Sejak kecil, saya terbiasa untuk sarapan bersama seluruh anggota keluarga. Saya ingat, mama saya akan sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk kami sambil berusaha membangunkan kami dan menyuruh mandi. Karena mama saya wanita bekerja, dia akan masak sarapan pagi sekaligus untuk makan siang, sedangkan untuk makan malam akan dimasak sepulang kerja.
Sarapan Itu Penting
Sarapan itu memberikan energi untuk kegiatan di pagi hari. Saya pernah baca, salah satu jenis diet yang menyarankan skip sarapan pagi. Dalam bahasa Inggris, sarapan pagi itu memakai kata breakfast, yang katanya artinya berbuka puasa dan tidak harus dilakukan pagi-pagi. Katanya bisa saja makan pertama itu dimulai jam 12 siang. Tapi buat saya, lebih baik tidak makan malam daripada tidak sarapan pagi.
Dari hasil pencarian di Google, saya menemukan banyak artikel yang memperdebatkan tentang penting atau tidak pentingnya sarapan. Tapi, saya lebih percaya dengan apa yang menjadi kebiasaan dari kecil tentang pentingnya Sarapan.
Bukan semata-mata dari kebiasaan saja, menurut artikel di situs Insider yang mengacu ke penelitian di tahun 2019, yang sudah dipublikasikan dalam The International Journal of Environmental Research and Public Health, tidak sarapan itu bisa membuat kita terkena gangguan jantung. Selain itu juga alih-alih menurunkan berat badan, malahan kita jadi mengalami masalah kegemukan, terkena diabetes dan kolesterol tinggi.
Memulai hari dengan sarapan pagi, artinya juga memberikan nutrisi untuk diserap tubuh dan juga tentunya supaya tidak kalap ketika ketemu makanan di siang hari.
Variasi Sarapan Pagi
Setelah kuliah dan jadi anak perantauan yang tinggal di rumah kos, saya mulai mengenal berbagai alternatif sarapan yang bisa dimakan dengan cepat dan tidak membuat saya terlambat ke kampus. Mi instan dan telur selalu tersedia di tempat kos, selain itu saya juga punya stok margarine dan coklat ceres. Kalau kuliahnya dimulai agak siang, saya bisa makan di kantin dekat rumah kos, atau di kantin kampus.
Berbeda dengan saya yang suka berganti-ganti setiap hari dengan alasan supaya tidak bosan, Joe cenderung memilih sarapan yang sama setiap harinya. Ada masa di mana setiap hari dia akan membeli nasi uduk sebelum ke sekolah, lalu ada masa dia masak mi instan pakai telur setiap pagi. Tapi pada umumnya, sarapan yang Joe kenal itu ya nasi dengan lauk atau mi instan pakai telur.
Setelah menikah dan tinggal di Thailand, Joe dan saya berkompromi dalam memilih sarapan. Kami sesekali sarapan sereal atau roti. Tapi biasanya, kalau sarapannya jenis sereal dan roti, pasti sebelum jam makan siang sudah terasa lapar lagi.
Joe memang tidak biasa sarapan pagi dengan sereal ataupun roti. Sedangan saya, memilih makan sereal itu karena praktis menyiapkannya tinggal tuang. Kalau makan roti sih tentu saja karena saya suka makan roti diisi meses. Makannya kadang langsung 4 lembar, jadi tentu saja kenyang, hahaha.
Perencanaan Sarapan
Setelah ada anak-anak, variasi sarapan kami bertambah. Ide-ide sarapan pagi pernah saya tuliskan di tulisan ini. Tapi, sudah ada kumpulan ide begitu, prakteknya setiap kali sarapan, tidak semua mau makanan yang sama.
Ada masa di mana saya merasa seperti restoran saja. Menyediakan sarapan yang berbeda untuk 4 orang. Sebenarnya tidak repot sih menyiapkan menu yang berbeda, asal sudah jelas maunya apa dari hari sebelumnya.
Sekarang ini, secara umum sarapan pagi kami yang selalu ada itu pasti nasi putih dan telur dadar. Kalau ada lauk sisa makanan kemarin bisa juga ada tambahan lauknya. Kadang-kadang ya masak nasi goreng, atau mi instan pakai telur.
Sebagai yang menyediakan sarapan, saya lebih bisa memilih juga mau makan apa. Bisa saja saya siapkan nasi dan lauk untuk yang lain, sedangkan saya makan roti atau sereal. Terkadang, Jonathan akan mengikuti saya dan minta sereal juga atau minta roti juga. Untuk menu roti, seringnya Jonathan minta spesifik: roti pakai meses biasa atau roti yang di rendam telur alias french toast ala-ala.
Kunci dari menyediakan sarapan dengan cepat tentu saja perencanaan di hari sebelumnya. Kalau memang tidak bisa menyediakan makanan yang berbeda untuk semua orang, pilih menu yang semua suka. Untuk menu roti, tawarkan ke anggota keluarga apakah mereka mau makan roti juga, apakah ada permintaan khusus. Kalau anak minta sesuatu yang butuh waktu di hari sebelumnya, ya siapkan bahan yang dibutuhkan.
Mengetahui apa yang akan dimasak, atau apa saja yang perlu disiapkan, bisa membuat saya merencanakan apa yang harus dilakukan terlebih dahulu. Di rumah kami hanya ada kompor 1 tungku. Tapi saya juga punya microwave untuk menghangatkan makanan.
Biasanya saya masak telur dadar, sambil memanaskan nasi dan lauk sisa kemarin di microwave. Lalu sambil bikin kopi untuk Joe dan saya, saya memasak french toast. Kalau sereal, tentu saja tidak butuh waktu lama, tinggal tuang ke mangkok, lansung jadi, hahaha. Sarapan yang berbeda untuk 4 orang, bisa disiapkan dalam waktu kurang dari 15 menit.
Penutup
Memulai hari dengan mengucap syukur di meja makan, lalu makan bersama dengan seluruh anggota keluarga merupakan kegiatan wajib di rumah kami. Bagaimana dengan pembaca? Masuk tim sarapan pagi itu wajib atau tidak wajib?