Medan Trip Oktober 2023

Awal bulan Oktober, tanggal 7 sampai 14 Oktober kami berkesempatan untuk liburan ke Medan. Tadinya sih inginnya liburannya akhir bulan supaya bisa merayakan ulang tahun mama saya, tetapi resiko bergabung dengan grup homeschool, jadwal liburnya jadi tidak bebas seperti dulu. Walaupun liburan singkat, tapi ternyata cukup banyak yang bisa dilakukan (dan dinikmati).

Perjalanan Chiang Mai-Medan

Jadwal penerbangan pesawat Air Asia menjadi pilihan mudik ke Medan kali ini. Rutenya hampir sama dengan ke Jakarta, harus transit di Bangkok. Kali ini kami mencoba sesuatu yang berbeda dari biasanya. Kalau biasanya anak-anak duduk dengan Joe dan saya duduk sendiri di seberang gang, sekarang kami mencoba untuk duduk 2 baris berbeda tapi berdekatan. Tujuannya tentu saja supaya anak-anak bisa gak rebutan melihat keluar jendela. Selain itu kami juga memilih kursi bangku depan, supaya bisa masuk lebih awal dan keluar lebih cepat.

Perjalanan berjalan cukup lancar dan tidak ada penundaan. Untungnya kali ini bagasi dari Chiang Mai langsung ke Medan, kami hanya perlu pindah pesawat saja di Don Muang, Bangkok dan waktu transitnya juga cukup singkat, sekitar 2 jam. Satu-satunya yang sempat agak mengkhawatirkan adalah pagi itu hujan tiba-tiba turun sangat deras! Walau pesawat baru berangkat jam 9-an, kami sengaja berangkat jam 7 dari rumah. Perjalanan dari rumah ke bandara cuma 10 menit, tapi pengalaman sebelumnya antrian cukup panjang buat masukin bagasi, jadi ya lebih awal lebih baik. Untung saja tidak pakai acara basah kuyup.

Perjalanan Chiang Mai ke Bangkok hanya 1 jam, transit sekitar 2 jam, lanjut perjalanan Bangkok ke Medan sekitar 2 jam, sekitar jam 4 sore sudah sampai di Kualanamu. Sejak bandara pindah dari Polonia ke Kualanamu, rasanya perjalanan ke rumah jadi agak jauh, tapi ya cukup lancar sih dibandingkan Cengkareng Depok.

Medan dan Makanannya

Waktu liburan ke Jakarta, kami banyak mengandalkan pesan makanan lewat aplikasi. Kalau di Medan, walaupun banyak makanan yang bisa dipesan lewat aplikasi, tetapi mendingan diambil sendiri, apalagi untuk sarapan ada warung sebelah rumah yang menyediakan berbagai sarapan khas Medan.

Beberapa makanan khas Medan yang kami nikmati di Medan antara lain: Capcay sayuran, Fu Yung hai, mie pangsit, lontong sayur Medan, lupis, mie rebus, mie sop Medan dan kalau minumannya tentu saja Jus terong Belanda. Selain makanan yang dibeli, tentu saja ada makanan rendang dan juga berbagai makanan rumah masakan mama saya. Aplikasi ga butuh top up deh selama di Medan.

Karena kakak dari Jakarta juga datang ke Medan, rumah jadi ramai seketika. Mama saya juga menyempatkan membeli ayam yang diatur sebagai ucapan syukur bisa berkumpul dan makan bersama. Sayangnya gak bisa lengkap ngumpul pada satu waktu, karena kakak dan adik yang di Medan malah ada kerjaan yang gak bisa ditinggal ketika kami datang.

Tetap Jalan Pagi

Kalau di Jakarta, kami masih bisa jalan pagi sekitar rumah untuk ke Indomaret, di Medan tidak semudah itu jalan sekitar rumah karena jalannya agak lebih ramai sejak pagi. Dalam beberapa hari di Medan, ada juga sih 2 kali kami sengaja mencari tempat yang memang lebih memungkinkan untuk jalan kaki keliling.

Kesempatan jalan pagi ini biasanya sekalian buat mencari sarapan, atau ya mencari jajanan Mixue, hehehe.

Ziarah

Terakhir pulang ke Medan itu sudah sejak sebelum pandemi, artinya sudah sekian lama juga saya tidak berkesempatan mengunjungi makam bapak saya. Jadi kesempatan pulang kemarin itu kami menyempatkan diri untuk pergi berziarah bersama kakak dan mama saya.

Niatnya sih berangkat agak awal di pagi hari supaya tidak kepanasan, tapi ya tetap saja sampai sana udah agak panas padahal belum jam 11 siang.

Istana Maimoon

Pulang dari ziarah, kami menyempatkan mampir ke Istana Maimoon. Sebenarnya sih, ini sekedar menjawab penasaran saya ada apa sih di sana. Tetapi sangat disayangkan, ternyata tidak banyak yang bisa dilihat di dalam dan kondisinya jauh berbeda dengan tempat wisata lain yang pernah kami kunjugi. Jadi sebenernya tidak heran kalau saya dari dulu tidak pernah ke sana, hehehe.

Ke Danau Toba

Sudah sampai Medan, tanggung banget kalau nggak mengunjungi Danau Toba. Setelah mempertimbangkan berbagai kota yang bisa dikunjungi di sekitar Danau Toba, pilihan jatuh pada kota Parapat. Dipikir-pikir, walau sudah berkali-kali mengunjugi Danau Toba, tapi kota Parapat ini kota yang paling jarang kami pilih. Kalau dulu sih alasannya lebih karena kota ini terlalu banyak turis, jadi kalaupun ke sana rasanya kurang nyaman.

Tetapi kali ini berbeda, karena toh kami perginya bukan di akhir pekan. Parapat itu kota yang paling mudah untuk dituju, apalagi sudah ada jalan tol dari Medan ke Siantar yang mempersingkat perjalanan yang dulunya 3 jam lebih jadi bisa ditempuh kurang lebih 2 jam saja. Perjalanan dari Siantar ke Parapat juga jalannya cukup mulus dan butuh waktu 1,5 jam saja.

Hari Kamis, kami berangkat santai dari Medan. Agak pagi tapi tidak terlalu pagi. Targetnya sih kalau bisa makan siang di Siantar. Karena toh baru bisa masuk hotel di Parapat setelah jam 2 siang. Sengaja kami menyewa mobil van besar yang bisa memuat banyak orang, karena kami juga perlu langsung membawa koper. Pulang dari Parapat, kami akan langsung ke Kualanamu.

Makan siang di Siantar

Kebetulan, adik mama (tulang) yang dulu pernah tinggal di rumah di masa kuliahnya baru saja pindah ke Siantar. Kami yang sudah lama tidak bertemu, mengajak tulang bertemu untuk makan siang. Karena tulang sudah pensiun dan sedang tidak ada kesibukan lain, sekalian deh kami ajak juga ke Parapat. Lumayan jadinya bisa ngobrol lebih banyak.

Oh iya, kami juga sengaja membeli makanan dari Siantar untuk makan malam. Biasanya kalau sudah masuk hotel, pasti malas gerak lagi buat keluar mencari makanan. Siantar juga sebenarnya banyak kulinernya, tapi ga bisa juga kan makan berkali-kali dalam sehari, hehehe.

Hotel Khas Parapat

Atas rekomendasi dari kakak nomor 2, kami menginap di hotel Khas Parapat. Sengaja memilih family room, biar semua tidur tetap nyaman. Ternyata kami baru tau kalau hotel ini pernah dikunjungi sama Presiden Jokowi dan Ibu Irina. Hotelnya ada landasan helipad segala!

Tapi tentunya yang paling keren dari kota Parapat tentu saja pemandangan Danau Toba nya. Walaupun memang sempat khawatir hari itu akan turun hujan, ternyata cuaca cerah dan cukup menyenangkan menghabiskan sore hari sambil memandang ke arah Danau.

Secara keseluruhan, hotel ini oke banget. Ada bagian pantai pasirnya kalau anak-anak mau main pasir ataupun mau mandi air danau. Fasilitas kamar juga oke, tempat tidur empuk, kamar mandi ada air hangat walau dibatasi pada jam tertentu (tapi sudah dikasih tau terlebih dahulu). Sarapan paginya juga lumayan banyak pilihannya.

Naik Speed Boat

Pengalaman baru dalam perjalanan kali ini buat anak-anak adalah naik speed boat. Kalau dulu kami sering naik speed boat yang agak kecil, kali ini karena kami banyak, kami sengaja mencari speedboat yang agak besar. Sebenarnya ada beberapa pilihan, misalnya kalau mau naik speedboat sampai ke Samosir juga bisa, tapi butuh waktu 1 jam satu arahnya. Tapi untuk perjalanan kali ini, kami memang memutuskan cukup sampai Parapat saja, jadi tidak usah ke Samosir.

Nah untungnya ada pilihan naik speed boat itu sekitar setengah jam saja untuk melihat batu gantung dan sekedar muter-muter dan merasakan sensasi speedboat yang suka melaju kencang itu. Awalnya anak-anak masih maju mundur ingin mencoba, jadi kami baru naik speedboat keesokan pagi setelah sarapan.

Seru juga naik speed boat, apa lagi yang bawa cukup jago bikin speed boatnya melakukan manuver tajam beberapa menit sebelum akhirnya kami merapat lagi ke pantai.

Selesai naik speed boat, kami bersiap-siap untuk kembali ke Siantar lanjut ke Kualanamu, karena eyangnya anak-anak sudah akan tiba di Kualanamu sekitar pukul 2 siang. Rencananya eyang mau ikut ke Chiang Mai, tapi karena eyang gak bisa jalan jauh, jadi ya ga ikutan jalan ke Danau Toba dan memilih datangnya langsung saja sebelum hari keberangkatan ke Chiang Mai.

Menginap di Kualanamu

Perjalanan kembali dari Parapat ke Kualanmu juga cukup lancar. Kami singgah sebentar untuk makan siang di Siantar, termasuk membeli roti untuk bekal di jalan. Oh iya, sekalian beli biji kopi juga, sayangnya tidak ada banyak pilihan di tempat yang kami kunjungi dan karena waktunya tidak banyak ya sudah beli seadanya saja.

Hari Jumat malam, kami menginap di hotel bandara di Kualanamu. Tujuannya supaya tidak terburu-buru untuk penerbangan di hari Sabtu. Sepertinya cerita menginap di hotel bandara ini perlu jadi tulisan terpisah.

Home Sweet Home, Kembali ke Chiang Mai

Perjalanan Medan – Chiang Mai sama halnya dengan ketika berangakat. Bagasi sudah langsung ke Chiang Mai dan kami hanya perlu lewati imigrasi ketika di Bangkok. Semuanya berjalan lancar walaupun sempat ada insiden ketinggalan iPad di kursi pesawat dari Medan – Don Muang. Tapi sepertinya ini juga akan diceritakan di tulisan terpisah saja.

Sekitar pukul 4 sore kami sudah sampai di Chiang Mai. Berbeda dengan bandara di Medan ataupun Jakarta, kembali ke Chiang Mai itu semua terasa lebih cepat. Sekitar 30 menit sejak mendarat, kami sudah sampai di rumah.

Liburan seminggu yang singkat, tapi cukup berkesan. Bersyukur semua sehat dan perjalanan lancar. Bersyukur juga karena iPadnya berhasil kembali setelah kami laporkan ke gate penerbangan lanjutan. Tentunya ini tak lepas dari koordinasi kru Air Asia juga cukup oke dan sigap.

Seperti biasa, catatan perjalanan ini sebenarnya ingin lebih detail lagi karena ada banyak hal yang ingin diingat. Tapi ya ini juga sudah ditunda sekian lama baru dituliskan jadi sebagian juga sudah agak lupa-lupa, hehehe.

Kira-kira berikutnya trip ke mana lagi ya …

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Satu tanggapan pada “Medan Trip Oktober 2023”

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.