Perjalanan CM-KL-MDN

Rute perjalanan kami kemarin menggunakan air asia sebagai berikut:
berangkat : CM-KL-MDN
pulang : MDN- KL, menginap di KL 2 malam, KL-SGP, menginap di SGP 2 malam, SGP-BKK-CM Penerbangan Air Asia dari Chiang Mai langsung ke Medan masih belum tersedia, rute alternetifnya adalah Chiang Mai – Kuala Lumpur, lalu menunggu beberapa jam untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Medan.

Penerbangan CM – KL

cimg2476Kami tiba di airport Chiang Mai cukup awal, tapi ternyata tidak cukup awal. Untuk pertama kalinya di Chiang Mai kami menyadari kalau banyak sekali orang Malaysia yang berkunjung ke Chiang Mai. Sebelum kami ada rombongan wisata dari Malaysia yang hendak kembali ke KL. Bukan ingin mengeneralisasi, tapi sepertinya mereka tidak kenal kata Antri. Semua orang pingin berdiri paling depan. Melihat orang yang di depan banyak sekali tanpa antrian yang jelas, membuat kami dengan mudah diserobot oleh rombongan tour lain (yang sepertinya dari Filipina).

Lanjutkan membaca “Perjalanan CM-KL-MDN”

Setahun di Chiang Mai

00083Sebelum menceritakan perjalanan kemarin, pengen nulis tentang setahun di negeri orang. Secara keseluruhan hidup di kota Chiang Mai cukup menyenangkan dan nyaman.

Kota yang tidak terlalu padat penduduk dan tidak macet. Kecepatan internet yang cukup memadai. Makanan dan minuman yang cukup enak. Bioskop dengan film yang tidak terlalu ketinggalan dibandingkan dengan Bandung. Tempat pijet yang tinggal milih disesuaikan dengan dana yang tersedia. Parkir gratis di banyak tempat.

Cuaca yang gak jauh berbeda dengan Indonesia (walaupun belakangan ini sangat panassss sekali lalu tiba-tiba hujan sepanjang minggu). Dan ga pernah membayangkan bakal bisa menyetir mobil otomatis (di negeri sendiri nyetir bahkan ga bisa sama sekali). Biaya hidup bisa dibilang setaralah dengan di Bandung.

Beberapa hal yang masih belum bisa membuat merasa benar-benar senyaman di negeri sendiri adalah BAHASA. Kebanyakan teknisi komputer ataupun mobil hanya bisa bahasa Thai :(. Yang bisa bahasa Inggris umumnya sales doang. Jadilah kita masih kesulitan setiap kali kalau harus berurusan dengan perbaikan ini dan itu. Papan nama di kota ini juga kebanyakan pakai huruf Thailand (yang mana jenis hurufnya ga cuma 1 jenis saja).

Bayangkan saja bagaimana jadinya kalau harus mencari tempat yang papan namanya bertuliskan Thai di daerah yang sangat crowded. Walaupun kita punya nomor teleponnya, tapi jadi percuma kalau kita ga bisa bertanya dalam bahasa Inggris. Jadi mengerti slogan: "berantas kebodohan dengan memberantas buta huruf". Berasa banget kalau kita ga bisa membaca itu kita jadi gak bisa mendapat informasi dengan mudah.

Anyway, bulan ini tepat setahun jadi perantau di negeri asing. Entah berapa lama lagi masih akan terdampar di negeri ini.

Kuala Lumpur (lagi)

PutrajayaCeritanya panjang…, perjalanannya juga panjang. Cuma mo posting pendek aja. Saat ini lagi di KL (lagi). Kali ini ga cuma transit di airport doang, tapi singgah sini dan situ. Besok udah mo berangkat lagi ke SG. Emang rencananya short visit doang, buat merencanakan perjalanan berikutnya :). Sepertinya kota ini menyenangkan, nggak semacet bangkok, dan banyak tempat hiburannya.

Capek mode on nih. Lumayanlah 2 hari tapi udah bisa liat KLCC dengan menara petronasnya dan Petrosainsnya, udah bisa lihat Putra Jaya, capek main di Theme Park Sunway Lagoon, udah merasakan makanan nasi lemak khas malaysia, udah cape deeh.. Cerita versi panjangnya ntar aja ah setelah balik ke Chiang Mai. Thanks to Iya yang udah cape nemenin dan ngusulin tempat yang bisa dilihat dalam waktu singkat :).

Elephant in the City

gajahBeberapa hari yang lalu, sepulang dari makan malam di dekat rumah, kami melihat gajah melenggang di jalan. Ada yang aneh dengan gajah ini, setiap berapa menit sekali dia akan diarahkan ke pinggir jalan, seolah-olah dia mau ikutan mesen makanan. Gue heran apa yang dilakukan gajah ditengah kota, cuma seekor lagi (sama pawangnya sih). Tempat kami rasaya cukup jauh dari Elephant Camp. Jangan-jangan gajahnya lagi olahraga ya makanya diajak jalan jauh? Ga ngerti juga sih karena bukan baru sekali ini kami melihat Gajah di dekat rumah kami.

Joe iseng merekam gajah ditengah kota ini. Joe berhasil melewati gajahnya dan kembali lagi untuk menjemput gue. Gue takut ngelomba gajahnya, soalnya duluuu sepupu gue pernah dicium kuda secara tiba-tiba, kalau di cium gajah kan lebih ga lucu lagi :P. Lagipula gajah ini bau. Jalan lama di belakang gajah terasa baunya, jadi inget baunya Elephant Camp :P, jadi ga tertarik sama sekali naik gajah.

Karena di blog ini masih belum bisa upload video dengan baik, untuk yang ingin melihat videonya bisa lihat di multiply gue yah.

Kembali ke Chiang Mai

Selamat Hari Natal dan Tahun Baru

Setelah melakukan perjalanan dari Chiang Mai ke Bandung, ke Depok, ke Solo, ke Depok lagi, lalu ke Medan, lalu ke daerah danau Toba, akhirnya hari ini kami akan kembali ke Chiang Mai. Semoga perjalanannya lancar.

Lumayan juga di Bandara Polonia Medan ini ada hotspot Telkomnya.

Indonesia Memang Lebih Indah

Setelah 2 hari berada di Bandung, akhirnya sudah nyampe Depok lagi.

Di Bandung tidak sempat bertemu 1 orang temanpun sama sekali :(, ternyata emang lebih mudah ketemu teman-teman di internet daripada ketemu antara Kopo-Antapani-Buahbatu-Cimahi. Ya… tapi setidaknya misi di Bandung kesampaian untuk ngubek-ngubek BEC,berhasil menemukan 2 gadget menarik dan bersantai di Jhony Andrean.Nonton film belum kesampaian, tapi masih bisa di Depok lah ntar, gampang.

Misi berikutnya di Bandung yang kesampaian adalah mengeksplor daerah wisata di sekitar Jawa Barat. Sekian lama tinggal di Bandung ga sempat jalan-jalan ke sekitar Bandung, setelah tinggal jauh dari Bandung disempet-sempetin ke tempat wisata yang menurut gue sih Indonesia emang jauh lebih indah dibanding negara lain di Asia, sayangnya, tempat wisatanya ga terlalu dikelola seperti di Chiang Mai. Tapi tetap saja, turis domestik banyak banget. Sayangnya acara jalan-jalan di ganggu gerimis hujan, huh. Oh ya, ternyata sate kelinci rasanya ga jauh beda dari sate ayam, tapi lebih enak dari sate kambing (kebetulan sate kambingnya keras euy).

Kunjungan singkat ke Bandung tapi cukup menyenangkan. Ga tau kapan lagi ke Bandung, tapi selalu ada alasan untuk mudik ke Bandung.

Belajar Bahasa Thai

Sejak awal bulan Juni, gue sudah memulai belajar bahasa Thai di YMCA Chiang Mai. Sekarang sudah bulan Oktober, artinya sudah 4 bulan belajar bahasa Thai dan sudah 5 bulan tinggal di Thailand. Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul adalah : “gimana udah bisa ngomong bahasa Thai?” dan jawabnya adalah kalau yang diharapkan bisa seperti berbicara bahasa Indonesia, itu masih jauh, tapi kalau dalam taraf bisa memesan makanan dan mengerti kalau ditanya orang Thai sudah bisa. Target berikutnya adalah bisa menonton acara TV Thailand, dan mungkin juga film Thailand 🙂 (kemarin sih menonton sinetron Thai sudah bisa, abis intinya hampir tidak beda dengan sinetron Indonesia :P).

Rencana awal mau belajar di satu tempat sampai mahir lalu kemudian belajar baca tulis. Tapi kok ya perasaan belakangan ini ga maju-maju dan jalan di tempat. Semua disebabkan guru di tempat kursus ga bisa menjelaskan pertanyaan dengan bahasa Inggris yang baik (bahkan terkadang dia ga ngerti apa pertanyaan muridnya). Akhirnya banting setir pindah ke AUA Chiang Mai yang frekuensi belajarnya tiap hari dan bahasa Inggris gurunya lebih oke (dan gue semakin senang karena di AUA ada perpustakaan yang meminjamkan majalah dan buku-buku berbahasa Inggris, hal yang langka di Chiang Mai. Buku sih banyak, tapi kalau bisa meminjam kan jadi lebih hemat daripada beli).

Di tempat sebelumnya sebenarnya gue udah belajar selama 3×30 jam = 90 jam. Tetapi dengan pertimbangan untuk mendapatkan ilmu yang lebih lengkap, di tempat baru gue belajar lagi dari awal, dari jam ke-0. Hasilnya? tentu saja gue bisa mengikuti dengan mudah. Padahal dulu sempat takut untuk ikutan disitu karena konon kabarnya belajar di tempat ini memang belajar di kelas cuma 2 jam tapi prakteknya karena banyak PR dsb bisa-bisa jadi berjam-jam. Mungkin terlalu dini juga kalau gue bilang terlalu mudah, karena pada dasarnya gue baru mengikuti kelas sekitar 12 jam di kelas yang baru. (tapi memang dengan begini gue seperti mereview semua yang sudah gue ketahui sebelumnya sih, semoga bisa tetap mudah mengikutinya)

Karena gue merasa ini awal yang baru, dan karena gue sudah cukup mengerti apa yang diajarkan di kelas, timbullah ide untuk mendokumentasikan pelajaran di kelas dalam bentuk tulisan di blog. Ya..sekalian sebagai catatan buat gue dan juga berbagi buat siapa saja yang tertarik belajar bahasa Thai. Nah kalau tertarik untuk tau bagaimana sih bahasa Thai itu, atau sekedar mencari bacaan karena kurang kerjaan, silakan kunjungi www.risna.info . Sekarang sih isinya masih ga banyak, semoga saja saya tetap konsisten menulis setiap harinya yah :).