Kemarin saya ikutan kelas Canva lagi. Kali ini merupakan kelas Canva ke-3 yang saya ikuti dalam 1 bulan terakhir ini, dan kelas-2 di tahun 2021.
Dari 3 kali belajar, 2 kali belajar lewat Zoom dan praktek langsung, sedangkan 1 kali belajar Canva dipandu lewat WhatsApp Group yang berlangsung selama 2 hari.
Kesimpulannya, saya lebih mudah belajar yang bukan lewat Zoom. Walaupun demikian, saya bisa mendapatkan tips-tips berguna, dan tentunya bertambah guru untuk ditanya-tanya kalau saya ada pertanyaan seputar Canva.
Contents
Latihan Adalah Kunci
Dari hasil belajar Canva, kesimpulan sekarang ini adalah, Canva itu butuh waktu untuk semakin terbiasa dengan segala fitur dan makin terbiasa memakainya.
Semakin sering mencoba-coba, kita bisa semakin terbiasa dengan fiturnya dan juga dalam memilih huruf, komposisi warna dan juga bisa ingat koleksi gambar dari library yang tersedia untuk fitur gratis.
Iya, fitur gratis Canva juga ada banyak sekali pilihannya sampai bingung, untuk saya yang masih pemula ini, berlatihnya menggunakan fitur Canva gratisan masih lebih dari cukup.
Meminta masukan dari teman-teman
Hasil dari latihan saya bisa dilihat di tulisan saya untuk Drakor Class ini, ada banyak sekali kutipan menarik dari drakor Because This is My First Life, dan itu baru sebagian dari kutipan saja.
Setelah menemukan 1 template yang rasanya paling enak dilihat mata, saya hanya perlu mengganti foto nya dan mengubah ukuran hurufnya tergantung dari panjang pendeknya kutipan.
Biasanya, ketika mencoba mendesain, saya akan meminta masukan dari teman-teman yang sudah lebih biasa mendesain Canva. Saya selalu mendapatkan saran-saran berguna, mulai dari pemilihan warna, sampai sebaiknya tulisannya rata kiri, tengah atau kanan.
Nah kalau dilihat dari contoh di bawah ini, selain mengganti warna latar belakang, saya juga memiringkan sedikit tulisannya supaya mengikuti garis-garis dari kertasnya.
Membuat Berbagai Ukuran
Di Canva, tersedia berbagai ukuran image yang sudah disesuaikan dengan media sosial.
Misalnya saja untuk Instagram post berbentuk kotak, untuk instagram story atau poster dan brosur berbentuk persegi panjang dengan orientasi memanjang ke bawah.
Sedangkan untuk twitter maupun blog banner berbentuk persegi panjang dengan orientasi melebar.
Dengan kutipan yang sama, saya mencoba menghasilkan desain yang berbeda untuk ukuran yang berbeda.
Hal paling lama tetap saja memilih warna, huruf dan komposisi warna antara background dan huruf.
Canva di Laptop vs HP?
Canva pertama kali saya kenal versi di HP, yang bisa diinstal dari playstore (saya pakainya android). Saya tidak tahu apakah ada di tablet karena belum mencoba.
Belakangan saya memakai Canva di laptop juga dengan cara langsung ke Canva.com, untuk mendesain dengan nyaman, dibutuhkan koneksi internet yang stabil dan cukup cepat.
Cara memakainya buat saya lebih nyaman di laptop, walaupun banyak teman-teman saya (dan beberapa yang membuka kelas memakai Canva) yang bisa dan sudah biasa mendesain di HP.
Saya lebih suka mendesain di laptop, karena ada perbedaan yang terlihat di HP dengan hasil akhir sedangkan hal itu tidak terjadi kalau mendesain di laptop.
Tapi ada juga masalah yang pernah saya temukan dengan Canva versi laptop, ketika mendesain menyertakan video di dalamnya dan saya download, hasilnya videonya cuma jadi image saja.
Kelebihan Canva ini adalah, kalau saya mendesain di laptop, saya bisa lanjutkan di HP untuk sekedar mengganti warna (walaupun ada kemungkinan agak bingung melihat tampilan teks yang berubah).
Satu-satunya cara untuk melihat apakah desain yang di HP sudah sesuai harapan atau tidak tentunya kita harus mendownloadnya.
Memakai aplikasi Canva ini butuh koneksi internet dan paket data tentunya, karena akan banyak menampilkan gambar ataupun video. Jadi, kalau mau mulai belajar Canva juga, siapin koneksi internet dan paket datanya dulu ya.
Ada Tutorialnya di Dalam Canva nya
Sebenarnya ini harusnya saya tuliskan di awal ya. Tapi saya juga baru menyadari kemarin, kalau di antara banyaknya template yang diberikan oleh Canva secara gratis, ada juga tutorial yang mereka sediakan dibuat menggunakan Canva juga.
Saya belum coba semua tutorialnya, tapi untuk meneruskan belajar, saya perlu lebih sering melihat dan mencoba apa yang menjadi saran do and don’t dari Canva.
Penutup
Cerita hari ini cukup sampai disini. Kita lihat saja berapa banyak lagi cerita tentang Canva di blog ini. Senang rasanya menemukan hal baru untuk dipelajari seperti ini.
Kalian punya hal apa yang baru dipelajari, tertarik juga mencoba Canva, atau jangan-jangan sudah mahir?