Biaya Reverse Engineering

Saya pernah menuliskan mengenai mahalnya membuat aplikasi mobile. Saya juga pernah menulis mengenai ransomware dan RE dan betapa sulitnya hal tersebut. Tapi sepertinya banyak yang belum paham bahwa RE juga mahal (untuk yang tidak tahu apa itu RE, silakan baca FAQ berbahasa Indonesia di sini). Ini untuk menjawab berbagai pertanyaan orang yang ini minta bantuan untuk: Reverse engineering game, reverse engineering malware/ransomware, cracking software tertentu, dan segala macam bantuan yang berhubungan dengan reverse engineering.

Jumlah orang yang bisa melakukan reverse engineering di dunia ini tidak banyak. Sesuai hukum supply dan demand: karena yang bisa melakukan RE relatif sedikit maka harga jasanya jadi mahal. Reverse engineering juga butuh waktu cukup lama. Jangan bayangkan RE ini sekedar membuka IDA Pro atau tool sejenis dan langsung bisa menemukan di mana harus patch sesuatu atau menemukan algoritma tertentu.

Lanjutkan membaca “Biaya Reverse Engineering”

OSCP

Posting ini akan membahas pengalaman saya mengambil sertifikasi Offensive Security Certified Professional (OSCP). OSCP merupakan sertifikasi di bidang security yang fokusnya adalah pentesting. Kebanyakan sertifikasi security hanya merupakan pertanyaan pilihan berganda, tapi dalam OSCP ujiannya adalah praktik langsung dengan mendapatkan akses ke 5 mesin dalam sebuah lab dalam waktu 23 jam 45 menit. Tidak ada soal pilihan ganda sama sekali. Setelah itu peserta perlu menulis laporan dalam 24 jam berikutnya untuk menjelaskan bagaimana bisa mendapatkan aksesnya.

Sebelum Agustus 2018 OSCP ini ujiannya tidak diawasi. Jadi seseorang diberi akses VPN ke lab, lalu ditunggu hasilnya besok. Hasilnya: banyak orang curang, memakai joki, meminta bantuan, dsb. Akhirnya sekarang OSCP ini diawasi dengan webcam dan screen sharing (istilahnya: proctored).

Buat yang tidak ingin membaca detail: saya lulus dengan akses lab 30 hari (saya hanya pakai sekitar 3 minggu) dan lulus di ujian pertama dengan skor 100 poin. Total biaya untuk sertifikasi ini dengan akses lab minimum dan sekali ujian langsung lulus adalah: 800 USD (~11 jt rupiah).

Perlukah sertifikasi ini?

Sebenarnya bagi saya pribadi, sertifikasi ini tidak terlalu perlu. Saya masuk ke dunia security tanpa sertifikasi apa-apa. Berbagai tulisan berbahasa Inggris yang ada di blog saya tinyhack.com dan berbagai karya di github dan tulisan di blog ini sudah lebih dari cukup untuk mendapatkan tawaran pekerjaan di berbagai negara. Saya sendiri saat ini masih kerasan di Chiang Mai dalam bidang software development dan belum berniat pindah ke mana-mana.

Karena saya tidak memiliki tekanan mendapatkan sertifikasi ini, saya tidak memiliki beban sama sekali dalam mengerjakan lab dan ujiannya. Dan ini membuat saya bisa mengerjakan dan mendapatkan sertifikasinya dengan relatif mudah.

Lanjutkan membaca “OSCP”

Reverse Engineering Aplikasi iOS

Sudah lama saya menuliskan tentang reverse engineering Android tapi sampai saat ini belum menuliskan untuk iOS. Tulisan ini akan memperkenalkan cara reverse engineering aplikasi iOS dengan berbagai pendekatan. Tujuan utamanya di sini adalah untuk pentesting. Reversing untuk tujuan lain (misalnya Tweak development) sebagian akan sama, tapi masih butuh usaha dan tool ekstra dan hanya akan saya bahas sekilas.

Mesin macOS dan XCode

Memiliki mesin macOS akan sangat membantu dalam reverse engineering. Mesin ini bisa fisik asli dari Apple (Macbook, MacMini atau yang lain), mesin tidak resmi (Hackintosh), atau bahkan Virtual Machine. Pengunaan utamanya adalah untuk menjalankan Xcode terbaru dan iTunes.

Sebenarnya ini tidak 100% wajib, karena kebanyakan tool bisa berjalan di OS Lain. Misalnya di Linux saya memakai libimobiledevice untuk menginstall IPA, membaca log dari device, dsb. Tapi biasanya jika ada iOS baru, berbagai tool di luar OS X akan berhenti bekerja sampai beberapa hari atau bulan, menunggu developernya memahami apa yang diubah Apple dan bagaimana memperbaikinya.

Lanjutkan membaca “Reverse Engineering Aplikasi iOS”

Hacking di Serial Phantom/Ghost/유령 (bagian 4)

Ini merupakan bagian terakhir dari seri posting ini yang membahas episode 15 sampai 20. Di akhir seri ini adegan hacking yang dilakukan semakin sedikit dan fokus lebih pada cerita. Walau demikian, adegan hackingnya tetap lebih meyakinkan dari “hacker wannabe” dengan tag yang sempat trending di masa setelah pemilu ini.

Fokus akhir cerita masih ke software security/antivirus yang diberi backdoor. Kasus ini sangat mungkin terjadi seperti dalam berita tentang antivirus Kaspersky yang dicurigai dipakai menghack NSA. Sebagai catatan: cerita tentang Kaspersky di dunia nyata bahkan lebih seru dari di film ini.

Ada bagian mereka mengambil rekaman dari dashcam mobil. Setahu saya tidak ada dashcam yang bisa menyimpan video sampai puluhan hari, apalagi yang diakses adalah SD card yang menempel di dash cam. Andaikan ada sistem yang bisa menyimpan jangka panjang, kemungkinan medianya adalah harddisk (atau data ditransmit ke server ketika sampai di garasi).

Ada adegan waktu koneksi internet tiba-tiba mati: program yang dilihat adalah PRTG Traffic Grapher yang cukup masuk akal. Penyebab trafficnya tiba-tiba berhenti agak kurang masuk akal yaitu DDOS, seharusnya tiba2 ada traffic besar. Kecuali ada bug di firewallnya yang justru mematikan koneksi ketika ada serangan.

Lanjutkan membaca “Hacking di Serial Phantom/Ghost/유령 (bagian 4)”

Hacking di Serial Phantom/Ghost/유령 (bagian 3)

Mulai dari episode 7, jumlah hacking dan tool hacking yang muncul semakin sedikit, jadi untuk bagian 3 ini episode yang dibahas lebih banyak: dari 7 sampai 14. Ada laporan teknis yang muncul sekilas, dan dibuat cukup meyakinkan dengan screenshot program di dalamnya.

Ada juga adegan akuisisi data dari ponsel.

Sementara itu ketika mengakses komputer orang lain (secara tidak legal) dan butuh akses browser history, Yoo Kang-mi memakai BrowserHistorySpy.

Ada sedikit omongan teknis tentang ARP attack, tapi tidak detail diceritakan.

Lanjutkan membaca “Hacking di Serial Phantom/Ghost/유령 (bagian 3)”

Hacking di Serial Phantom/Ghost/유령 (bagian 2)

Meneruskan posting sebelumnya, ini episode 4 sampai 6. Pertama ada program tak bernama yang bisa digunakan untuk SQL injection dsb, fiturnya mirip dengan sqlmap tapi ada GUI-nya. Program ini ternyata namanya HDSI (saya nemu ini karena menemukan tulisan berbahasa korea yang membahas film ini).

EnCase juga muncul lagi beberapa kali di film ini.

Program open source wireshark yang dipakai untuk memonitor traffic jaringan juga muncul di film ini.

Lanjutkan membaca “Hacking di Serial Phantom/Ghost/유령 (bagian 2)”

Hacking di Serial Phantom/Ghost/유령 (bagian 1)

Sebenarnya film drama Phantom ini sudah cukup lama (tahun 2012) dan sudah pernah saya tonton beberapa tahun sebelumnya, tapi karena sekarang Risna lagi rajin nonton drama korea kami jadi nonton lagi film ini. Saya akan membahas mengenai berbagai tool yang dipakai di serial ini. Beberapa konsep yang rumit yang tidak cukup ditulis di posting ini akan saya posting di posting yang lain.

Saya berusaha untuk tidak memberikan spoiler di posting ini, tapi ya mungkin saja tetap ada sedikit. Sebagai catatan: ini sekedar film fiksi, jadi banyak juga hal-hal yang kurang realististis supaya filmya lebih seru. Sama seperti adegan baku tembak atau kejar-kejaran mobil di berbagai film lain yang juga sering tidak masuk akal. Tapi meski demikian film ini cukup realistis dari segi software yang dipakai.

Posting bagian pertama ini hanya membahas Episode 1 sampai 3. Di tiap episode pemakaian komputer/toolnya bervariasi, jadi dalam tiap bagian posting ini saya tidak akan selalu membahas tiap 3 episode, bisa lebih bisa kurang.

Hal pertama yang menarik ketika Kim Woo-hyun mengcompile program custom. Dia secara manual mengetik: gcc -v .. dst. Padahal di situ ada Makefile, harusnya tinggal ketik “make” saja sudah cukup.

Compile program

Sementara itu Park Ki-young memakai metasploit dalam aksinya. Metasploit adalah software standar yang dipakai baik hacker maupun pentester untuk melakukan banyak hal (scanning system, eksploitasi sistem, membuat payload, dsb).

Metasploit
Lanjutkan membaca “Hacking di Serial Phantom/Ghost/유령 (bagian 1)”