Joshua, Mewarnai dan Dadu Emosi

Beberapa hari ini, salah satu kegiatan Joshua di pagi hari adalah mewarnai. Buku yang dipakai buku bergambar dari cerita Alkitab. Joshua mewarnai, saya membaca ceritanya sambil mengarahkan supaya dia mewarnai. Joshua tidak terlalu suka mewarnai, tapi sebenarnya kalau menemukan caranya, dia bisa mewarnai dengan cukup cepat dan mulai rapi.

Hari ini saya menemukan dadu emosi yang pernah dia kerjakan di kelas global art. Saya mencoba menggunakan cara baru untuk membuat dia lebih bersemangat mewarnainya.

Memilih Warna Sendiri

Biasanya, ketika mewarnai, Joshua akan memilih warna yang sesuai dengan warna objek di dunia nyata. Misalnya, dia selalu mewarnai langit itu biru, dan rumput itu hijau. Saya hanya perlu menanyakan dia ingin mewarnai dari bagian mana dulu. Kalau saya, biasanya mewarnai dari objek yang kecil-kecil dulu. Berbeda dengan saya, Joshua akan memilih objek yang dia sudah tahu warnanya terlebih dahulu.

Untuk sungai, rumput dan langit, dia sudah tau warnanya, tapi ketika mewarnai bagian yang terlalu banyak, seringkali dia berhenti dan bermain-main yang lain dulu sebelum akhirnya melanjutkan mewarnai. Proses mewarnai yang harusnya bisa cepat, jadi lama karena banyak berhentinya.

Kerjaan Joshua kemarin

Pekerjaan mewarnai kemarin dimulai dengan mewarnai selimut bayinya. Dilanjutkan dengan warna rambut dan kulit dari bayi. Setelah itu dia beranjak mewarnai capung lalu mewarnai bagian yang hijau, keranjang dan terakhir mewarnai sungai dan langit.

Semakin lama, semakin banyak distraksi dan semakin enggan dia meneruskan mewarnainya. Biasanya saya harus mengingatkannya beberapa kali sampai akhirnya dia mewarnai sekenanya saja.

Mewarnai Berdasarkan Nomor

Hari ini, saya mencoba memberikan halaman yang memiliki kode warna untuk diwarnai. Kodenya tersedia di bagian belakang bukunya. Sebenarnya, kalau ingin memilih warna lain juga boleh-boleh saja, dan tidak ada larangan.

Berbeda dengan hari kemarin, karena bagian gambarnya memiliki warna, Joshua memulai dengan sangat bersemangat. Karena ada warnanya, dia memilih mewarnai secara urutan warna. Di mulai dari nomor terkecil sampai terbesar.

Akan tetapi, untuk warna hijau bagian rumput luasnya, saya berusaha membuat dia mengerjakannya terakhir, karena saya tidak mau dia berhenti mewarnai setelah bosan mewarnai bagian yang hijau.

Ternyata dengan adanya penomoran, Joshua relatif lebih cepat mewarnainya walaupun tetap ada saja bagian berhentinya. Hari ini saya juga mencoba menggunakan dadu emosi untuk membuat dia meneruskan mewarnai. Cara ini awalnya malah membuat dia mempermainkan emosi saya, alias dia ingin membuat saya menampilkan wajah kaget, atau wajah sedih. Walaupun akhirnya dia tahu kalau wajah tersenyum tentunya lebih baik daripada wajah marah, hehehe.

Dadu Emosi

Mungkin ada yang langsung tahu apa itu dadu emosi, tapi ada yang masih bertanya-tanya apa yang saya maksud dengan dadu emosi. Saya menyebut namanya dadu emosi karena bentuknya seperti dadu, tapi sisi dari dadu tersebut berupa ekspresi wajah emosi. Ketika saya google, ternyata memang sudah benar dadu seperti ini bisa disebut dengan nama dadu emosi.

Ada 6 sisi dari dadu, artinya ada 6 ekspresi yang ditampilkan. Ada ekspresi senyum, sedih, kaget, terganggu, marah, dan jengkel (ini sih versi saya mengartikan ekspresi yang ada). Cara saya menggunakanya, saya ajak dia untuk menampilkan wajah tersenyum gembira dengan menyelesaikan kerjaan mewarnai. Tentunya, dia sudah tahu apa itu tersenyum, dan dia pun membuat hal-hal lain supaya saya menampilkan ekspresi lainnya.

Awalnya, saya ikuti saja kemauannya sambil menjelaskan apa perasaan saya dari muka yang ditampilkan di dadu dan di wajah saya. Tapi, setiap kali menjelaskan 1 ekspresi, saya akan selalu kembali ke wajah senyum dan mengajaknya mengerjakan mewarnai supaya setelah pekerjaan selesai kita bisa tersenyum.

Setelah beberapa kali mengajaknya mewarnai sambil tersenyum, diselingi dengan ekspresi yang berganti-ganti, akhirnya selesai juga pekerjaan mewarnai.

Mungkin lain kali, sebelum mulai benar-benar mewarnai, anak diajak main dadu emosi dulu sambil dijelaskan wajah mana yang ingin kita dapatkan hari ini. Apa yang terjadi ketika pekerjaan tidak selesai, dan penjelasan tentang harapan kita untuk selalu tersenyum dan mengerjakan pekerjaan dengan cepat. Kalau dia sudah puas bermain dadu emosi, baru deh lanjutkan mewarnai sambil tersenyum.

Mudah-mudahan besok Joshua belum bosan dengan bermain dadu emosi dan mewarnai dan bisa mewarnai dengan lebih rapi dan cepat.

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.