Perjalanan Hari 1: Chiang Mai – Bangkok

Hari ini adalah awal perjalanan liburan kami. Rencananya adalah: berangkat pagi-pagi ke bangkok, mencari hotel, lalu menjemput orang tua serta adik kami. Pagi ini kami berangkat jam 6.45, melewati jalanan yang lancar. Menurut kami suasana di jalan nggak berbeda jauh dari Indonesia. Kalau tiba-tiba di jalan kami di teleport ke Indonesia, sepertinya kami tidak akan menyadarinya.

Kami berhenti 4 kali, pertama cuma untuk pipis, kedua untuk makan siang di nakornsawan, ketiga untuk mengisi bensin, dan keempat untuk pipis lagi. Makan siang kami cukup murah, masing-masing hanya 40 baht (nasi + 3 jenis lauk/sayur).

Sampai di bangkok kami harus mencari hotel. Hotel pertama yang ditemui ternyata cukup mahal, 1200 baht/malam. Hotel kedua yangditemui lebih baik, hanya 500 baht per malam. Kamarnya bersih, dengan AC, kulkas, dan tv kabel. Untuk hotel kecil, sistem keamanannya cukup canggih, pintu utama menggunakan rfid, ada kamera di setiap hallway, ada access point (tapi hanya untuk yang menyewa bulanan), dan terlihat dari hardware-hardware di tempat registrasi, orang yang menyetup tempat ini sepertinya cukup hebat.

Sekarang kami sedang beristirahat, menunggu jam 7 malam. Kami akan menjemput keluarga di airport suvarnabhumi. Untuk akses internet, kami menggunakan GPRS unlimited dari True Move, yang dalam masa promosi (250 baht/bulan atau sekitar 75 ribu rupiah).

Foto-foto dalam perjalanan sementara ini akan diupload ke plurk saja dalam resolusi rendah, karena koneksi EDGE kurang memadai untuk upload foto resolusi tinggi.

Plurk Joe: http://plurk.com/tinyhack

Plurk Risna: http://plurk.com/rhin

Sakura Thailand

Sejak sebelum tahun baru 2009 di kantor Joe udah heboh soal bunga di Doi Pui. Semua orang bilang: wajib lihat! bla bla bla. Heboh banget ya mo lihat bunga doang. Emang bunga apaan sih. Setelah sibuk pindahan, sempet malas dan hilang keinginan untuk pergi, apalagi setelah dapat informasi tambahan bahwa untuk melihat bunga itu jalannya kecil dan ga bisa dilalui dengan mobil sedan dan dengan kemampuan kami nyetir sih udah hampir ga ada harapan deh ke sana.

Kalau bukan karena Shari menelpon soal komputernya yang rusak kami tidak akan ketemu dengan khun Manu yang merupakan supir andalan Shari. Keinginan jalan-jalan yang sudah setengah terbang akhirnya datang lagi. Tiba-tiba terpikir buat bertanya ke Khun Manu apakah bersedia mengantarkan dan dia bersedia.

Lanjutkan membaca “Sakura Thailand”

Loy Krathong 2008

Ini bukan Loy Kratong pertama kami sejak di Thailand. Tapi taun sebelumnya kami memang terlalu malas untuk keluar rumah setelah seharian diluar rumah. Alasan lain sih pengen memfoto kembang api dan foto di malam hari dengan object bergerak dan banyak lampu. Mengambil foto malam hari dan memotret kembang api itu sulit ya :(. Tidak semudah teori-teori yang ditemukan di internet.

Sebenarnya tempat perayaan itu dekat sekali dari tempat tinggal kami. Kalau mau jalan mungkin 30 menit sampai, tapi karena kami bukan orang yang gemar berolahraga, kami memilih membayar orang mengantarkan kami ke sana. Wuih jalanan macet, biasanya perjalanan sekitar 7 menit jadi 30 menit. Sudah berpikir jangan-jangan membuat keputusan yang salah nih. Tapi namanya udah terjebak macet, ya sudah, teruskan saja.

Sampai di sana, suasana tambah rame lagi. Walau tidak tahu suasana medan perang, tapi bunyi petasan yang bersahutan, banyaknya orang dan juga bau mesiu dari petasan dan asap yg ada membuat kami merasa seperti di tengah medan perang. Kadang-kadang ada petasan yang membuat bumi yang dipijak terasa bergetar. Ya namanya selera orang beda-beda, saya tidak bisa menikmati suasana disana. Sibuk menunggu kembang api untuk di jepret akhirnya bisa membuat kami bertahan di sana beberapa saat. Yang agak menyebalkan adalah ada orang yang suka iseng melemparkan petasan ke dekat orang lain yang mungkin saja bisa membahayakan orang lain. Beberapa kali petasan meledak di belakang kami. Kuping rasanya sakit (penging) dan pernapasan juga terganggu karena bau asap petasan dan kembang api.

Berada di sana selama kurang dari 2 jam adalah saat yang penuh ketakutan selama di Chiang Mai buat saya. Takut tiba-tiba komloy jatuh ke saya, atau takut ada petasan meledak dikaki saya. Takut ada orang mabuk karena banyak yang menjual minuman alkohol juga. Takut ada copet karena begitu banyak orang di sana. Takut ada komloy yang nyangkut di tiang listrik sehingga menyebabkan kebakaran. Kesimpulannya, kami bukan orang yang suka dengan keramaian sejenis ini. Menonton film di kamar kami yang mungil sungguh lebih menyenangkan dan nikmat.

Anyway, kalau ada yang pengen tahu apa sih Loy Krathong itu? bisa di baca di Wikipedia saja yah. Yang jelas, malam loy krathong adalah malam bulan purnama. Dan kalau ada yang mau melihat foto-foto yang berhasil kami ambil di hari itu, silahkan mengintip di Google Photos (tadinya di flickr) saja.

Singapore dan Kembali ke Chiang Mai

cimg3663 Seperti halnya di KL, kami menginap 2 malam di Singapore. Misi utama ke Singapore adalah mengunjungi teman-teman. Perjalanan dari KL ke SG berjalan dengan lancar, petugas imigrasi Singapore yang ramah dan menawarkan permen, kartu keberangkatan dan kedatangan yang tidak harus diisi 2 kali dan akses ke public transport yang mudah.

Seperti halnya di Malaysia, kami menarik tunai dari ATM untuk mendapatkan uang SGD. Rasanya menarik tunai di ATM ini memang solusi yang mudah daripada ke Money Changer. Berdasarkan pengalaman, menarik tunai di ATM nilai tukarnya cukup baik (setidaknya nilai tukar bank di Thailand).

Lanjutkan membaca “Singapore dan Kembali ke Chiang Mai”

Cerita di Kuala Lumpur

Pirate's Revenge Ship Setelah liburan dan misi pulang ke Medan selesai, sebelum kembali ke Chiang Mai kami singgah di Kuala Lumpur dan Singapore.

Penerbangan MDN – KL

Berhubung punya pengalaman terlambat check-in Air Asia, dalam perjalanan kami ini kami lebih prepare. Kami tiba cukup awal di Airport Medan. Airport Medan masih seperti dulu, banyak calo nya :P. Sebelum berangkat kami sudah sediakan pulpen untuk mengisi form keberangkatan dan bebas fiskal. Proses check-in berjalan lancar. Loket bebas fiskal tidak seramai bulan Januari. Dalam form isian bebas fiskal diminta nomor bebas fiskal sebelumnya, untung saja kertas bebas fiskal yang lalu belum kami buang. Passport Joe yang baru dikasih tanda untuk melaporkan diri ke KBRI lagi.

Lanjutkan membaca “Cerita di Kuala Lumpur”

Medan-Tongging-Samosir-Medan

cimg2793Misi utama ke Medan adalah menghadiri pernikahan adikku yang paling kecil. Berhubung di Thailand aku tidak punya tukang jahit, maka jahit menjahitpun dilakukan di Medan. Beruntung tukang jahit yang menjahit bajuku ketika menikah Januari tahun lalu masih bisa ditemukan dan sekarang lokasinya sudah lebih dekat dari rumah. Hari pertama kami di Medan disibukkan dengan urusan baju kebaya yang dikerjakan express dalam 1 hari, ke Imigrasi Belawan untuk urusan memperbaharui passport Joe, dan menjemput keluarga Joe yang datang ke Medan untuk acara pernikahan dan juga sekalian jalan-jalan keliling danau toba dan samosir.

Lanjutkan membaca “Medan-Tongging-Samosir-Medan”

Perjalanan CM-KL-MDN

Rute perjalanan kami kemarin menggunakan air asia sebagai berikut:
berangkat : CM-KL-MDN
pulang : MDN- KL, menginap di KL 2 malam, KL-SGP, menginap di SGP 2 malam, SGP-BKK-CM Penerbangan Air Asia dari Chiang Mai langsung ke Medan masih belum tersedia, rute alternetifnya adalah Chiang Mai – Kuala Lumpur, lalu menunggu beberapa jam untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Medan.

Penerbangan CM – KL

cimg2476Kami tiba di airport Chiang Mai cukup awal, tapi ternyata tidak cukup awal. Untuk pertama kalinya di Chiang Mai kami menyadari kalau banyak sekali orang Malaysia yang berkunjung ke Chiang Mai. Sebelum kami ada rombongan wisata dari Malaysia yang hendak kembali ke KL. Bukan ingin mengeneralisasi, tapi sepertinya mereka tidak kenal kata Antri. Semua orang pingin berdiri paling depan. Melihat orang yang di depan banyak sekali tanpa antrian yang jelas, membuat kami dengan mudah diserobot oleh rombongan tour lain (yang sepertinya dari Filipina).

Lanjutkan membaca “Perjalanan CM-KL-MDN”