Hadiah Paskah untuk semua

Selamat Paskah!

Hari minggu kemarin umat Kristiani memperingati hari paskah yaitu hari di mana Isa Almasih telah mengalahkan maut dengan bangkit dari kematian. Isa Almasih telah mati di kayu salib pada hari Jumat Agung. Dia mati untuk menebus dosa manusia dan Dia bangkit membuktikan hanya Dia yang mampu mengalahkan maut dan hanya melalui Dia ada keselamatan. Dialah jalan keselamatan. Dia adalah Alfa dan Omega, yang pertama dan yang terakhir.

Anyway, jika biasanya ada yang disebut kado Natal, kali ini ada kado paskah untuk Anda yang memiliki Handphone dengan sistem operasi Symbian UIQ. Bersamaan dengan hari paskah, Joe telah menyelesaikan mendevelop aplikasi SymbianBible untuk UIQ, yaitu untuk handphone Sony Ericsson P800,P900, P910,M600, M600i, P990, dll. Jika ingin mencobanya, silahkan klik disini. Semoga berguna buat lebih dekat kepadaNya.

Evolusi

Hampir di semua milis yang topiknya umum (milis ITB, milis angkatan, dll), di slashdot, dll, hampir selalu ada orang yang mempertanyakan teori evolusi. Biasanya teori penyanggah dinamakan Creationism, yaitu bahwa segala sesuatu diciptakan sudah seperti itu adanya, baik orang Kristen maupun Islam, keduanya punya tokoh yang dijadikan panutan (misalnya di kristen mengikuti tokoh-tokoh answers in genesis, dan di Islam ada Harun Yahya). Posting seperti itu biasanya akan menimbulkan debat yang cukup panjang.

Banyak orang yang terlibat debat, tapi cuma menghabiskan waktu. Sebagian menganggap masalah evolusi vs kreasi ini sangat penting, karena dasar agama (dengan interpretasi mereka) terletak pada apakah evolusi itu benar atau tidak. Sebagian lagi menganggap masalah ini tidak terlalu penting karena ini hanya masalah interpretasi kitab suci. Sebagian berdebat karena hanya ingin berdebat agar terlihat pintar (dan mungkin tidak ingin disebut sebagai “keturunan monyet”).

Lanjutkan membaca “Evolusi”

Dua bulan jadi istri Joe

Pertanyaan yang paling banyak muncul dalam bulan ini adalah: “Gimana rasanya menikah?” Well, jawabannya singkat saja: “menyenangkan”. Pertanyaan berikutnya: “Udah isi belum?”. Nah pertanyaan ini adalah pertanyaan standar, akan dijawab dengan: “mau isi apa? isi lemak? daging? atau apa?”, sok bego hihhihi.. Ada juga yang membandingkan dengan pengalamannya yang “langsung jadi”. Tapi yang pasti, setelah menikah kami berdua jadi tambah ndut, apalagi kalau bukan karena masakanku yang sangat… tepat waktu hihihi. Tepatnya kami jadi hidup lebih teratur, bangun tidur sarapan, mandi, makan siang, tidur siang, nyemil sore, makan malam, tidur lagi. Hebat..hebat.. mau jadi apa makan tidur doang? :p

Ah ga sehiperbola itulah. Anyway, senang rasanya menemukan potensi diri yang selama ini tak pernah dilakukan. Dulu.. mamaku selalu khawatir anaknya tak pernah ke dapur, tak pernah memasak, gimana nanti setelah menikah, mau makan diluar terus? aduh..jangan-jangan dipulangkan nanti sama mertuanya. Ternyata… semua orang bisa memasak, yang jadi masalah adalah mau mencoba atau tidak. Jadi buat para wanita karir yang saat ini dituntut untuk “bisa memasak” atau “diputuskan” oleh sang pacar, mendingan bilang ama dia: kalau putus lu rugi sendiri, soal masak, keciiiiil huehuehueue… ada banyak bumbu instan beredar di pasaran, atau kalau ada waktu bikin bumbu sendiri juga bisa. Ga masyalah toh!. Apalagi jaman sekarang begitu banyak majalah ataupun buku panduan memasak, belum lagi sumber-sumber diinternet mulai dari masakan yang bumbunya hanya 3 jenis sampai semua bumbu dapur masuk ke kuali :). Yang penting, mau mencoba dan ada waktu untuk mencoba. Kalau sibuk emang sulit sih ya…

Ah ya, dua bulan waktu yang sangat singkat. Kadang-kadang masih ga biasa dengan sebutan: suami saya, dan kadang-kadang lupa kalau sudah menikah, perasaan masih pacaran aja hehehe.. “Bedanya pacaran dengan menikah apa dong?” ya beda! Setelah menikah ada yang namanya komitmen. “Kan pacaran juga pake komitmen?” oke deh, bedanya kalau pacaran sangat mungkin putus, sedangkan kalau sudah menikah, dalam hal ini dipersatukan Tuhan, tidak ada yang dapat memisahkan. “Jadi..ga boleh cerai?” ya ga bolehlah!! gimana sih? buat apa nikah kalau masih mikirin cerai? hairan deh…. “Terus.. kalau ternyata, suatu hari nanti..terjadi apa-apa, ga boleh cerai?” komitmennya adalah untuk selalu bersama (dalam segala kondisi) bukan sementara ini bersama kalau sudah tidak ada kecocokan lagi kita berpisah, gimana seh!!. “Terus kalau berantem gimana dong?” Ya diselesaikan lah!, bedanya lagi, waktu pacaran misalkan kita marah pasti terpikir udah ah putus aja, pusing begini terus. Nah kalau sudah menikah lalu berantem ga boleh mikir gitu, malah mikirnya, gimana ya biar masalah ini selesai dan kami menjadi semakin mesra.

Ah.. mungkin terdengar seperti teori. Apalah artinya 2 bulan, pengalaman kami masih sangat sedikit. Tapi..dengan itikad baik, semoga semuanya tetap baik.

Coretan Dinihari

Menjelang dini hari ga bisa tidur, enaknya ngapain ya?
Masak indomie telur? done! Nextnya ngapain?
Nulis apa yah?

Kadang-kadang kalau sudah ga di depan komputer ada banyak topik bersliweran, misalnya saja, gara-gara pindah dari kost ke rumah, gue baru menyadari bahwa selama ini gue menyimpan sampah cukup banyak. Barang-barang yang dulu di bawa dari Medan juga masih ada sampai sekarang. Setelah beberapa ronde membuang isi lemari, tepatnya bukan membuang sih tapi memberikan kepada yang lebih butuh, akhirnya sekarang bisa cukup 1 lemari bagi 2 dengan suami. Padahal dulu punya 2 lemari yang penuh dengan barang-barang yang jarang dipakai.

Kenapa sampai terjadi penumpukan barang tersebut? karena selama ini gue berpikir, ini jangan dibuang dulu, mungkin masih akan dipakai. Belum lagi baju-baju yang sudah kekecilan tapi tidak segera disingkirkan dengan cita-cita siapa tau suatu saat nanti ukuran badan kembali mengecil. Pernah sih beberapa kali usaha menurunkan berat badan diiringi dengan ukuran tubuh yang mengecil, tapi.. biasanya ga bertahan lama. Setelah berkurang beratnya, tau-tau melonjak beberapa kilo dari ukuran sebelumnya (dan gue bukan satu-satunya orang yang mengalami hal ini).

Kemarin, kloter terakhir yang diseleksi adalah tas. Perasaan kalau mau pergi-pergi ga punya tas, tapi ternyata.. ya ampun, ada lebih 10 tas yang selama ini tidak pernah dipakai lagi. Bahkan ada tas yang umurnya sudah 14 tahun!. Tasnya masih bisa digunakan sih, walaupun sudah tidak terlalu cemerlang, tapi… sepertinya saya tidak pantas lagi mengenakannya. Ya, karena itu adalah tas yang dulunya gue pakai untuk membawa buku-buku ke sekolah ketika SMA.

Pernah ada yang bilang, cara efektif untuk tidak menumpuk barang adalah langsung dibuang ketika memang tidak diperlukan lagi. Tapi… berdasarkan pengalaman membuang-buang (suami pernah protes karena gue terlalu rajin membuang sampah), pernah menyesal terlalu cepat membuang sesuatu yang ternyata masih diperlukan :(, bahkan pernah hampir membuang energen yang baru dibeli gara-gara salah plastik.

Ada juga yang bilang, kalau kita mau beli baju atau sepatu yang baru, setiap beli 1 buanglah 1 yang lama, jadi jumlah barang kita akan tetap, ga akan ada yang namanya kekurangan tempat di lemari. Tapi.. kalau dipikir-pikir, wanita itu agak beda dengan pria. Wanita punya berbagai jenis sepatu yang disesuaikan dengan tempat tujuan. Demikian pula dengan baju. Sepatu santai untuk jalan ke mall pasti beda dengan sepatu yang dipakai kerja. Lalu beda lagi dengan sendal tinggi kalau pakai baju pesta. Sedangkan pria? mereka cukup dengan sepasang sepatu dan sepasang sendal gunung. Sepatu untuk ke acara-acara resmi, sendal gunung untuk lainnya. Kalaupun ada tambahan paling-paling sepatu olahraga (atau mungkin mereka bisa memilih berolahraga tanpa sepatu).

Hmm… benar kata pepatah, sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. Kalau pepatahnya digunakan untuk terminologi menabung, berarti dari menabung sedikit asalkan konsisten lama-lama ga terasa tabungannya membukit. Nah, gimana kalau terminologi menumpuk sampah? aih..ngeri deh kalau bukit sampahnya longsor :(, atau.. gimana kalau menumpuk masalah? (ini sih udah beda pembahasan kayaknya).

Sudah ah, demikian pemikiran menjelang tidur dari gue yang belakangan ini selalu tidur larut dan bangun siang. (Jam biologisnya sudah bergeser).