Sejak ponsel pintar dengan kamera sudah dikantongi semua orang, rasanya hampir setiap orang jadi lebih suka membagikan konten foto daripada konten tulisan. Ini juga salah satu sebab kenapa facebook mulai ditinggalkan sebagian besar orang dan ramai-ramai pindah ke Instagram. Lalu setelah instagram mulailah pada pindah ke TikTok. Tidak berhenti sampai di situ, sekarang semua orang juga jadi Youtuber dan juga Podcaster dengan harapan bisa jadi influencer dan beli mobil Tesla dari iklan yang dihasilkan dari YouTube.
Saya sebenarnya masih setia dengan sosial media dengan mode teks dan masih enggan berlama-lama melihat video tiktok ataupun YouTube. Dengerin radio aja jarang, apalagi dengerin podcast ya. Sejak berlangganan YouTube premium, kami juga sudah tidak pernah melihat iklan setiap buka YouTube. Jadi, tidak pernah terpikir juga untuk membuat konten YouTube dan dipasangi iklan. Blog ini juga dulu pernah dipasangi iklan, tapi akhirnya kami memutuskan untuk tidak pasang iklan lagi di blog.
Saya tidak suka dengan segala platform sosial media itu karena sebelumnya tidak punya alasan. Saya tidak suka mengekspose kehidupan pribadi kami secara detail di internet. Kalaupun ada banyak video rekaman anak-anak dari kecil, yang saya bagikan di sosial media itu tidak sampai 1 persennya. Tapi harus diakui juga, kalau tidak ada motivasi membagikan ke sosial media, terkadang tidak selalu mengabadikan berbagai momen baik berupa foto ataupun video.
Dari dulu, Joe lebih rajin mengambil foto dan video daripada saya. Sejak jaman kamera ponsel di Nokia 3650 sampai ponsel yang sekarang, Joe lebih rajin mengabadikan momen (bukan selfie loh ya). Kemarin dia menemukan video rekaman eyang putri waktu main-main dengan cucunya, ada juga video eyang putri menceritakan dongeng yang dulu sering diceritakan di masa kecilnya dan masih diingat. Tujuan Joe waktu itu memvideokan eyang putri memang supaya bisa diceritakan kembali ke Jonathan dan Joshua.
Sayangnya, tidak banyak rekaman video eyang putri yang kami punya, dan eyang putri sudah tidak ada lagi sekarang ini. Kalau kata Joe, ini salah satu alasan sebaiknya sekarang merekam video juga selain mengabadikan dalam bentuk foto. Tapi tentu saja, mengabadikannya buat dokumentasi pribadi ya, gak usah juga semua dibagikan di sosial media.
Jaman pandemi ini, semua orang juga mulai mengenal telepon video melalui aplikasi web. Aplikasi yang paling populer saat ini Zoom Meeting. Zoom meeting ini kelebihannya bisa direkam secara lokal, dan kalau kita membayar berlangganan, kita bisa ada pilihan merekam di cloud ataupun menayangkan dengan streaming langsung dari Zoom menjadi konten ke Youtube ataupun Facebook.
Sebenarnya, salah satu alasan saya masih lebih suka mencari informasi berupa teks daripada mendengarkan video adalah, saya bisa langsung mencari ke titik yang saya butuhkan, sedangkan untuk video, terkadang informasinya masih terlalu panjang dan harus mendengarkan cukup lama dan belum tentu mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Tapi untuk video blogger yang profesional, biasanya mereka akan mengupayakan videonya diedit dan diberi tanda supaya orang bisa langsung ke titik yang dibutuhkan. Ada keinginan juga untuk belajar editing video supaya bisa membuat konten video yang informatif dan mudah dicari orang.
Sekarang ini, gara-gara drakorclass saya mulai mengerti kenapa orang suka sosial media tertentu. Saya juga belajar untuk mengisi sosial media instagram, podcast dan Youtube. Saya juga mulai belajar mengedit video walau masih sangat amatir untuk konten drakorclass. Belum bisa disebut sebagai vlogger. Kesulitan dalam mengedit video yang paling utama adalah dibutuhkan waktu yang cukup lama karena harus menonton ulang keseluruhan videonya.
Kemarin, dan hari ini, saya mendapat saran dari orang yang berbeda untuk membuat konten video soal Chiang Mai. Tulisan tentang Chiang Mai sudah ada banyak sebenarnya di blog ini dengan foto-fotonya, tapi memang konten video apalagi khusus untuk wisatanya belum pernah kami sengaja bikin. Mudah-mudahan saja ya setelah makin terlatih edit video untuk drakorclass, bisa sekalian juga nanti membuat konten video tentang Chiang Mai. Kita lihat saja apakah saya bisa jadi vlogger atau tidak, hehehe.