Joshua Potong Rambut

Dulu saya pernah menceritakan Jonathan potong rambut. Hari ini giliran cerita Joshua. Sengaja dituliskan di sini, supaya ingat kapan terakhir Joshua potong rambut. Ceritanya sebelum hari ini, terakhir kali potong rambut itu bulan Juli 2019. Waktu itu, mulai dari masuk ke tukang cukur sampai selesai, Joshua nangis dan meronta-ronta. Karena badan Joshua sudah besar, potong rambut yang harusnya bisa 15 menit, jadi hampir 40 menit. Kami sampai gak enak dengan orang yang juga datang ke tempat cukur rambutnya.

Mengingat kejadian dulu, walau sudah mulai panjang, kami menunda-nunda membawa Joshua ke tukang cukur. Kami tidak ingin kejadian nangis sepanjang potong rambut terulang lagi. Salah satu cara memperkenalkan potong rambut kami tunjukkan video waktu Jonathan potong rambut. Bulan Juli lalu sebenarnya juga begitu, tapi tidak berhasil. Kali ini, kami tambahkan dengan mainan aplikasi Toca Hair Salon (kapan-kapan saya tuliskan tentang game ini). Intinya Joshua tahu kalau rambut panjang itu perlu di bawa ke salon untuk di potong.

Sudah sejak bulan Desember, saya dan Joe sering bertanya ke Joshua, apakah dia mau potong rambut. Kami bilang yuk ke Hair Salon kayak di game, terus kita potong rambut Joshua. Dia tidak menjawab dan belakangan malah menjawab nooooo dengan tegas. Kalau bukan karena dia sudah terganggu dengan rambut yang masuk ke mata, rasanya mau saya biarkan saja rambutnya panjang. Apalagi sebenarnya rambutnya bagus hehehe.

Beberapa minggu belakangan ini, Joshua punya permintaan untuk dibelikan mainan ABC dan angka. Karena Joshua sudah punya banyak sekali mainan sejenis dan dia sudah tau semua huruf dan angka, saya tidak ijinkan untuk dibeli. Tapi namanya anak kecil, walau tidak menangis merengek dalam meminta yaaa tetap saja sering minta lagi minta lagi. Akhirnya kemarin saya kepikiran menawarkan beli mainan dengan syarat Joshua potong rambut dulu.

Ternyata… dia langsung setuju. Mulai dari pagi, dia sudah mengulang-ulang hari ini ke salon, potong rambut terus beli mainan. Mainannya ini harus beli online, karena tidak ada di Chiang Mai. Dia udah ngerti kalau mainan beli online tidak bisa langsung dimainkan. Tapi ya udah bagus dia mau potong rambut tanpa acara nangis waktu melihat salonnya aja.

Nih buktinya, dia disuruh duduk langsung nurut. Disuruh foto dulu, langsung kasih senyum manis. Sambil dipotong rambut, dia masih ngomongin mainan yang akan dibeli papanya. Tukang salon yang udah tau sejarah tangisan Joshua sampai takjub: wah kok bisa hari ini baik begini, katanya.

foto sebelum mulai, masih happy

Beberapa menit pertama, berjalan dengan tenang. Sampai kemudian, ada suara hair dryer yang mengerjakan orang di sebelahnya. Joshua mulai gelisah dan mulai kelihatan takut.

beberapa menit pertama, masih sambil ngoceh-ngoceh

Dan…ternyata akhirnya dia nangis juga. Entah karena ada rambut yang terasa tajam, atau karena dia mulai menangis membuat hidungnya mampet atau ya dia lupa saja janjinya untuk tidak menangis. Beberapa menit terakhir jadi agak sulit, karena dia kembali meronta-ronta dan menangis. Mbak salon untungnya jagoan, walaupun Joshua nangis dan banyak bergerak, bisa juga selesai potong rambutnya. Setidaknya tangisannya hari ini tidak sekeras yang lalu, dan beberapa menit pertama tidak ada acara tangisan hehehe.

di mobil, muka sembab abis nangis

Setelah selesai, dia sudah ceria lagi walau mukanya kelihatan sembab bekas nangis hehehe. Mudah-mudahan potong rambut berikutnya bisa lebih baik lagi. Semoga saja dia gak selalu bikin lagu permintaan setiap kali kami ajak potong rambut minta mainan hehehe.

setelah mandi, udah ceria lagi

Ada yang bilang: mungkin anaknya harus sering-sering diajak potong rambut, biar biasa. Ya nanti dilihat kalau rambut sudah mulai panjang lagi, dia mau gak diajak langsung potong. Berdasarkan pengalaman dengan Jonathan, fase ini akan berlalu, jadi kami tidak ingin juga sering-sering bikin dia nangis atau malah jadi takut ke tukang cukur. Jonathan dulu sampai umur 6 tahun diajak ke tukang cukur mau, tapi waktu mulai dicukur dia ketakutan dengan bunyi dan getaran alat cukurnya. Ya bisa jadi Joshua juga merasa tidak nyaman dengan rambut yang jatuh ke badannya dan dengan getaran dan suara alat cukurnya.

Ada yang punya pengalaman bawa anak umur 4 tahun yang masih takut ke tukang cukur? Punya tips-tips lain gak untuk mempermudah melewati fase ini?

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.