Dibandingkan di Indonesia dulu, perayaan Natal yang diikuti selama di Chiang Mai ini tidak banyak. Kalau di Indonesia, dari sejak awal Desember sudah ada banyak perayaan Natal. Semakin banyak organisasi/komunitas yang diikuti, semakin banyak pula perayaan Natal yang perlu dihadiri. Saya ingat waktu masih di Medan, ada perayaan di gereja, ada di sekolah, ada Natal gabungan, belum lagi kadang-kadang ngikut perayaan Natal kantor orangtua saya (ini sih gak selalu ikutan hehehe).
Di Thailand, hari Natal 25 Desember itu bukan hari libur. Biasanya, setiap tahunnya, acara yang kami usahakan datang itu adalah kebaktian malam Natal (24 Desember jam 11 malam), dan Joe ijin dari kantor untuk bisa mengikuti Kebaktian Natal 25 Desember di pagi harinya. Setelah Jonathan lahir, acara perayaan Natal yang kami ikuti bertambah 1: Carols by Candlelight.
Acara Carols by Candlelight ini biasanya jatuh sekitar hari Jumat, minggu Advent ke-2. Acaranya di mulai sore hari jam 7 malam. Udara dingin di kota Chiang Mai tidak menghalangi banyak orang untuk menghadiri acara ini. Format acaranya sangat berbeda dengan acara di Indonesia. Setiap tahun akan ada drama Natal yang sudah disesuaikan dengan jaman, pemerannya juga sebagian masih sambil baca karena biasanya cuma ada 1 kali latihan akhir.
Acaranya outdoor di lapangan golf. Sangat jauh dari kekhusukan ibadah Natal tapi ya tetap berkesan. Anak-anak banyak yang berlari-larian dan mereka bisa ambil peran jadi malaikat, gembala ataupun jadi domba. Karena format acara musical, jadi seperti menonton drama musical di mana percakapannya berupa lagu.
Ciri khas dari drama Natal ini adalah: mereka menggunakan bayi beneran diletakkan di palungan sebagai bayi Yesus. Waktu Jonathan masih bayi, dia juga pernah merasakan jadi bayi Yesus ditidurkan di palungan di malam yang dingin hehehe. Kami orangtuanya otomatis jadi Yosef dan Maria. Setiap tahun, selalu ada bayi yang lahir berdekatan dengan perayaan Natal ini. Tentunya bayinya bukan bayi yang baru lahir banget juga ya, Jonathan waktu itu berumur kira-kira sebulan dan masih agak banyak tidur.
Tahun-tahun sebelumnya Jonathan pernah ikutan jadi malaikat dan Joshua masih terlalu kecil untuk ikutan. Tahun ini karena kami terlambat datang, semua kostum sudah dipakai oleh anak-anak yang datang terlebih dahulu jadi mereka gak ikutan dalam dramanya.
Satu hal yang juga selalu ada setiap tahunnya adalah: unta yang di bawa orang majus. Nah unta ini diperankan oleh orang juga tentunya. Terlihat lucu dari jauh. Joshua melihat unta langsung komentar :”look, there’s a camel!”. Tapi waktu acara hampir berakhir dan unta mendekati, si Joshua malahan agak malu-malu gitu. Mungkin dia heran, kenapa kaki unta pakai sepatu? Hehehe…
Selain acara Carols by Candlelight, masih akan ada beberapa rangkaian acara kegiatan Natal tahun ini di gereja yang kami ikuti. Tanggal 22 Desember 2019 akan ada acara Christmas Tea dan Christmas Service. Biasanya kita diminta untuk membawa sedikit kue-kue untuk saling berbagi. Acara kebaktian gereja juga dimulai lebih awal dari biasanya. Lalu tanggal 24 Desember, ada kebaktian malam Natal yang di mulai jam 11 malam. Biasanya akan selesai sekitar jam 12 untuk menyambut hari Natal nya. Lalu tanggal 25 Desember jam 10 pagi ada kebaktian Hari Natal.
Siapa tahu ada orang Indonesia yang sedang berencana untuk berlibur Natal di Chiang Mai dan butuh informasi soal kebaktian Natal, semoga informasi ini bisa berguna. Kalau kebetulan baca tulisan ini untuk tahun-tahun berikutnya, bisa coba cari informasinya di situs gerejanya langsung untuk mengetahui kegiatan Natal yang diadakan setiap tahunnya.