengan meja. Makanannya lumayan beragam dan harganya masih cukup terjangkau. Di bagian tengah ada kolam ikan.
Cukup banyak juga teman Joe yang bisa datang. Ada yang datang sendiri, ada juga dengan anak seperti kami.
Obrolan berlangsung seru terbagi antara obrolan bapak- bapak dan ibu-ibu. Sayangnya anak-anak nggak terlalu bisa langsung nyambung.
Liburan hari ke-3 berasa cukup efektif juga karena bisa bertemu banyak teman dan juga sambil icip icip kuliner Bandung sedikit.