Antara WhatsApp, Telegram dan LINE

Beberapa waktu lalu, ketika WhatsApp mengumumkan kebijakan privasi yang baru, para pengguna di Indonesia banyak yang ramai-ramai migrasi ke platform pengiriman pesan lain. Salah satu platform yang dipilih adalah Telegram. Tapi, tulisan saya ini tidak ada hubungannya dengan isu privasi tersebut.

Sudah sejak beberapa tahun lalu, saya menggunakan Telegram dan Line selain WhatsApp. Banyak yang tidak mau menggunakan lebih dari 1 platform dengan alasan ponselnya sudah penuh dan tidak bisa menginstal aplikasi lagi.

Sebenarnya, saya lebih suka Telegram daripada WhatsApp. Tapi saya perlu menginstal WA karena semua teman dan keluarga saya yang di Indonesia memakai WA. Saya juga perlu menginstal LINE karena semua orang di Thailand memakai LINE. Terus telegram buat siapa? Buat chat sama suami, hahaha…

Tapi itu dulu. Sekarang ini, teman-teman di Indonesia juga sudah mulai banyak memakai Telegram. Apalagi sejak adanya isu privasi WA, banyak juga yang pindah ke Telegram.

Berdasarkan pengalaman pribadi, saya akan menuliskan apa kelebihan dan kekurangan dari masing-masing platform messenger ini.

WhatsApp

Dulu, saya tahunya memakai WA hanya bisa di ponsel saja. Kita tidak bisa login di 2 tempat. Tapi, belakangan ini kita bisa membuka WA di laptop juga, tapi dengan batasan. Kita hanya bisa memakai WA di 1 laptop saja selain di ponsel.

Untuk bisa online di pc, ponsel kita yang memakai WA harus tetap aktif juga. Kalau kita mau online di 2 pc, kita harus selalu memindahkan WA mana yang aktif.

Jadi WA ini benar-benar sangat membatasi kemungkinan multi login dari beberapa gawai pada saat yang bersamaan.

Selain mengirim pesan secara langsung ke orang yang ada dalam kontak kita, di WA juga ada yang namanya WhastApp Grup. Jumlah anggota dalam WAG ini terbatas di 256 orang.

Kekurangan sistem WAG adalah, anggota hanya bisa membaca pesan masuk setelah dia bergabung. Jadi jika ada percakapan sebelum dia bergabung ke WAG tersebut, anggota tersebut tidak bisa membacanya.

Telegram

Sistem telegram ini mirip dengan WhatsApp, tapi tentunya ada beberapa perbedaan yang membuat saya lebih menyukainya.

Perbedaan pertama adalah kita bisa login telegram di beberapa gawai sekaligus. Jadi selain di ponsel, saya bisa login dari pc ataupun laptop sekaligus. Untuk orang yang memiliki lebih dari 2 ponsel, tentunya hal ini juga lebih memudahkan berganti-ganti gawai tanpa ketinggalan obrolan.

Perbedaan mendasar berikutnya adalah, di Telegram ada yang namanya Channel selain Grup.

Pada Telegram Channel kita akan bisa membaca pesan yang masuk sejak awal mula channel di ciptakan.

Kalau grup sifatnya mirip dengan WA Grup, akan tetapi admin bisa juga memilih pengaturan supaya anggota bisa membaca semua pesan mulai dari awal grup diciptakan seperti sifat Channel.

Ketika kita menghapus pesan yang salah kirim di telegram, kita juga bisa menghapusnya tanpa ada tulisan : pesan dihapus – yang akan bikin orang bertanya-tanya pesan apa tadi yang dihapus? Hehehe..

Kapasitas Channel dan grup Telegram juga jauh lebih besar daripada kapasitas WAGrup. Untuk Grup kapasitasnya bisa mencapai 100 ribu anggota, sedangkan untuk channel bisa lebih dari ratusan ribu.

Perbedaan mendasar dari Channel dan Grup Telegram adalah kalau grup kita bisa berdiskusi dalam arti semua anggota bisa mengirimkan pesan (selama diperkenankan oleh admin), kalau Channel Telegram itu sifatnya 1 arah seperti pengumuman saja.

Biasanya Channel Telegram bisa dilengkapi dengan sebuah Grup untuk mendiskusikan informasi yang dibagikan di Channel tersebut.

Satu lagi kelebihan Telegram adalah: adanya fasilitas saved messages. Jika ada file atau pesan yang tidak ingin saya hapus, biasanya saya bisa kirimkan ke saved messages itu. Saved messages ini hanya bisa dibaca oleh saya sendiri.

Ada banyak fitur Telegram lainnya yang belum saya eksplorasi, karena saat ini fungsi utama Telegram buat chat dengan suami saja, hehehe…

LINE

Siapa yang nonton film Ada Apa Dengan Cinta 2? Nah sebelum AADC 2 jadi film, ada film singkat di mana Rangga yang setelah ratusan purnama menghilang, tiba-tiba menemukan Cinta di LINE.

Dia menemukannya ketika mencari informasi siapa saja pengguna LINE yang merupakan alumni dari SMA nya.

Tapi, saya tidak lagi mau ngomongin film AADC 2 yang menurut saya too good to be true, dan kok ya Cinta mau aja gitu balik lagi sama Rangga setelah dighosting ratusan purnama.

Nah kembali ke LINE. Aplikasi LINE ini ditengah-tengah antara WA dan Telegram. Jadi LINE ini tidak bisa login lebih dari 1 gawai. Kita bisa memilih login dengan username atau nomor ponsel.

Aplikasi LINE juga mempunyai bagian seperti sosial media, di mana kita menulis status atau membagikan berita. Selain itu, aplikasi LINE sudah terlebih dahulu menggunakan stiker lucu-lucu yang bisa dibeli dengan koin.

LINE juga diintegrasikan dengan berbagai fitur lain seperti berita dan juga siaran televisi.

Di Thailand, LINE diintegrasikan dengan Rabbit Pay, salah satu cara pembayaran digital dengan berbagai promosi.

Saya tidak bisa cerita terlalu banyak tentang LINE, karena walaupun saya menggunakannya di Thailand, tapi saya tidak benar-benar menggunakannya, hehehe…

Di Line juga ada grup dan biasanya para pebisnis menggunakannya untuk mempromosikan produknya kepada para pelanggan dengan meminta pelanggannya menambahkan menjadi teman.

Belakangan malah ada LINEMan, layanan pesan makanan online, atau antar barang dan orang. Segitu ngetopnya aplikasi LINE di Thailand, sehingga mereka berusaha mengintegrasikannya untuk segala hal.

Penutup

Nah, kalau pembaca paling suka memakai aplikasi pesan instan yang mana? Kalau hanya bisa memilih 1 saja, saya tentu saja akan memilih Telegram. Tapi, kalau teman-teman saya tidak ada di Telegram bagaimana? Ya ajakin aja pakai Telegram, hehehe.. bukan ngiklan Telegram loh ya!

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Satu tanggapan pada “Antara WhatsApp, Telegram dan LINE”

Tinggalkan Balasan ke Shanty Dewi ArifinBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.