Pilih cantik atau jelek?

Beberapa waktu lalu Joe keranjingan baca VirusComix terus nunjukkin bagian komik yang judulnya Things They Don’t Tell You (But Should), A Guide to Life. Ya gue tau sih ini isinya cuma joke doang, tapi kadang-kadang kalau dipikir ada benarnya juga. Hal yang cukup menarik misalnya masalah cantik dan jelek.

Katanya :

Beauty

Kalau kamu seorang yang berwajah cantik, orang lain akan sebel melihatmu karena semua orang berpikir bahwa orang yang cantik selalu memanfaatkan wajahnya dalam hidup padahal isi kepalanya kosong. Kamu tidak akan mendapatkan simpati, karena semua orang berpikir hidupmu sempurna. Hasilnya kamu hidup dalam kepahitan dan kesepian.

Lanjutkan membaca “Pilih cantik atau jelek?”

Tips Terbang bersama (Indonesia) Air Asia

Terbang bersama AirAsia memang murah, apalagi kalau dipesan jauh-jauh hari, tapi ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika Anda memesan tiket airasia. Tips-tips ini saya tuliskan berdasarkan pengalaman kami terbang bersama airasia. Memang kalau mau bayar murah Anda harus bersabar.

1. Pastikan pada hari keberangkatan Anda, Anda tidak ada urusan lain, karena dengan berbagai alasan, Airasia bisa mengubah jadwal dari sore ke pagi hari, atau bahkan ditunda sampai keesokan harinya. Pengalaman penundaan pesawat ini bukan baru sekali, pada saat kami menikah, jadwal terbang keluarga Joe diubah seenak-enaknya oleh AirAsia. Berhubung yang memesan itu saya dan Joe, bayangkan saya di pelaminan pada saat hari H (untungnya setelah selesai pemberkatan), kami sibuk menerima telpon dan sms dari Air Asia. Lanjutkan membaca “Tips Terbang bersama (Indonesia) Air Asia”

Tulisan di Blog juga karya cipta

Hari ini gue melihat salah satu tulisan gue di Berita IT tentang mobil terbang di copy paste mentah-mentah oleh seorang blogger lain tanpa permisi. Ya dia mencantumkan sumbernya sih, tapi sumbernya itu hanya 1 baris di kalimat terakhir dan itupun orang-orang mungkin berpikir sekedar sumber berita biasa. Dalam berita itu gue pake gaya bahasa yang cukup personal, dan sekarang, tulisan itu seolah-olah menjadi tulisan orang tersebut karena di blognya sendiri tulisannya displit oleh tag More.. untuk melihat tulisan secara lengkap (termasuk tulisan sumbernya). Dan semua kata yang menggunakan ‘saya’ di tulisan itu seolah-oleh menjadi ungkapan apa yang dia rasakan (padahal gue yang nulis semua itu). Lanjutkan membaca “Tulisan di Blog juga karya cipta”

Pencarian Kesalahan

Sepintas lalu, sepertinya mencari kesalahan itu mudah. Tapi sebenarnya mencari kesalahan itu tidak semudah yang dipikirkan. Sebelum menyatakan sesuatu itu salah, kita harus tau apa yang benar. Untuk menyatakan sesuatu itu salah, kita juga harus teliti, karena kadang-kadang sesuatu yang terasa benar belum tentu benar dan sebaliknya sesuatu yang terlihat salah belum tentu salah, makanya perlu diuji untuk mengetahui kebenarannya (atau kesalahannya).

Aduh kalimatnya jadi agak sulit. Maksudnya gini, pekerjaan penguji perangkat lunak sekilas terasa mudah. Banyak orang yang anggap “tester program” itu kerjaan ga bergengsi. Padahal, jadi tester itu ga mudah, ga sekedar mencari kesalahan dalam program, tapi terutama harus tau dulu cara kerjanya biar tau gimana mencari kesalahannya. Dan kalau program itu menyangkut hajat hidup orang banyak, kita harus lebih hati-hati, kalau kita menyatakan suatu program lulus uji, dan dikemudian hari terjadi bencana gara-gara program itu, mungkin tester yang akan duluan ditanya, Lanjutkan membaca “Pencarian Kesalahan”

Asosial tidak berarti AntiSosial

Dari dulu sering dengar pendapat yang bilang kalau orang yang banyak bergaul dengan komputer (mesin) jadi antisosial. Padahal yang dimaksud adalah kurang banyak bergaul dengan manusia lainnya alias asosial. Kalau dipikir-pikir lagi, apakah asosial itu terkondisikan karena lingkungan, atau karena pilihan untuk tidak terlalu banyak bergaul dengan manusia?

Dulu, sebelum kenal Joe, gue pikir dia orangnya membosankan karena dia selalu terlihat serius dengan komputernya. Gue pikir dia orangnya ga akan banyak bicara, ga banyak cerita. Sedangkan gue seperti wanita pada umumnya, tergolong cerewet, banyak bicara dan banyak cerita. Ternyata gue salah. Awal gue merasa cocok dengan Joe justru karena kami bisa mendiskusikan banyak hal. Kata siapa orang yang serius dalam pekerjaannya tidak mengerti akan hal lain yang terjadi di dunia selain dunia pekerjaan saja?

Sebagai orang yang banyak bergaul dengan komputer, Joe ga ketinggalan berita-berita terbaru (yang tidak hanya terkait dengan teknologi saja). Dia juga banyak membaca buku-buku yang kebetulan gue suka baca. Dan gue baru sadar, Joe bukan ga bisa bergaul atau ga bisa ngobrol dengan orang lain, tapi dia ga bisa ngobrol basa basi atau yang ga berisi (duh sombong amat ya kesannya). Tapi justru, bergaul dengan Joe bikin pengetahuan gue juga ikut ter-upgrade.

Anyway, belakangan ini gue jadi mengerti, kadang-kadang menjadi asosial itu ada bagusnya. Kita bisa lebih banyak waktu untuk melakukan hal berguna daripada hangout atau chit chat yang kadang-kadang tak lebih dari basa basi.

Oh iya, kalau mau tau apa bedanya asosial dengan antisosial, buka kamus aja ya. Googling juga boleh.

Belajar bersama YouTube

YouTubeAwal sampai di Chiang Mai, Joe pernah mengeluh karena walaupun sudah punya koneksi internet yang lebih baik dari pada Indonesia, tapi tidak bisa mengakses YouTube (tepatnya akses ke situs YouTube diblok oleh pemerintah Thailand karena ada video yang dianggap tidak pantas). Saya tidak pernah tahu sebelumnya apa sih YouTube itu, dan karena memang waktu di Bandung koneksi Internet kurang bisa diandalkan (walau udah langganan Quasar ataupun paket data Xplor) jadi heran dan bertanya : “emang ada apaan sih di YouTube? kayak kurang banyak yang bisa dilihat di Internet, masih pake ngeluh ga bisa buka YouTube.” Dan sekarang, saya tahu ada apa di YouTube, ada banyak hal yang bisa dilihat mulai dari yang ga ada gunanya, boong-boongan ataupun yang bisa dipakai untuk belajar sesuatu.

Lupa tepatnya kapan, tapi sejak YouTube sudah bisa diakses lagi di Thailand saya jadi ikut-ikutan Joe. Awalnya sih kurang kerjaan aja, melihat begitu banyak orang yang merasa jadi “artis” di YouTube. Banyak yang bikin film seri, video blog, bernyanyi dan berusaha terkenal, ataupun bikin eksperimen yang beneran sampai boongan. Ada yang berhasil jadi terkenal, sampai di wawancara di TV segala. Tapi dari semua “usaha” yang mereka lakukan, pasti banyak komentar yang negatif di banding yang positif.

Belakangan ini, sejak kembali merajut dan tidak punya guru secara langsung lagi, saya mencoba mencari ilmu merajut di YouTube. Sungguh heran, begitu banyak orang yang “rajin” untuk memposting setiap jenis tusukan yang ada. Video tutorial yang paling saya suka adalah yang to the point, tidak pake acara memperkenalkan diri dulu, lalu ketika giliran memperlihatkan cara merajutnya malahan tidak jelas. Lalu hari ini tanpa sengaja saya malah sampai ke video cara berdandan, dan cara melipat Origami. Ternyata YouTube bisa berguna juga. Jadi tambah semangat untuk merajut dan teringat dengan masa taman kanak-kanak dengan pekerjaan melipat Origami.

Mungkin saya “norak” karena baru “ngerti” YouTube . Tapi setidaknya saya tahu manfaat dari YouTube untuk mengembangkan hobi saya. Bukan sekedar menghabiskan waktu menonton video blog atau menonton video klip lagu-lagu (yang mungkin saja bajakan). Ah senangnya menemukan begitu banyak orang yang mau membagikan ilmunya di YouTube.

Oh ya, buat pemakai browser firefox, jika ingin bisa melihat video dari YouTube secara offline, bisa mengunakan add-on firefox yang bernama Fast Video Download . Video yang di download bisa di play dengan ataupun FLV Player seperti Wimpy.

Toilet dan Telepon Genggam

Sebenarnya sudah lama pengen komentar tentang hal ini, tapi baru sekarang sempat menulisnya. Saat ini, hampir semua orang memiliki telepon genggam. Di Chiang Mai sini juga hampir setiap pegawai kantor punya telepon genggam. Setiap kali ke toilet, saya perhatikan hampir selalu ada orang yang “nongkrong” di toilet sambil ngobrol di telepon genggamnya. Kadang-kadang malah ada yang baru saja datang, langsung masuk ke bilik toilet dan langsung ngomong : “halo” (rasanya waktu di Bandung hal ini belum pernah saya jumpai).

Situasi orang bertelepon di toilet ini beda-beda. Ada yang sambil ngobrol masuk bilik toilet. Ada yang menerima telepon ketika sudah di dalam “bilik” toilet dan ada juga yang sengaja masuk toilet untuk teleponan. Well apapun situasinya jadi terpikir begini : kalau dulu di hotel biasanya kita bisa menerima telepon di kamar mandi, kira-kira kalau di bilik toilet dibuat semacam telepon umum dengan koin ataupun kartu, yang bisa digunakan sambil duduk nongkrong, kira-kira bakal laku gak ya?

Saya bukan orang yang suka membawa-bawa telepon genggam ke toilet. Sudah banyak orang yang tidak sengaja mencemplungkan HP nya ke toilet dan saya tidak mau menambah daftar tersebut. Selain itu saya juga bukan orang yang sangat sibuk sampai-sampai sambil nongkrong di toilet saja harus menyempatkan menjawab telepon. Tapi kadang-kadang terpikir juga, duh apa serunya ya nongkrong di toilet untuk ngobrol dengan bumbu aroma yang kurang sedap dan berbagai bunyi yang ga usah saya deskripsikan di sini :P. Terus, kalau orang yang di ujung telepon satunya mendengar bunyi dan bertanya : “kamu lagi di mana sih kok bunyinya aneh-aneh?” , kira – kira bakal di jawab jujur gak yah?

Anyway, untung saja teknologi telepon genggam hanya mengantarkan suara. Apa jadinya kalau mengantarkan bau juga :P. Apakah Anda termasuk golongan orang yang suka bertelepon di toilet?