Jadi…kapan lu merit? ditunggu ya undangannya

Gue lagi males ngupdate blog. Lagi agak skeptis dengan dunia. Lagi sering menerima curhat dari berbagai penjuru kota dengan topik yang sama. Topik tentang betapa orang tua yang ingin anaknya segera menikah tapi lupa kalau menikah itu berbeda dengan lulus kuliah yang bisa diusahakan. Ada sih orang tua yang mengusahakan dengan mempertemukan anaknya dengan anak orang lain, sayangnya orangtua itu sendiri belum mengenal anak yang ingin dipertemukan itu. Topik tentang anak yang sudah bosan hidup sendiri dan ingin menemukan belahan jiwanya, pun karena memang terkadang merasa kesepian juga karena bosan di rongrong terus dengan pertanyaan yang sama oleh sekitarnya. Topik tentang : apakah mereka yakin menikah bisa membuat mereka lebih bahagia dari sekarang? karena tidak tau mungkin patut untuk dicoba. 😉

Sulitnya Mengisi Dompet Pulsanya XL

Sejak beberapa bulan lalu (lupa persisnya) XL meluncurkan layanan dompet pulsa untuk pengguna kartu bebas (kartu prabayarnya XL). Promosi yang diberikan berupa kemudahan untuk mengisi pulsa orang lain dengan diskon sekitar 3% setiap pengisian. Setiap pengguna jadi penjual pulsa juga. Dengan pertimbangan Joe butuh backup pulsa kalau-kalau kehabisan dan toh jadinya ga harus tiap bulan ngisi pulsa, maka sejak saat diluncurkan layanan itu Joe jadi penjual pulsa XL juga selain sebagai pemakai.

Sejak pertengahan bulan ini, ada kebijakan baru dari XL. Pengisian dompet pulsa hanya tersedia di XL Kita. Tapi kemarin waktu kami mau mengisi dompet pulsa, sulitnya bukan main. Mulai dari tidak jelasnya pengumuman yang ada di XL Centre BEC (isi pengumuman hanya menjelaskan tidak ada discount lagi, tapi ternyata TIDAK MENJUAL LAGI, bah…!). Terus tukang jual XL Kita kok ya rasanya jarang berada di tempat, terus satu lagi, kadang-kadang XL Kita itu cuma papan nama doang, aslinya berada somewhere di ujung dunia sehingga dia (XL Kita yang dipinggir jalan itu) hanya menjual isi ulang pulsa dan tidak menjual isi ulang dompet pulsa.

Yang gue heran adalah, kenapa si XL ga memudahkan pengguna Dompet Pulsa dengan fasilitas misalnya dapat membeli menggunakan ATM (seperti membeli pulsa). Atau kenapa pengguna Xplor (pascabayar) malah ga bisa berjualan juga, padahal kan jelas-jelas tinggal ditambahin ke tagihan saja, daripada harus sering-sering mengisi dompet pulsa ke XL Kita yang sampai sekarang belum gue temukan juga dimana membelinya yang paling mudah di akses.

Semoga para pengguna dompet pulsa pada kompak seperti kami. Karena XL menyusahkan pembelian dompet pulsa, sementara waktu kami memutuskan untuk berhenti mengisi dompet pulsanya. Memang jadi terpaksa mengisi pulsa manual lagi deh seperti dulu, tapi…daripada repot. Yang kasian sih pelanggan setia (misalnya adik gue dan adik-adiknya Joe plus temen-temen kost gue) biasanya mereka tinggal sms minta tulung diisin pulsa, dan…5 detik kemudian pulsa udah terisi, duit tinggal transfer (atau cash). Sekarang mereka pun harus mengunjungi XL Center ataupun XL Kita buat beli sendiri pulsanya. Dan kalau pembelian untuk nominal yang kecil (misalnya 5 ribu atau 10 ribu) mereka akan dikenai biaya lebih dari harga pulsanya (kalo kami sih ngejualnya ga nyari untung asal ga rugi aja sih).

Ayo dong XL, mbok ya dimudahkan lagi gitu loh pembelian dompet pulsa. Jangan mengecewakan pelanggan setia yang sudah dari tahun 2000 ini dooong.

Nokia Care Centre

Beberapa hari yg lalu hp nokia3650 Joe rusak. Lalu dengan berat hati hp tsb kami masukkan ke service resmi nokia care center. Beberapa waktu lalu adiknya Joe juga baru menservice hp nokianya ke nokia care di Depok, kalo dari pengalamannya katanya nokia care suka JJP alias janji-janji palsu. janjinya seminggu akhirnya jadi 3 minggu. itu juga setelah dia mundar mandir beberapa kali ke sana (karena ga bisa di telpon!).
Lanjutkan membaca “Nokia Care Centre”

Dear Diary

Dari duluuuu gue ga pernah punya diary. Tepatnya ga bisa cukup konsisten untuk mengisi diary tiap hari. Pernah sekali beli buku yang mirip diary, niatnya ingin mencoba untuk menulis diary tapi ga berhasil. Terus mencoba untuk mempunyai diary digital, tapi tetep ga berhasil. Mencoba membuat sebuah diary blog…wah itu lagi paling tidak akan pernah bisa berhasil. Mana mungkin gue mau punya diary yang dibaca sama orang lain? jangankan dibaca semua orang, dibaca satu atau dua orang aja ogah. Bahkan kalau gue tau tulisan diary gue suatu saat akan dibaca orang gue pasti akan semakin tidak bisa menulis diary. Loh tapi kok bisa nulis blog yah?

Waktu nulis blog gue juga ga bisa diliatin (bahkan si Joe sering gue marahin kalau ngeliatin pas gue nulis), kalau diliatin serasa apa yang mau ditulis jadi hilang. Menulis blog juga butuh waktu buat gue, butuh inspirasi dan kejadian tertentu. Kalau dulu sih seringnya dari nonton tv atau dari cerita-cerita yang terjadi disekitar. Tanpa disadari style ngeblog gue agak semakin berubah. Kalau dulu gue sering menuliskan sesuatu yang serba mengambang, anonim dan sedikit berfilosofi. Sekarang….hehe…anonimity menghilang, no wonder kemaren seorang teman pernah protes karena ceritanya ditulis dengan identitas yang agak jelas (setidaknya dia tau itu adalah dirinya hahaha, mungkin kalau dia baca tulisan ini pasti ngeh sapa yang gue maksud, eitss tapi jangan pada ge er yah). Kalau mengenai berfilosofi…wah..gimana yah, gue males kalau blog gue diprotes orang-orang yang ga gue kenal atau gak memperkenalkan diri dulu. Dulu posting gue ga pernah mengundang kontroversi, tapi belakangan entah kenapa ada aja orang-orang yang suka membuat kontroversi.

Gue orangnya cinta damai tapi suka ribut (ini kan bertentangan yah). Ya…maksudnya, gue ga suka ada perang dimana-mana tapi gue juga ga suka kalau ada orang yang diam aja saat ditindas. Biasanya gue suka protes kalau ada hal-hal yang gue rasa tidak wajar. Tindakan protes ini kadang-kadang dianggap kritis, kadang-kadang bisa jadi cerewet. Tapi mungkin lebih sering cerewetnya daripada kritisnya, entahlah…

Dulu…waktu sering memberikan pelatihan gue selalu dikenal sebagai pengajar yang galak dan mungkin kejam. Temen-temen gue yang kenal gue juga mengenal gue sebagai gue yang galak tapi ada tapinya, katanya sih galak tapi baik (hehehe muji diri :P). Tapi ada temen gue yang bilang gue ramah, kalau ada urusan dengan customer service katanya gue bisa beramah tamah dan bertanya dengan sabar sampai urusan kelar. Padahal….gue pernah nelpon cs satelindo selama 15 menit tengah malam buta dan cs xl selama setengah jam gara-gara urusan yang gue anggap harusnya bisa diberesin dengan cepat :P. Ah itu kan tergantung gimana si cs nya aja 😛 . Dengan cs xl terakhir gue berakhir bahagia (alias komplain gue ditanggepi dengan cepat dan si mbak nya ga merasa sakit hati gue omelin hehe malah bisa ketawa-tawa).

Ini mau nulis apa sih sebenernya? ga tau juga deh, kenapa juga isinya jadi kayak tulisan kelompok PPD jaman gue kuliah dulu yah? ada yang ga tau PPD? bukann… bukan bus PPD, tapi ah…gue juga lupa kepanjanganya apa, tapi anggap aja ppd = para pemuja diri. Ya sudahlah…tetep aja gue gagal punya diary walaupun awal tahun ini gue sudah berniat untuk konsisten menulis diary tetep ga bisa. Kenapa yaaa…. (loh kok balik lagi ke sini? ga nyambung yah)

The Sims (lagi)

Gue belum bosan main The Sims, dan gara-gara The Sims gue kemaren seharian tepar. Ya iyalah gimana nggak, udah 4 malam gue tidur sampe orang selesai berbuka, malah pernah sampe jam 5 dan bangun siang banget jadinya ga sarapan langsung makan siang. Akibatnya kemaren itu perut gue ga tau maag ga tau kraam kenapa, tapi sakitnya minta ampun!!.

Tapi sebenernya memang The Sims itu tidak baik untuk kesehatan, karena game itu ga ada garis finishnya. Kita yang kudu punya penguasaan diri. Kalau sepupu gue main pake target. Misalnya : hari ini main sampe lulus satu semester aja. Besoknya main sampe naik pangkat aja, atau sampe kesampaian membeli apa. Dan kalau main jangan dimulai setelah lewat jam tidur, karena akibatnya pasti ga jadi tidur :P.

Sementara ini The Sims gue udah bisa dibilang finish dulu. Angela, Lilith, Dustin dan Dirk sudah lulus dari university, dan mereka lulus dengan nilai sangat memuaskan. Rumah mereka yang udah jadi greek house (ga tau bahasa indonesianya) juga udah diwariskan ke yang lain jadi gue tetep bisa mengunjungi rumah itu. Dan mereka berempat sudah pulang ke kota Pleasantview lagi. Dirk, Dustin dan Lilith pulang ke rumah orangtua sementara Angela memutuskan untuk hidup mandiri dan tidak pulang ke rumah orangtuanya.

Oh ya…Dirk dan Lilith maupun Angela dan Dustin sudah bertunangan. Mungkin nantinya setelah mereka bekerja dan punya rumah yang mapan, sambil menunggu adik Dirk atau adik Dustin besar dan bisa disekolahkan ke university barulah mereka akan menikah (kok lama banget? ya nggak lah, paling sebentar lagi adik2nya juga udah besar).

Oh ya keunikan The Sims adalah, game itu ada free will, jadi kalaupun gue tinggal sambil makan tokoh2 gue bisa main sendiri. Kadang-kadang pilihan mereka baik, tapi ada juga yang mengakibatkan huru hara. Mungkin gitu juga kali yah dengan kita manusia, kalau dikasih free will sama Tuhan kadang-kadang ada yang jadi bagus, ada yang jadi buruk. Ah..masih saja bermain Tuhan-Tuhanan….sudahlah….mungkin free will gue untuk main The Sims sampai pagi yang mengakibatkan gue jadi sakit, sama seperti si Dustin yang kemaren juga sakit (tapi Dustin sih banyak kupaksa belajar makanya sakit hehehe)

The Sims…

Gue main the sims lagi… ada 4 anak dari Pleasant View yang dikirim ke university (aduh lupa nama uni nya). Mereka adalah teman sejak kecil, si kembar Angela dan Lilith Pleasant, Dirk (lupa marganya) dan Dustin Broke. Mereka hebat, setiap semester masuk dalam Dean List. Nilainya A+ dengan IP 4.0 melulu. Setiap hari mereka mengerjakan tugas dan term paper. Sementara gue? main the Sims dan makan mulu, kagak pernah work out hehe…

Ceritanya Angela dan Lilith anak kembar yang tidak akur. Kerjaannya teasing each other every day. Singkat kata mereka musuhan. Tapi karena gue paksa, akhirnya mereka bisa saling bercerita, bahkan hang out dan sekarang udah jadi temen (walaupun blum jadi best friends). Hebat ya…kalau dunia nyata ini mana ada yang maksain biar orang musuhan jadi akur. Buktinya…yang perang tetep aja perang, gak damai-damai sampai sekarang.

Ada teori yang bilang dunia ini adalah panggung sandiwara dan Tuhan sebagai sutradaranya. Main the Sims itu ibarat jadi sutradara yang nentuin tokohnya akan sukses atau nggak. Nah, ga pernah tuh gue mainin biar tokohnya gak sukses. Tuhan gimana ya? emang Dia merencanakan manusia perang? merencanakan kenaikan BBM biar rusuh? merencanakan manusia miskin? kayaknya gak gitu deh…

Ah..tulisan ini bisa jadi berat, soalnya yang nulis lagi lapar 😀

BBM dan BALI BOM

Gue mempertanyakan apa sih untungnya ngebom suatu tempat? (dalam hal ini Bali), apa sih bagusnya bunuh diri pake bom? apa sih maunya orang2 yang ngebom itu? ga keren amat, beraninya lempar batu sembunyi tangan. Semoga orang-orang yang merencanakan pemboman di Bali itu mendapat pengampunan dari Yang Maha Kuasa, semoga mereka bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Semoga mereka sadar bahwa apa yang mereka yakini itu adalah kebodohan semata (sok tau ya gue).

Gue mempertanyakan apa sih untungnya orang-orang yang demo untuk menuntut pembatalan kenaikan BBM? sudahlah, the show must go on. Tidak mungkin itu ada penurunan lagi. Gue cuma berharap bahwa BBM tetap ada untuk kita gunakan. Bayangkan apa yang terjadi kalau BBM menjadi barang yang benar-benar langka. Bukan masalah harga yang mahal (uang sih bisa dicari), tapi…kalau sampai BBM habis bis bis… kita ga bisa berbuat apapun lagi. Daripada demo yang juga memboroskan energi, lebih baik bergiat gerakan hemat energi 🙂