Kemarin Joshua ulang tahun ke-6, cerita hari kemarin sudah dituliskan oleh Joe. Hari ini saya ingin bercerita tentang bagaimana Joshua yang badannya sudah hampir sama besar dengan Jonathan, padahal mereka bedanya 4 tahun 6 bulan 28 hari.
Tahun 2015
Di foto ini, Joshua baru berumur beberapa hari. Jonathan berumur 4 tahun lebih. Jonathan sangat senang waktu punya adik. Dia juga ikut memilihkan nama untuk adiknya.
Sejak Joshua lahir, Jonathan selalu ingin mengajaknya bermain. Tapi, tentu saja waktu masih bayi belum banyak permainan yang bisa dilakukan bersama.
Jonathan senang membantu, misalnya mengambilkan popok atau membuang popok ke tempat sampah. Pokoknya, dia ingin ikut sibuk mengurusi adiknya.
Tahun 2017
Foto ini diambil bulan July 2017, Joshua sudah berumur 2 tahun lebih dan mulai bisa diajak bermain bersama. Tapi tentunya lebih sering sama-sama mengganggu papanya.
Sampai sekarang, hobi mereka adalah bermain di ruang kerja papanya. Untung papanya mau aja digangguin dan punya waktu untuk bermain bersama mereka setiap hari.
Ini foto mereka main dengan papa sebelum tidur. Waktu itu Jonathan masih cukup ringan, Joshua pun masih belum seberat sekarang tentunya. Mereka senang mutar-mutar begitu saja di dalam kamar.
Tahun 2019
Foto ini diambil bulan Februari 2019. Saya ingat, kami pergi ke acara Festival Bunga di Chiang Mai. Kami datang mengantar oppung melihat festival bunga. Rasanya ini festival bunga di Chiang Mai terakhir yang kami datangi sebelum pandemi.
Festival bunga tahun 2020 masih ada, tapi kami enggan karena sudah mulai ada kasus Covid, sedangkan acara tahun 2021 dibatalkan karena pandemi.
Saat itu, Joshua hampir berumur 4 tahun, sedangkan Jonathan hampir 9 tahun. Jonathan masih terlihat lebih tinggi di sini. Mereka sudah bisa mulai bermain bersama dan jalan bersama (tentunya kami mengawasi disampingnya).
Tahun 2021
Ini foto terbaru yang bisa melihat perbandingan tinggi mereka. Coba tebak, yang mana Jonathan dan mana Joshua.
Dalam rangka mengurangi gangguan, Joe mengatur supaya mereka bisa bermain game bersama di kamar mereka. Sepertinya usaha ini cukup berhasil, walaupun kalau sudah bosan mereka akan kembali berkumpul mengganggu Joe di kamar kerjanya.
Jonathan dan Joshua suka saling usil satu sama lain. Tapi juga suka saling mencari ngajak main bareng. Namanya anak-anak, terkadang ya lumayan berisik walau nggak sampai ada yang nangis.
Biasanya kalau mereka gak bisa akur, akan saya lerai dan suruh main masing-masing. Tidak lama kemudian, mereka akan berbaikan dan main bareng lagi. Begitu aja terus setiap hari.
Penutup
Punya 2 anak laki-laki kata orang berbeda rasanya dibandingkan 2 anak perempuan atau punya anak laki dan perempuan.
Masih sering ditanyain mau nambah lagi biar dapat perempuan atau tidak. Buat saya sih anak laki atau perempuan sama saja. Emangnya ada jaminan kalau punya anak lagi yang lahir perempuan? Mengikuti program keluarga berencana, 2 anak cukuplah.
Saya bersyukur karena mereka cukup dekat dengan papanya selain dengan saya. Joe juga selalu menyediakan waktu untuk bermain dengan anak-anak.
Kadang-kadang, saya agak kesulitan untuk mengerti apa saja yang mereka bicarakan bertiga. Apalagi karena saya tidak suka bermain game.
Untungnya belakangan Jonathan suka main catur, dan Joshua suka main ular tangga, 2 permainan yang saya masih bisalah mengikutinya. Mungkin kalau Joshua sudah bisa main catur, saya pun tidak diajak lagi main catur, hehehe…
Doa kami sebagai orangtua, semoga mereka berdua tetap akur sebagai 2 bersaudara selamanya.