Sebenarnya cerita ini terasa sudah terlalu lama baru dilanjutkan sekarang. Tetapi ya tetap saja akan dituliskan. Sudah banyak antrian cerita menunggu sepanjang 2025 yang sudah 2/3 melalui bulan Maret.
Ceritanya aslinya panjang banget, tapi garis besarnya akan diceritakan sambil membagikan beberapa foto mewakili akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025 yang kami habiskan di Kuala Lumpur.
KL Hop-on Hop-off (Ronda-Ronda KL)

Selama 4 hari sebelumnya, kami sudah sering melihat ada bus wisata bertingkat yang mana penumpang bisa duduk di atasnya untuk keliling kota. Setelah lelah setiap hari berjalan kaki ke sana kemari, kami memutuskan untuk mencoba naik bus yang sifatnya seperti shuttle.
Hop-on hop off ini maksudnya kita bisa naik dan turun di beberapa titik yang ditentukan, dan secara berkala akan datang bus yang menjemput ke tempat itu.
Ternyata kami memilih hari yang kurang tepat karena selain semua orang punya ide yang sama untuk menghabiskan hari terakhir di 2024, ternyata kami perlu mengantri untuk naik ke bus. Sewaktu kami naik, busnya sudah penuh di bagian atas, jadi kami duduk di bawah saja. Untung juga kami memilih di bawah, karena ternyata gerimis mulai turun tak berapa lama setelah bus berangkat.

Untuk turis asing yang sudah keburu duduk di atas, sepertinya mereka menggunakan payung, atau ya cuek aja dengan gerimis.
Ada 2 rute yang bisa dijalani menggunakan bus ini. Rute kota dan rute taman. Karena tiketnya bisa berlaku 24 jam, dan kami baru naik jam 11 siang, kami pikir kami bisa memilih 1 rute di hari tersebut dan rute lain di hari berikut. Tetapi ternyata pilihan rute keliling kota yang kami pilih kebanyakan titik berhentinya sudah kami kunjungi.
Jalanan dalam kota juga tergolong macet. Rasanya sudah benar kemarin-kemarin kami memilih berjalan kaki saja.
Dari sekian banyak rute kota, satu-satunya yang belum kami kunjungi itu KL Tower yang tingginya 421 meter. Kami tidak masuk ke atas, hanya di pelataran dan berfoto di bagian depan saja.
Tempat ini sedikit banyak mengingatkan pada monas, setidaknya pada bagian antriannya. Bedanya, di area luarnya tersedia banyak pilihan tempat makan, dari yang tidak terlalu mahal, sampai yang terlihat mahal. Kalau di monas, area luarnya itu tidak ada makanan sama sekali. Kalau mau makan sepertinya harus menyeberang ke Gambir. Setidaknya begitu yang kami alami beberapa tahun sebelumnya waktu mengunjungi monas.


Singkat cerita, ketika kami turun di KL Tower hujan mulai agak deras. Kami memutuskan makan siang di sana. Selesai makan hujan mulai reda dan kami memutuskan kembali ke bus. Eh ternyata setelah semua duduk manis, bus yang sudah mulai penuh itu ternyata bermasalah. Akhirnya malah harus menunggu bus berikutnya lagi.
Tak terasa, dari rencana semula untuk mengunjungi banyak tempat dengan bus tersebut, kami hanya bisa mengunjungi KL Tower. Perjalanan pulang juga kembali macet, dan busnya malah nggak berhenti lagi dan langung ke tempat berhenti utama di plaza sungei wang.
Karena sudah menjelang sore, kami kembali melewati Pavilion dan memutuskan mampir untuk nyemil dan juga membeli makan malam.
Kami sudah terlalu malas untuk pergi khusus makan malam, kalaupun keluar terpikir untuk melihat keramaian di sekitar petronas saja.
Malam Pergantian Tahun 2024 – 2025

Namanya sudah enak sampai ke rumah lagi, rencana pergi di sore hari hampir batal. Akhirnya yang pergi hanya saya, si sulung dan mama saya saja. Si bungsu dan papanya tinggal di penginapan.
Kami menemukan kalau ternyata pedestrian tunnelnya ada yang nyambung sampai ke mall Suria KLCC. Kalau kami tau ini dari awal, mungkin kami tidak perlu mengalami berhujan-hujanan di hari sebelumnya.
Tapi ya namanya juga cuma berkunjung, saya sempat agak bingung sampai di mall untuk mencari titik yang direncanakan. Satu lagi nih, ternyata di bagian luar sudah penuh banget karena ada panggung untuk acara malam tahun baru.

Sepertinya ada artis juga yang datang, karena kerumunannya sudah sangat padat sekali, padahal itu belum juga jam 9 malam. Langsung deh kami cuma menyempatkan ambil foto twin tower saja dan balik kanan pulang ke penginapan.

Akhirnya malam tahun baru diisi dengan doa bersama sebelum anak-anak tidur, menyanyi singkat dan saat pergantian tahun baru, kami bangunkan anak-anak untuk melihat kembang api dari jendela penginapan.
Planetarium Kuala Lumpur

Membuka tahun baru 2025 di KL, kami memutuskan untuk mengunjungi Planetarium Negara. Tempat ini sebenarnya dilewati oleh rute taman bis ronda-ronda KL, tetapi sepertinya mengingat pengalaman sebelumnya yang harus mengantri dan kena macet karena rute muter-muter, kami memutuskan naik grab ke sana.
Tempat ini sepertinya tempat terjauh dari penginapan yang kami kunjungi selama di KL, makanya nih nggak mungin kami jalan kaki ke sana.

Tempatnya sebenarnya tidak terlalu besar, tapi ya cukup menarik untuk menghabiskan waktu di sana. Kami juga menyempatkan menonton film singkat di planetariumnya.





Anak-anak cukup tertarik membaca berbagai keterangan di sana, dan mencoba juga kalau duduk di kursi pesawat luar angkasa rasanya seperti apa.
Lumayanlah bertambah ilmu mereka tentang eksplorasi ruang angkasa.
Dari Planetarium ke Muzium Negara MRT

Berhubung sudah jam makan siang, kami memutuskan ke Muzium negara. Di area planetarium ini tidak ada kantin, jadi kami mengikuti jalan di antara taman atau hutan kecil yang menghubungkan Planetarium ke muzium negara.
Perjalanannya lumayan juga naik turun, tapi tidak terlalu jauh. Selesai makan, karena melihat MRT, anak-anak malah minta pulang saja. Lagipula, papanya ada janji ketemu teman sore itu.
Dari hari sebelumnya, kami memang sudah terpikir mau naik MRT, tapi kami tidak tahu kalau ternyata bisa naik MRT ke muzium negara yang nyambung ke Planetarium. Makanya sebelumnya kami naik grab. Tapi pulangnya ya kami memutuskan naik MRT yang berhentinya di Bukit Bintang.



Dari Bukit Bintang sudah tentu kami melewati pedestrian wall pavilion lagi untuk menuju ke penginapan kami.
Setelah beristirahat beberapa jam sore harinya kami kembali jalan ke Pavilion untuk malam malam.
Hari pertama di tahun 2025 yang cukup padat, dan tentunya harus siap-siap untuk packing karena tanggal 2 Januari 2025 kami sudah harus kembali ke Chiang Mai.
Malam itu si sulung tiba-tiba demam dan sempat bikin kuatir kalau gak kuat untuk perjalanan pulang. Untungnya dengan bantuan parasetamol, si sulung masih cukup kuat untuk perjalanan kembali ke Chiang Mai.
Cerita KL Trip cukup dulu sampai di sini. Anak-anak senang menemukan kota yang cukup kota tapi bisa dijelajahi dengan berjalan kaki dan ga lama di jalan. Mudah-mudahan ada kesempatan untuk kembali mengunjungi kota ini.