Salah satu pelajaran dari ngurusin blog DrakorClass adalah jadi lebih memperhatikan penggunaan heading dalam tulisan. Awalnya ketika menulis tulisan berbagai tipe penonton drakor, saya merasa kalau tulisan tersebut akan butuh daftar isi untuk memudahkan pembaca melihat langsung bagian yang mereka ingin baca.
Sebenarnya, sudah tau penggunaan heading sejak jaman kuliah, terutama di saat menyusun tugas akhir dan memanfaatkan fitur heading yang tersedia di word processor (MS Word) untuk menghasilkan daftar isi secara otomatis. Tapi, bertahun-tahun menulis blog, baru belakangan ini memperhatikan penggunaan heading di blog. Itupun penggunaanya ternyata selama ini masih salah.
Contents
Kenapa Perlu Heading?
Heading itu tidak selalu wajib dipakai dalam tulisan blog, apalagi tulisan blog yang isinya berupa cerita keseharian. Tapi, untuk tulisan yang isinya berupa pemaparan informasi yang cukup panjang, pemakaian heading ini diperlukan. Sebelumnya, coba lihat contoh tulisan saya tahun 2019 sebelum dan sesudah ditambahkan heading berikut ini.
Contoh Posting Tanpa dan Dengan Heading
Beberapa hari ini, secara random saya sengaja mengedit kembali tulisan lama untuk menambahkan headingnya. Waktu saya menuliskan posting tersebut, memang saya menuliskannya tanpa struktur yang jelas dan menuliskan apa yang saya ingat saja. Tapi setelah saya baca kembali, sebenarnya secara tidak sadar, sudah ada strukturnya.
Saya yakin, kalau saya mencari informasi seputar Chiang Mai dan diberikan tulisan seperti sebelum diberi heading, saya akan langsung tutup lagi browser karena merasa terlalu banyak informasi dan tidak terstruktur. Gaya tulisan saya walau bertahun-tahun menulis blog, ternyata masih banyak yang harus diperbaiki.
Memudahkan Melihat Garis Besar Tulisan
Heading itu diperlukan untuk membuat tulisan lebih terstruktur. Dengan adanya heading, pembaca bisa dengan cepat melihat apa saja sih yang dibahas dalam tulisan tersebut. Memberi judul heading terkadang tidak mudah, apalagi untuk tulisan yang ketika menuliskannya memang tidak ada strukturnya dan mengalir seingatnya saja.
Pelajaran buat saya memang untuk berusaha menstrukturkan isi kepala ketika menulis, supaya lebih mudah juga membagi tulisan menjadi bagian-bagiannya, dan mempermudah memikirkan judul headingnya.
Dengan terlihatnya garis besar tulisan, pembaca bisa memutuskan untuk membaca dari awal sampai akhir, atau langsung ke bagian yang dia putuskan. Bisa juga setelah melihat garis besarnya, dia memutuskan untuk tidak meneruskan membaca karena merasa sudah tau isinya, hehehe.
Membuat Daftar Isi
Dengan pemakaian heading dalam tulisan, kita bisa juga menambahkan daftar isi di bagian awal tulisan. Untuk tulisan yang terkadang super panjang, penggunaan daftar isi ini juga membantu pembaca langsung ke bagian yang ingin dibaca tanpa harus scroll mouse.
Seperti saya sebutkan sebelumnya, untuk tulisan yang pendek atau lebih berisi cerita, penggunaan heading memang tidak diperlukan. Tapi untuk tulisan yang memang ingin memaparkan berbagai poin (seperti tulisan saya tentang hal-hal yang menjadi miskonsepsi seputar Chiang Mai), dengan adanya struktur bisa mempermudah pembaca mengetahui informasi yang ingin saya sampaikan.
Memungkinkan Menjadi Jawaban Mesin Pencari
Saya mencoba mengetikkan pertanyaan kenapa kita membutuhkan heading di wordpress. Jawaban Google biasanya didapatkan dari situs yang paling tinggi rankingnya karena informasinya dianggap paling relevan. Situs ini juga tentunya menggunakan heading dan bagian dari informasi di dalam heading tersebut menjadi jawaban untuk pertanyaan saya.
Tips Penggunaan Heading Yang Benar
Kesalahan saya selama ini menggunakan heading adalah, saya sering menggunakannya semata-mata untuk menebalkan dan memilih besar huruf yang saya inginkan untuk tampilkan. Akibatnya, saya tidak memperhatikan kalau ada penomoran heading yang harus dipatuhi urutannya.
Berikut ini hal-hal praktis yang bisa dilakukan ketika menggunakan heading yang benar:
- Biasanya kita menggunakan H1 sampai H3, penggunaan H4 sampai H6 sangat jarang dilakukan kecuali tulisan kita memang sangat panjang dan detail.
- Kita harus memperhatikan hirarki urutan penomoran heading, setelah menggunakan H2, poin yang ingin dijelaskan gunakan H3 dan diikuti H4 untuk level lebih dalam. Jangan pernah melompati langsung ke H3 tanpa H2. Penggunaan heading tanpa mematuhi urutan penomoran akan mengakibatkan stuktur dokumen kacau dan tidak bisa ditampilkan dalam daftar isi.
- Batasi jumlah kata yang digunakan dalam tag, jangan gunakan kalimat yang terlalu panjang, atau bahkan menyerupai paragraph.
- Jangan gunakan heading untuk sekedar menebalkan dan membesarkan tulisan untuk mudah terbaca. Untuk hal-hal seperti itu kita bisa mengubah format jenis teks dan ukurannya.
Penutup
Penggunaan heading ini juga ada kaitannya dengan SEO (Search Engine Optimization), tapi berhubung ilmu saya belum cukup untuk menjelaskan SEO, saya tidak akan membahas bagian itu. Setidaknya, hal yang perlu dipahami dalam pemakaian heading lebih untuk kemudahan pembaca melihat garis besar isi tulisan kita, dan juga kemudahan mesin pencari untuk memahami struktur dan semantik dari tulisan kita.
Satu tanggapan pada “Penggunaan Heading dalam Tulisan Blog”