Kenapa Kita Butuh Tujuan dari Diri Sendiri

motivasi

Tulisan hari ini semi curcol, diawali dengan perasaan kekaguman dengan seorang paman saya yang ternyata selama ini sudah mengumpulkan berbagai tulisan dalam bentuk blog. Kalau saya sepertinya punya banyak blog, paman saya ini punya lebih banyak lagi.

Walau ada banyak, blognya bukan blog random seperti saya. Semuanya ada tema dan topiknya yang menggambarkan dengan jelas apa sih motivasi/ tujuan/ dan harapannya dari setiap blog yang dikerjakan tersebut.

Dengan keterbatasan waktu, tenaga, maupun koneksi internet yang ada, paman saya mengumpulkan berbagai informasi yang menurutnya berharga untuk didokumentasikan dan dilestarikan. Mungkin ada yang berpikir mengumpulkan itu mudah. Tapi menurut saya, mengumpulkan informasi lalu menyajikannya kembali bukan pekerjaan mudah untuk seseorang yang memulai kegiatan tersebut saat sudah di atas 50 tahun.

Dari berbagai blog paman saya itu, dengan jelas terlihat apa yang membuat dia tetap melakukannya. Walaupun mungkin tidak selalu ada yang memberikan semangat, tapi paman saya tetap melakukan apa yang memang dia melakukan.

Oh ya cerita apa saja yang dilakukan paman saya bisa dibaca di tulisan sepupu saya DIP ini ya.

Berikut ini kesimpulan saya dari melihat hasil pekerjaan paman saya yang pastinya punya tujuan dari dirinya sendiri.

Tujuan menjadi motivasi berkarya

budaya dan sejarah simalungun
salah satu blog yang dikelola paman saya

Dari hasil karya paman saya, saya bisa melihat kalau paman saya itu punya tujuan melestarikan adat, budaya dan bahasa Simalungun. Selain adat budaya dan bahasa, paman saya juga ingin generasi penerus Simalungun juga bisa berbahasa Simalungun.

Pembuatan kamus, ataupun Bibel dua bahasa Simalungun Indonesia ini bisa berguna dua arah. Untuk generasi yang ingin tahu berbahasa Simalungun, atau untuk generasi yang lebih fasih bahasa Simalungun tapi juga ingin membaca bahasa Indonesianya.

Saya ini salah satu contoh generasi Simalungun yang sangat minim pengetahuannya tentang Simalungun. Tapi, melihat ada begitu banyak informasi yang sudah tersedia tentang simalungun, saya jadi tergerak untuk kembali membaca dan mempelajari tentang suku Simalungun ini.

Untuk apa saya belajar tentang suku Simalungun? Mungkin itu yang akan jadi pertanyaan pertama saya. Walaupun saya belum punya motivasi tinggi seperti paman saya tentang dunia Simalungun, tapi saya menyadari kekayaan budaya akan hilang kalau tidak ada yang memeliharanya.

Seperti halnya begitu banyak bahasa daerah yang hilang karena tidak ada yang menggunakannya, saya jadi merasa tergerak untuk ikut membantu paman saya dengan tujuannya melestarikan berbagai informasi tentang budaya Simalungun ini.

Tujuan yang jelas dari paman saya tentang melestarikan budaya Simalungun dan menyebarkan Firman Tuhan (termasuk untuk orang Simalungun) membuat saya ikut tergerak ingin melakukan sesuatu juga.

Kalau bisa saya simpulkan, memiliki tujuan yang jelas itu awalnya untuk diri sendiri kembali ke tujuan setiap kali merasa lelah atau ingin berhenti, tapi selain itu juga untuk membuat orang lain ikut tergerak. Ada yang tergerak untuk ikut berperan, ada juga yang sekedar jadi tahu dan mungkin tanpa disadari akan ikut menyebarkan hasil karya tersebut.

Jadi, kalau kamu sedang lelah berkarya, tanyakan pada diri sendiri, sebenarnya apa sih tujuan yang ingin dicapai dari karya tersebut?

Tujuan membuat kita tetap belajar

kamus indonesia simalungun
Tampilan blog ini keren, hurufnya bisa diklik loh!

Saya yakin paman saya tidak tiba-tiba bisa menggunakan internet, wordpress ataupun membuat halaman Facebook. Saya tentu saja tidak tahu persisnya bagaimana paman saya melakukan semua itu, tapi dengan hasil karyanya, saya jadi teringat dengan apa yang saya lakukan selama setahun ini dengan aktif menjadi kontributor dalam komunitas menulis seperti KLIP, Drakor Class dan Mamah Gajah Ngeblog.

Untuk mencapai tujuan, kita harus mau terus belajar. Kalau kita hanya melakukan apa yang sudah tahu dan tidak mau belajar hal-hal yang belum kita tahu, ya kemungkinan sih tujuannya bisa saja tercapai, tapi akan lebih lama.

Paman saya ini ilmu wordpressnya pastinya belajar sendiri, karena setahu saja anak-anaknya dulu tidak ngeblog dan sepupu saya baru-baru ini saja ngeblog pakai wordpress. Selain ilmu wordpress, pastinya paman saya tahu cara mencari informasi yang dia ingin kumpulkan.

Misalnya saja dengan dunia blog, setelah bertahun-tahun ngeblog tanpa merasa perlu tahu dengan segala aturan blogging, karena ada kebutuhan, saya jadi perlu mencari tahu. Kegiatan mencari tahu itu ya namanya belajar. Dan setelah belajar, saya sering merasa malu karena sudah keras kepala ga mau belajar sebelumnya.

Kesimpulan saya setelah mempelajari berbagai hal yang dulu tidak tahu dan sekarang jadi tahu, ternyata tidak ada yang sulit kalau sudah tahu. Jadi, kalau belum tahu, ya cari tahu!

Coba kalau tidak ada tujuan yang jelas, mungkin saya akan tetap pada titik nggak merasa perlu tahu. Kalau melihat blog yang dikelola oleh paman saya, saya yakin dia pasti belajar banyak untuk membuat tampilan blognya lebih terlihat seperti website dan bukan sekedar blog biasa.

Tujuan membuat kita tetap berkarya

Dengan adanya tujuan yang jelas, dan kemauan untuk mencari tahu hal yang tidak diketahui, paman saya tidak berhenti berkarya. Oh ya, sesuai judul tulisan ini, tujuan yang dimiliki paman saya ini sudah pasti tujuan dari dalam dirinya sendiri, bukan karena disuruh orang atau karena mengharapkan monetisasi.

Ketika tidak ada yang mengunjungi tulisannya, atau tidak banyak yang berkomentar, atau tidak ada yang mengapresiasi, paman saya tetap meneruskan berkarya. Karena tujuannya jelas, ingin mengumpulkan dokumentasi literasi seputar Simalungun untuk menjaga biar budaya Simalungun tidak punah.

Selain itu, paman saya juga suka memberitakan firman Tuhan. Dia ingin semakin banyak orang membaca kabar baik tersebut, terutama juga untuk orang Simalungun.

Saya jadi sedikit merasa bersalah, karena sebenarnya beberapa tahun lalu pernah ditanya tentang blog, tapi nggak serius memikirkan/menjawabnya. Saya jadi malu juga, kalau saya ngaku-ngaku ikut kelas literasi, suka literasi, tapi kok literasi untuk Simalungun tidak pernah terpikirkan oleh saya.

Kalau saya belajar bahasa Thai karena tinggal di Thai, lalu belajar bahasa Korea karena suka nonton drakor, kenapa saya tidak terpikir dengan budaya Simalungun? Di Thailand sini padahal anak mudanya sangat memelihara budaya lokal loh, kenapa saya sebelumnya tidak merasa pernah terpikir soal budaya Simalungun ya?

Penutup

Tulisan curcol semi merenung ini diakhiri dengan, saya mau ikut belajar melestarikan budaya Simalungun. Saya mau ikut dalam pekerjaan yang sudah dimulai paman saya. Semoga saja hasilnya nanti jadi semakin banyak yang merasakan manfaatnya.

Tapi, kemungkinan saya tetap tidak akan bisa bahasa Simalungun, karena saya tidak punya teman ngobrol dengan bahasa Simalungun. Belajar bahasa itu sesuatu yang tidak mudah buat saya, bahkan lebih sulit dari belajar matematika.

Belajar seputar wordpress dan desain canva lebih mudah sih buat saya. Jadi saya dan sepupu saya berencana untuk ikut mengelola konten seputar Simalungun yang sudah dimulai paman saya supaya budaya Simalungun tidak benar-benar punah.

Saya sih sekarang mikirnya fokus di hal-hal teknis blog dulu, nanti yaa.. siapa tahu ya, tiba-tiba bisa bahasa Simalungun, hehehe…

Ngomong-ngomong, kalian bisa bahasa daerah nggak?

Penulis: Risna

https://googleaja.com

7 thoughts on “Kenapa Kita Butuh Tujuan dari Diri Sendiri”

  1. Salut dan angkat topi untuk Om-nya Risna dan DIP (baru tahu kalian sepupuan hehe). Padahal pastinya ga gampang untuk orang tua belajar teknologi, sesuatu yang baru kan.

    Menginspirasi nih Risna, berkaca pada blog sendiri hehe. Thank you for sharing

  2. Bener banget mba, tujuan membuat kita berkarya. Blogging ngga ada tujuan yang ada ya kadang posting kadang nggak. Susah konsisten.

  3. Sepakat sekali ya. Memang untuk melakukan sesuatu, kalau ada tujuan yang jelas dan bermakna, kita gak akan gampang menyerah. Baca tulisan teteh saya jadi ingin berefleksi, tentang tujuan saya ngeblog selama ini.

  4. Salut buat pamannya, atrong why-nya udah ketemu banget. Pingin deh bisa begitu… konsisten nulis di blog yang audah berdebu ini, huhuhu

Tinggalkan Balasan ke MayBatalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.