Bulan ini tantangan blogging Mamah Gajah Ngeblog adalah menuliskan resep masakan andalan. Sebagai yang tidak suka masak sampai pernah membuat situs berisi resep masakan pemalas untuk contekan, satu-satunya yang langsung terpikir sebagai resep andalan ya masakan dari telur.
Saya bersyukur kalau anak-anak dari kecil tidak ada yang alergi dengan telur. Sampai sekarang kalau susah makan, dengan adanya telur, anak-anak pasti makan.
Mau itu untuk sarapan pagi, makan siang atau makan malam. Atau ketika pergi keluar kota dan tidak ada menu yang cocok dengan selera, menu telur biasanya selalu jadi pilihan.
Ngomongin menu telur, saya ingat dengan film Runaway Bride. Ceritanya seorang wanita yang selalu kabur di hari pernikahannya.
Sudah tahu kan, kalau telur itu bisa dimasak jadi telur rebus, telur mata sapi, telur dadar ataupun orak arik. Nah dalam cerita film Runaway Bride, si wanita ini setiap ditanya manakah masakan telur favoritnya, akan selalu menjawab mengikuti selera pria yang sedang menjadi pasangannya.
Seperti kita ketahui bersama, telur ini makanan sumber protein. Kalau sedang bercanda, terkadang banyak yang bilang kalau makan telur itu sama dengan makan ayam yang lengkap. Padahal, tentu saja kandungan protein telur dan ayam itu berbeda walau sama baiknya.
Jenis olahan telur tidak terbatas seperti yang ada dalam film Runaway Bride saja. Harus diakui kalau mengolah telur dengan cara direbus, diceplok, didadar atau diorak arik merupakan cara termudah. Rasanya juga sama enaknya. Tapi tentunya ada banyak cara lain menyajikan olahan menu telur.
Lalu, kalau saya ditanya manakah masakan olahan telur yang menjadi andalan di rumah kami? Sebelum menjawab ini, saya mau cerita dulu tentang berbagai olahan telur yang menjadi favorit atau pernah menjadi favorit.
Telur Tomat
Waktu saya kecil, salah satu makanan yang sering disiapkan mama saya untuk sarapan adalah apa yang saya sebut menu telur tomat.
Resep dan cara memasaknya pernah saya tuliskan di blog masakan pemalas. Intinya tumis bumbu, tambahkan air dan cemplungkan telur ke dalam rebusan air, lalu tambahkan potongan tomat.
Rasanya? Jangan ditanya, sedap sekali buat saya. Aroma bumbu yang terdiri dari bawang putih bawang merah, jahe dan sereh membuat lapar langsung datang seketika.
Sayangnya anak-anak saya tidak terlalu suka dengan aroma telur yang dimasak dalam rebusan seperti itu. Sekarang, menu telur tomat sudah jarang sekali saya masak.
Egg in A Hole
Kalau ini pernah menjadi menu favorit beberapa tahun lalu. Sejak mengurangi makan roti, menu ini juga jadi mulai jarang dimasak dan hanya sesekali saja dimasak.
Egg in a hole ini maksudnya, roti dipotong tengahnya, lalu dipanggang di atas teflon. Kemudian telur diceplok di tengah-tengah roti yang sudah dipotong tengahnya ini. Potongan tengahnya tentunya jangan dibuang, tapi tetap dipanggang di atas teflon terpisah (untuk di makan juga tentunya).
Mengingat roti itu adalah karbohidrat dan telur mengandung protein, sebenarnya ini bentuk lain dari makan roti pake telur ceplok.
Biasanya, supaya lebih terasa kenyang, saya akan menggunakan roti whole wheat. Makannya bisa dikombinasikan dengan sayur lalapan kalau tersedia. Tapi kalau tidak ya begini saja juga lumayan loh kenyang makannya.
Variasi lain tentunya masak 2 lembar lalu bikin sandwich dengan keju lembaran, irisan tomat dan sayur selada. Yummy.. dijamin kekenyangan ini sih, hahaha.
Telur Martabak Mie
Makanan ini sebenarnya pernah jadi favorit jaman masih kost. Lalu, pernah juga menjadi favorit sebelum punya anak, dimakan jadi cemilan. Jenis makanan ini merupakan variasi makan mie instan yang bukan direbus ataupun digoreng.
Cara membuatnya sebenarnya mudah, tapi ya prosesnya butuh beberapa tahap alias lumayan repot. Bisa menggunakan mie instan ataupun mie kering, tapi biasanya sih pakai mie instan supaya tidak mikirin mencari bumbu lagi.
Pertama kita rebus dulu mie instannya, lalu tiriskan airnya. Selanjutnya campurkan ke dalam 2 atau 3 butir telur yang sudah kita aduk seperti ingin membuat telur dadar. Campurkan bumbu mie instan dengan merata. Bisa kita tambahkan irisan sosis ataupun daging giling jika diinginkan, tapi tanpa tambahan juga sudah mantap.
Selanjutnya, dadar deh telur berisi mie rebusan yang sudah dikeringkan itu menjadi martabak mie. Untuk menikmatinya bisa dicocol sambal botolan.
Berhubung tidak punya fotonya, ini fotonya hasil minjem dari situs lain ya.
Belakangan, karena memasak martabak mie ini bisa jadi gagal karena terlalu tebal, kadang menggorengnya kecil-kecil seperti bikin bakwan.
Jadi bukan didadar, tapi digoreng dengan ukuran sesendok demi sesendok. Kalau ditambahkan irisan sayur dan daging giling atau ikan kalengan udah deh jadi makanan lengkap carbo, protein dan sayuran jadi satu.
Model di goreng sebagai martabak besar atau digoreng kecil-kecil seperti bakwan ini bedanya di penggunaan minyak. Dadar martabak tentunya butuh lebih sedikit minyak goreng daripada seperti menggoreng bakwan.
Berbagai Variasi Telur Dadar
Menu telur yang satu ini sekarang merupakan menu paling andalan. Andalan di rumah ataupun ketika anak susah makan.
Siapa yang tidak tahu resep telur dadar? Rasanya semua orang pasti tahu. Sejak di Thailand, dan sejak anak lebih suka telur dadar dibandingkan direbus dan lainnya, saya jadi belajar membuat variasi isi telur dadar.
Bumbu utamanya ya telur, garam dan kecap asin. Tapi untuk isinya bisa berganti-ganti sesuai ketersediaan bahan di rumah.
Untuk variasi, terkadang telur dadarnya bisa diisi dengan daging giling atau ikan kalengan yang biasanya jadi bahan sandwich,
Ide untuk menambahkan daging giling ini terutama karena di Thailand ada menu yang telur dadar dengan daging giling. Sebelumnya, saya tidak terpikir untuk menambahkan daging giling, padahal martabak telur di Indonesia isinya ya daging giling kan!
Selain menambahkan daging giling atau suwiran ikan, bisa juga menambahkan irisan sayur seperti wortel dan kol ke dalam telur dadar.
Kalau di rumah sedang tidak ada bahan untuk isi, cukup telur dikasih garam dan sedikit kecap asin. Usahakan mendadar telur dengan api panas tapi tidak terlalu panas supaya tidak gosong dan minyak agak banyak supaya telurnya mengembang dan crispy.
Dibandingkan telur rebus atau scramble egg, telur dadar ini pokoknya paling andalan deh. Paling gampang juga memasaknya. Dimakan dengan nasi putih anget-anget aja udah yummy.
Di rumah, saya selalu sedia telur selain minyak goreng. Selain itu saya juga membeli ikan tuna kalengan yang tidak ada tulangnya. Sesekali membeli daging giling juga. Kalau sudah bingung mau makan apa, ya masak telur dadar saja, Dijamin semua akan makan dengan senang hati.
Penutup
Tantangan blogging mamah gajah ngeblog bulan ini cukup berat buat saya, karena masakan andalan di rumah saya terlalu sederhana. Tapi ya, memang begitulah kenyataannya.
Semoga dari menu andalan yang super sederhana di rumah saya, bisa jadi inspirasi buat teman-teman yang lagi bingung mau masak apa ya.
Ada gak yang seperti saya juga, menu andalannya cuma telur dadar? Hehehe.
telur memang favorit dan penyelamat dikala lapar sudah tak bisa ditahan ya Teh.. meski variasi resep berbahan telur makin banyak. telur dadar tetap jawaranya..hehe
iya, telur dadar paling cepet dan paling pasti bikin anak-anak yang tadinya susah makan jadi makan lahap
Telur memang andalan di kala mager. Tinggal dadar atau ceplok, makan pakai nasi hangat, udah bikin anak-anak banyak makannya. Kalo lagi rajin, aku suka bikin martabak telur mini juga buat lauk atau sekadar cemilan.
yang ini juga enak pasti, dulu pernah bikin tapi beli kulit yang udah jadi hehehe…
Aih, aku pun selalu pakai kulit yang udah jadi kok kalo bikin martabak telur
Hywaaw menu andalan wkwk,,, jadi inget Teh dulu bikinin egg jn a hole pakai tambahan bumbu jinten dan parsley, disangka pake daging dong, hehe,,, tulisannya asyik Teh, to the point dan hanya membahas resep telurnya, saya banget inii
Kapan-kapan aku mau coba juga deh tambahin parsley hehe. Ini tulisan the point karena ga punya resep super andalan selain masak telur dadar hahahahaha.
wah, makasih teh sharingnya, jadi banyak referensi nih…
telur itu sesuatu yang selalu di stok di kulkas, di ceplok aja udah enak ya haha