Bulan Agustus ini, dengan semangat kemerdekaan RI, Tantangan Blogging Mamah Gajah Ngeblog mengangkat tema “Budayakan Hidup Tanpa Bajakan”. Saya ingat, tema ini saya usulkan karena merasa prihatin dengan penyebaran konten digital bajakan yang sangat mudah sekali dilakukan.
Melalui tulisan ini, saya ingin mengingatkan dan mengajak kembali kepada para mamah dan pembaca sekalian untuk memulai hidup legal tanpa bajakan dengan cara mulai dari niat dan dari diri sendiri.
Mulai dari Niat Pribadi
Terlepas dari ajaran agama yang bilang ketika kita berniat melakukan kejahatan, itu sama saja kita sudah berdosa, saya ingin menggunakan niat untuk kebalikannya. Mari meniatkan untuk menghindari bajakan dan sedapat mungkin hanya memakai produk yang legal.
Saya ingat, di tahun 2004, saya pernah menuliskan awal dari niat untuk memakai aplikasi yang legal untuk hidup yang lebih baik. Harap maklum kalau gaya bahasa tahun 2004 terasa berbeda dengan tulisan sekarang ya.
Ketika saya menuliskan tentang memakai aplikai legal tersebut, isi komputer saya belum seratus persen bebas dari aplikasi bajakan. Padahal, saat itu saya sudah lulus kuliah dan sudah punya penghasilan. Kesadaran untuk berhenti memakai produk bajakan masih setengah-setengah.
Tapi, saya senang karena tulisan saya tersebut sudah berhasil membuat beberapa teman saya mengikuti langkah saya beralih ke aplikasi gratis ataupun open source.
Semua dimulai dari niat, lalu pelan-pelan menjadi kebiasaan. Hal yang dulu terasa mahal atau sayang keluar duit kalau ada versi bajakan, menjadi tidak nyaman memakai produk bajakan.
Ada 4 hal yang dulu seringkali dengan sadar saya cari produk bajakannya: mulai dari software/aplikasi, buku digital, film dan musik. Lalu, setelah memulai dengan aplikasi, saya juga mulai sadar untuk tidak lagi mencari buku digital bajakan, maupun film dan musik.
Sekarang ini, beberapa aplikasi yang dulu harganya mahal, sudah lebih terjangkau. Karena situasinya sekarang juga sudah lebih mampu untuk membeli, bisa dibilang kami tidak saja memakai aplikasi legal, tapi juga mengupayakan untuk berlangganan berbagai konten digital secara legal untuk buku, film dan musik.
Kenapa harus bayar?
Mungkin akan ada yang berargumen: “Kalau ada yang gratis, ngapain bayar?” Ini tuh menurut saya, benar kalau memang produk tersebut didistribusikan secara gratis.
Tapi pertanyaanya, apakah konten digital yang kita bilang gratis itu benar-benar gratis? atau maksudnya gratisan karena bajakan? Konten bajakan itu beda loh dengan konten gratis.
Memakai barang bajakan itu sebenarnya sudah seperti penjajah saja. Kita mengambil sesuatu yang bukan hak kita, ketika kita menggunakan produk bajakan. Kalau menyebarkannya lebih parah lagi, karena kita jadi termasuk pembajak.
Kalau saya bilang anda itu penjajah atau pembajak karya orang lain, pasti sebagian besar tidak terima dan akan merasa saya terlalu berlebihan.
Membayar langganan atau membeli konten digital baik untuk buku ataupun layanan streaming tontonan adalah memberikan apa yang menjadi hak orang yang memproduksi konten tersebut.
Produksi apapun, termasuk film ataupun buku itu membutuhkan waktu untuk sampai ke kita. Kalau semua orang tidak membayar, lalu siapa yang membiayai produksinya?
Lagipula, konten digital bajakan yang diunduh dari situs-situs tak jelas itu sebenarnya bisa saja disusupi virus. Belum lagi situsnya pun bisa saja membuat komputer kita rentan disusupi orang jahat.
Menghentikan Pembajakan Mulai Dari Diri Sendiri
Pengalaman saya pribadi, selain memulai dari niat. Kami mulai membeli aplikasi yang memang dibutuhkan dan berlangganan berbagai layanan penyedia konten digital untuk buku dan film sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Faktanya, berlangganan layanan streaming film sebenarnya lebih murah daripada pergi menonton ke bioskop ataupun membeli rekaman DVD nya. Langganan per tahun juga jadinya lebih murah daripada beli satuan.
Nggak percaya? Ya hitung saja sendiri dari jumlah film yang ditonton plus kalau nonton dibioskop biasanya kita beli popcorn dan sebagainya juga.
Kami berlanggananan berbagai layanan streaming, karena kami memang suka nonton. Khusus untuk tontonan drama Korea, ada banyak kok cara untuk menonton gratis yang legal.
Banyak jalan kok untuk mendapatkan konten legal dengan harga lebih murah. Kalau memang tidak ada dananya, ya udah gak usah baca atau nonton! Nanti kalau lagi ada promosi, baru deh langganan.
Ada banyak layanan buku gratis seperti ipusnas dan project gutenberg. Ada juga membayar langganan cukup murah dapat akses banyak buku seperti kindle unlimited dan atau Gramedia Digital.
Membeli buku digital juga lebih murah dan ramah lingkungan daripada membeli buku cetak. Berlangganan buku digital pun sebenarnya cukup murah. Dengan biaya yang tidak cukup membeli 1 buku fisik, bisa dipakai untuk membaca koleksi banyak buku selama sebulan.
Atau bisa juga membeli konten ketika dijadikan paket promosi seperti Humble Bundle yang berisi aplikasi dan buku-buku digital yang totalnya memang jadi sangat murah dibandingkan membeli satuan.
Memerdekakan diri dari konten bajakan
Bagaimana ketika kita menerima terusan buku digital ataupun link untuk mengunduh konten yang katanya gratis padahal bajakan? Biasanya sih saya akan mengingatkan saja untuk yang meneruskan untuk tidak lagi meneruskan.
Tapi, kalau dia masih meneruskan, saya kan ga bisa ngatur ya. File yang di saya ya berhenti di tempat sampah pastinya.
Hayuklah, kita memulai dari diri sendiri diniatkan untuk membudayakan hidup tanpa produk bajakan. Kita merdekakan diri dari menjadi penjajah karya orang lain.
Merdeka!
salam merdeka teh risna …
aku langganan indihome, disney cannel dan netflix tapi itu numpang sih sama anak kedua yang suka nonton ha3 …
kalau buku digital belum pernah coba.
artikel yang bermanfaat
Alhamdulillah sekarang lebih mudah hidup tanpa bajakan. Harga terjangkau dan mudah mencarinya.
Memang ngefek banget ini perkembangan jaman. Buat entertainment sekarang kayaknya lebih gampang cari yang legal daripada bajakan. Dari harga woerh it banget dengan keamanan dan kenyamanan yang ditawarkan.
Buku juga semenjak pakai kindle jadi gampang. Mau baca apa aja tinggal klik klik. Lalu tagihan cc luber