Gempa dan Tsunami

Ada beberapa berita yang membuat kaget waktu baca detik sore ini, pertama berita gempa di Jakarta dan Bandung (tapi tidak merasakan), dan berita Tsunami di Pangandaran maupun Ombak di Cilacap. Sepertinya trauma tsunami dan gempa sangat membekas dalam di negeri ini. Kapan pulihnya kalau belum yang satu selesai yang lain kena?. Sejauh ini belum ada berita yang pasti mengenai korban jiwa ataupun kerusakan parah, semoga tidak terlalu parah, sudah cukup banyak kesulitan di negeri ini, kenapa masih harus ditambah dengan adanya bencana. (When is enough is enough? Never?…sigh)

Wanita

Hari ini baca artikel di detik yang berjudul: PKS Godok Wacana Gerbang Kereta Khusus Wanita. Ada banyak hal yang langsung terlintas di benak saya membaca judul tersebut. Mulai dari yang positif tapi kebanyakan negatif. Wanita itu katanya lebih lemah dari pria, jadi perlu dilindungi (padahal kalau saja pria disuruh mengalami apa yang dialami wanita, pasti mereka ga lebih kuat). Memang, kulit pria lebih tebal dan kasar sedangkan wanita kulitnya lebih halus, tapi itu lebih karena wanita diciptakan lebih indah dibanding pria.

Yang saya bayangkan begini: kalau ada kereta api khusus wanita, maka semua orang yang ada dalam kereta api adalah wanita. Bukan hanya penumpang wanita, tapi masinis sampai dengan tukang bersih-bersih harus wanita. Kenapa begitu? bayangan saya adalah sama saja dengan salon yang pernah saya datangi. Ada ruang khusus wanita di salon itu, dan bayangkan kerusuhan yang terjadi ketika seorang pria yang hendak mengambil handuk kotor masuk ke ruangan (ruangan khusus wanita ini biasanya lebih disukai oleh wanita yang mengenakan kerudung dalam kesehariannya). Lalu bayangkan kalau ditengah perjalanan terjadi masalah teknis, atau hal-hal yang tidak diinginkan, let say ada kejadian seorang wanita menjadi beringas dan hendak mendorong wanita yang lainnya keluar, jangan-jangan tidak ada yang berani melerai malah ada yang ikutan bantuin dorong, atau malah cuma bilang : “eh lihat, ada yang dorong-dorongan tuh”, atau yang mau nolongin malah ikut jadi korban. Saya tidak bilang wanita tidak mampu melakukan semua hal tanpa pria(justru pria yang tidak akan bisa melakukan semua hal tanpa wanita), tapi kemungkinan itu bisa saja terjadi.

Mungkin saya berpikir terlalu jauh, apa sih yang akan terjadi dalam ruang kereta api khusus wanita? Ada banyak hal yang mungkin saja terjadi, dan mungkin saja ada kejadian yang tidak baik. Pertanyaan berikutnya, apa yang akan terjadi kalau semua tempat saya datangi selalu diberi label khusus wanita? (demikian juga dengan khusus pria?). Kapan dan di mana lagi ada cerita “Perkenalan di Kereta”, atau “Pertemuan Pertama” (judul khayalan). Bayangkan kalau saya bersekolah di tempat yang khusus wanita, jangan-jangan akhirnya wanita hanya bisa bertemu pria ketika mereka dijodohkan dan orang yang pacaran tidak bisa melakukan kegiatan bersama (karena restoranpun dikhawatirkan menjadi khusus wanita atau khusus pria, tidak ada makan malam romantis dong :P). Yang lebih parah lagi, apa ga kuatir kalau dalam gerbong khusus wanita ada penyuka sesama jenis? Apakah mereka juga harus dibuatkan kereta khusus?. Lebih parah lagi karena wanita lebih sering ketemu wanita saja, jangan-jangan akan tambah banyak penyimpangan kecenderungan menyukai sesama tersebut (dan di kalangan pria juga akan terjadi hal yang sama).

Intinya, sesuatu yang seragam itu tidak selalu baik. Jangan beri kotak buat gender. Jangan terlalu menjadi pahlawan dan merasa wanita perlu di simpan saja dalam sangkar (bahkan yang terbuat dari emas sekalipun) untuk menjaga wanita. Wanita tidak selemah itu. Saya pribadi sebagai wanita tidak suka dalam komunitas yang terlalu banyak wanita (contohnya di kost saya). Terlalu banyak gossip, bisik-bisik tetangga, rasa curiga dan rasa-rasa lain yang lebih menguras emosi. Saya lebih suka di saat saya terlalu emosional ada pria yang bisa memberitahu saya untuk menggunakan logika daripada menggunakan emosi.

S80Bible released

Beberapa waktu lalu, Joe berangan-angan punya handphone yang bisa dipakai untuk mengetik. Katanya PDA yang menggunakan stylus tidak nyaman untuk menulis. Sempat berniat beli communicator seri lama, tetapi karena satu dan lain hal, akhirnya harus menahan diri. Tidak lama setelah keinginan itu terlupakan, ada seorang yang baik hati yang meminjamkan Nokia 9300 ke Joe (beliau ingin Joe mengembangkan S80Bible). Well, walaupun pinjaman, Joe sudah merasa senang. Ternyata, kabar baik berikutnya adalah, Nokia 9300 itu diberikan ke Joe, bukan cuma dipinjemin :). Aha! Pucuk dicinta ulam tiba (ulam atau ulampun yah?).

Setelah banyak yang menanyakan apakah ada versi untuk Nokia 9300 ataupun seri 80 lainnya dan lebih 2 tahun S60Bible dipublikasikan, hari ini S80Bible sudah tersedia. Terimakasih untuk yang sudah memberikan sumbangan Nokia 9300 sehingga program ini bisa dibuat untuk versi symbian 80 (di test hanya di Nokia 9300, jika Anda berhasil menggunakannya di symbian 80 lainnya tinggalkan komentar ya)

Jika Anda mempunyai saran, usulan atau keluhan dalam menggunakannya, silahkan isi komentar disertai alamat e-mail Anda yang valid sehingga dapat dihubungi kembali. Jika ingin menyumbangkan/meminjamkan device symbian seri lainnya untuk dibuatkan versi lainnya, Joe pasti menerima dengan senang hati :).

Buat yang pengen lihat-lihat aplikasinya, bisa lihat screenshotnya di sini.

Rasa Malu

Ketika manusia diciptakan, manusia itu telanjang tapi tidak merasa malu. Setelah manusia makan buah dari pohon terlarang, mereka menjadi sadar bahwa mereka telanjang dan menyemat daun Ara untuk menutupi beberapa bagian. Dan ketika Tuhan mencari mereka merasa malu lalu mereka bersembunyi. Disitulah manusia pertama kali merasa malu. Tapi manusia lupa, bahwa mereka tidak bisa bersembunyi dari Sang Pencipta.

Saya tidak sedang akan membahas hal yang religius atau mengajar agama di sini. Posting ini terinspirasi ketika saya membaca milis (mailing list) di mana seorang anggota meminta serial number sebuah perangkat lunak. Lalu ditimpali oleh anggota milis bahwa penggunaan kata Serial Number ataupun Crack dilarang dimilis dan dapat menyebabkan milis di tutup. Awalnya saya pikir : wah milis ini sudah sadar untuk tidak membajak, tapi belum selesai saya berpikir, kalimat berikut dari balasan mail tersebut membuat saya sadar, mereka hanya mengganti istilah dengan kata-kata lain. Artinya, pembajakan tetap merupakan hal yang sah-sah saja buat anggota milis.

Masih dari orang yang sama, dia menyertakan tandatangannya berupa nama lengkap, di mana dia berkuliah, dan juga nomor telepon genggamnya. Jika saya seorang yang punya kewenangan dalam menindak orang yang membajak, sudah pasti dia masuk dalam daftar saya untuk ‘diwajibkan membayar’. Dalam email tersebut dia mencari program bajakan dengan alasan : maklum mahasiswa tidak punya duit. Oh ya? lalu dia mampu membeli aneka gadget yang harganya tidak murah tapi tidak mampu membeli perangkat lunak? Hmm…alasan yang tidak bisa diterima.

Anyway, saya hanya berpikir. Apakah kita yang melakukan tindakan membajak dengan sadar itu tidak punya rasa malu? Kita menggunakan pakaian yang pantas karena kita punya rasa malu. Atau memang sudah tidak ada lagi rasa malu? (sampai-sampai pemerintah merasa perlu mengatur bagaimana cara kita berpenampilan dalam RUU-APP?) Yang jelas, seandainyapun memang sudah sangat sedikit rasa malu itu, walau bagaimanapun juga mencuri itu tetap berdosa. Kita tidak bisa bersembunyi karena Dia tahu semuanya.

Walaupun masih banyak yang melakukan pembajakan, kemarin saya merasa senang mendengar pengakuan seorang teman yang terinspirasi untuk mulai meninggalkan tindakan pembajakan setelah membaca blog tidak membajak yang ditulis Joe. Jangan karena semua orang melakukan pembajakan, kita merasa membajak itu menjadi legal. Padahal membajak tetaplah mencuri, dan pencuri harus dihukum. Maaf jika ada yang merasa ‘tersinggung’ dengan posting ini, saya hanya ingin mengingatkan kembali (siapa tahu Anda belum tahu) bahwa jika Anda pernah kehilangan uang berapapun dari dompet Anda, sama saja rasanya dengan orang yang Anda curi itu (walaupun dia sudah sangat kaya).

Beberapa gosip (gak penting)

Setelah sekian lama ga nonton TV siang-siang, hari ini kembali mengikuti beberapa gosip ga penting dari tanah air. Ga ada gosip yang penting (itu pasti), tapi dari gosip yang ada, mungkin ada yang bisa kita jadikan contoh buruk dan hindari (contoh baik sih ga usah di bahas lah ya). Beberapa gosip yang ingin dikomentari adalah tentang anak diluar nikah, video mesra di handphone, kawin berkali-kali, dan hamil tanpa suami. Lanjutkan membaca “Beberapa gosip (gak penting)”

Istana Building Commodities Center

Ada tempat belanja baru di Bandung, jualannya macam-macam, nama tempatnya disingkat dengan IBCC. Tadi ke sana buat nge’service’ iBook Joe yang sudah dekil dan sekian lama engselnya geser. Di sana ada toko yang mengkhususkan diri dengan produk Apple. Bagian depannya aneh, sekilas mirip ruko-ruko biasa, ternyata di bagian dalamnya ada plazanya yang menjual berbagai barang juga. Yang terasa agak aneh adalah parkir di 2 lantai teratas (biasanya parkir itu di basement).

Tadi tidak sempat menjelajahi semuanya dan sepertinya juga masih belum terisi semua, hanya ke lantai UG yang menjual alat-alat komputer, terus ke lantai elektronik melihat-lihat eh…malah nemu roda kulkas yang di cari-cari selama ini. Sempat nyasar di Ace Hardware yang sangat besar dan terdiri dari beberapa lantai (setidaknya tadi menjelajahi 2 lantai). Ada tempat makan juga walaupun terasa kecil dibandingkan toko-toko yang banyak. Yang menyenangkan dari tempat itu, setidaknya parkir harganya tidak dihitung per jam. Tadi datang jam setengah 7 sampe pulang jam setengah 10 bayar parkir cuma 1500 saja (bandingkan dengan BIP ataupun BEC, pasti dah berasa tuh parkirnya).

secara

Belakangan ini sering dengar kalimat begini :
– Secara gue gitu loh, mana mungkin gue bla bla bla…
– Secara mama yang sayang ke anaknya bla bla bla …
– Secara namanya juga lagi marah bla bla bla …
– Secara gue orang yang bla bla bla …

Saya tidak tahu siapa yang pertama sekali menggunakan kata ‘secara’ seperti itu dan di acara apa, tapi sepertinya semua orang mulai ikut-ikutan menggunakannya, dan entah kenapa saya merasa agak terganggu dengan penggunaan kata itu. Rasanya penggunaanya tidak tepat, dan kalau orang lagi ngobrol dengan saya, ada keinginan untuk bertanya : ‘maksudnya apa sih arti kata secara?’. Hehehe…ada yang bisa menjelaskan??