Hari Senin yang lalu, merupakan hari libur di Thailand. Tapi kantornya Joe tidak libur. Jonathan ada kegiatan homeschool grup dengan teman-temannya. Setelah mengantar Jonathan, saya ajak Joshua jalan-jalan berdua.
Saya bawa Joshua ke taman kota, mumpung udara cerah. Tujuan utamanya ya tentu saja main di playground. Saya pikir akan ada banyak anak-anak bermain di sana. Tapi mungkin saya datang kepagian, anak-anaknya belum banyak yang datang bermain di sana.
Mungkin karena tidak banyak teman bermain, Joshua tidak terlalu bersemangat main di playgroundnya. Selain kami, ada 2 anak perempuan yang agak lebih besar main di sana. Tapi anak-anak itu mainnya bukan meluncur ke bawah, tapi memanjat ke atas.
Sebenarnya, saya ingat sebelumnya waktu kami ke sini bersama Jonathan, Joshua dan Jona juga mainnya bukan cuma meluncur ke bawah, tapi manjat ke atas baru meluncur ke bawah. Main dengan cara ini bagus untuk motorik kasar anak-anak, selama tidak membahayakan anak lain, seringnya saya biarkan mereka main perosotan dengan cara memanjat dulu baru merosot.
Joshua cuma turun naik tangga dan jalan mengitari perosotan seperti mengamati konstruksi dari playgroundnya. Saya hanya mengamatinya saja sambil duduk di bangku yang tersedia di sekitar taman.
Awalnya saya pikir dia pengen main perosotan, sudah sampai di atas, dia tidak juga merosot turun. Eh malah turun lagi dari tangga. Terus dia jalan beberapa keliling, naik lagi dan turun lagi. Waktu saya tanya, dia tidak menjelaskan apapun. Ya sudahlah, mungkin permainannya namanya naik turun tangga dan memperhatikan konstruksi tempat bermain, hehehe.
Setelah bosan mengitari playground, dia memilih untuk menulis-nulis di pasir. Dia meminta saya untuk mengikutinya dan ikutan menulis di pasir juga. Dari dulu, dia selalu suka untuk menulis di pasir. Bisa dibilang, dia memang lebih suka menulis di pasir daripada main perosotan. Kadang-kadang dia menjelaskan apa yang dia tulis dan berlagak seperti bapak guru yang sedang menyuruh muridnya mengikuti instruksinya. Baiklah pak guru, saya ikutan menulis di pasir juga supaya dia senang.
Kegiatan lain yang dia senang juga adalah naik turun rumah pohon yang ada di sebelah playground. Jadi dia naik dari sisi satunya, memandang ke arah jalan sambil menghitung mobil lewat, lalu turun dari sisi satunya lagi. Selain itu dia juga suka naik ke atas bangku di dalam rumah pohon, dan jalan di atas bangkunya. Untungnya, tidak ada yang sedang duduk di sana, jadi dia bisa jalan berputar sepuasnya.
Di taman kota ini sebenarnya bisa juga memberi makan ikan dan burung. Tapi kemarin Joshua tidak meminta, jadi saya tidak membeli makanan burung. Setelah bermain sekitar 1 jam lebih, Joshua mengajak saya mencari cemilan.
Biasanya memang kalau kami ke taman ini, sebelum pulang saya akan membeli kopi dan anak-anak saya belikan es krim. Nah, walaupun sudah berbulan-bulan tidak bermain ke taman kota (karena pandemi Covid-19), Joshua masih ingat saja minta es krim sehabis bermain.
Memang setelah menghabiskan energi bermain di taman, berlari-lari ke sana dan kemari di bawah sinar matahari pagi, paling enak ya ngadem menikmati es krim. Sekitar jam 11 siang, kami sudah kembali ke rumah lagi.
Bermain di luar ruangan di taman bisa sekaligus bahan untuk anak belajar banyak hal:
- Ketika dia berjalan di atas bangku, sebenarnya secara tidak langsung dia melatih keseimbangannya berjalan di papan.
- Ketika dia naik turun tangga, sudah jelas kemampuan motoriknya yang dilatih.
- Ketika dia menulis di pasir, selain baik untuk sensorik juga sekaligus motorik halus dan kognitif.
- Ketika dia memperhatikan mobil yang lewat, dia melatih kemampuan menghitung dan kadang-kadang mengenali warna.
Pelajaran-pelajaran seperti ini merupakan bagian dari bermain. Bagusnya lagi ketika bermain di luar, tentunya sekaligus mendapatkan vitamin D dari sinar matahari. Hati gembira karena bermain di luar ruangan dan vitamin D dari matahari cukuplah untuk menambah imunitas tubuh anak dan ibu. Iya, kalau anak bahagia, otomatis ibu juga bahagia kan.
Bersyukur kalau Thailand sudah mulai aman dari Covid-19, jadi lebih berani sering-sering keluar rumah ajak anak-anak. Mudah-mudahan saja situasi ini bisa bertahan dan seluruh dunia bisa menyusul aman seperti Thailand. Belum tahu berapa lama lagi si virus penyebab pandemi ini bertahan di muka bumi, tapi ya semoga saja kecerdasan manusia bisa segera menemukan solusi untuk mengalahkan si virus.
Walaupun sekarang sudah aman, tetap harus pakai masker kalau keluar rumah, tapi ya anggap saja mengurangi resiko tertular berbagai penyakit lainnya juga. Kebiasaan baik untuk mencuci tangan dan tidak memegang bagian muka juga tetap baik untuk diteruskan dan mencegah resiko tertular penyakit lain-lainnya.