Hari ini lagi ga ada ide mau nulis apa, tenang saya ga akan nulis tentang angka-angka dan statistika. Cuma mau inventaris benda-benda yang bertambah sejak pandemi. Ada yang selalu di bawa-bawa, ada juga yang dibeli tapi akhirnya tidak terlalu dipakai.
Oke, langsung saja ya. Ada 2 kategori, wajib punya dan tidak wajib tapi kalau punya ya bisa dipakai kalau dibutuhkan sewaktu-waktu.
Contents
Wajib Punya
Menurut saya, benda-benda yang wajib punya ini berupa masker, hand sanitizer dan termometer. Setidaknya itu yang saya rasa dibutuhkan di sini.
Masker
Ayo, udah punya koleksi masker kain berapa banyak? Jangan cuma dikoleksi ya, sebaiknya tetap dipakai selama berkegiatan di luar rumah. Kalau gak suka pake masker, ya udah jangan sering-sering keluar rumah. Saya dulu juga malas banget pake masker sejak jaman polusi, tapi sekarang saya sudah mulai adaptasi dan bisa memakai masker kalau di luar rumah. Kalau lagi ga ingin pakai masker, ya udah gak usah pergi-pergi saja.
Saya awalnya membeli makser kain di masa polusi, tapi karena harus sering-sering ganti filter dan ogah bayar mahal lalu saya menjahit beberapa masker kain. Masker yang dijahit sudah berguna ketika kami ke Bangkok. Selama di Bangkok butuh beberapa kali ganti, sempat mencari masker medis sekali pakai, malah ga ketemu di minimarket yang kami kunjungi.
Setelah melihat masker lucu-lucu, akhirnya ikutan beli juga beberapa masker kain lainnya. Pengalaman selama di Bangkok, lebih baik punya masker ekstra daripada memakai masker terlalu lama. Sebenarnya mau jahit lagi, tapi rasanya beli yang sudah jadi juga tidak terlalu mahal. Lagian kan pengen punya juga yang lucu-lucu.
Lalu, saya meniru Joe yang sudah punya masker berkipas sejak beberapa waktu lalu, saya juga ikutan beli masker yang ada kipasnya dari xiaomi. Masker xiaomi berkipas ini terutama untuk persiapan musim polusi. Masker berkipas ini harganya agak lebih mahal dibanding masker kain biasa, tapi ya ini kan kegunaanya untuk persiapan di musim polusi nantinya.
Sekarang kami masing-masing sudah mempunyai beberapa masker kain untuk diganti pakai setiap keluar rumah. Anak-anak masih agak susah kadang-kadang disuruh pakai masker, tapi ya tetap saja harus dilatih terutama untuk nanti di masa polusi.
Lalu, berdasarkan pengalaman sebelumnya susah mencari masker medis, saya akhirnya membeli stok masker medis yang sekali pakai. Nggak, saya tidak menimbun, cukup beli 1 box isi 50 biji. Masker ini hanya akan dipakai kalau semua masker kain sudah kotor.
Hand Sanitizer
Di Chiang Mai, kemanapun saya pergi, ada banyak disediakan hand sanitizer. Toilet untuk mencuci tangan juga ada banyak di setiap tempat tujuan. Hand sanitizer yang saya beli di bulan Januari lalu belum habis sampai sekarang. Bukan karena saya tidak pernah membersihkan tangan dengan hand sanitizer, tapi karena saya hampir tidak butuh memakai puya saya dan cukup memakai yang tersedia di tempat umum saja.
Tapi walaupun demikian, hand sanitizer ini termasuk perlu dibawa setiap hari. Pandemi atau tidak, kebiasaan untuk membersihkan tangan adalah kebiasan yang baik. Apalagi kalau misalnya tidak menemukan tempat cuci tangan pakai sabun, maka hand sanitizer ini akan berguna.
Terlalu sering memakai hand sanitizer ini tidak baik untuk kulit tangan saya, karena tangan saya jadi agak kering. Sekarng saya beli lotion tangan juga yang bisa sekaligus berfungsi menjadi hand sanitizer.
Termometer
Sejak punya anak, saya selalu punya termometer di rumah. Termometer yang dulu saya punya itu model yang dijepit di ketiak. Tapi kadang-kadang, anak-anak suka susah disuruh diem walau termometernya sudah beli yang menunggu 10 detik saja.
Belakangan ini, saya lihat ada banyak termometer yang hanya didekatkan ke kening. Saya tahu kalau termometer jenis ini akurasinya kurang baik, tapi setidaknya masih lebih akurat daripada pakai perasaaan. Kita tidak bisa merasakan saja apakah anak demam atau tidak demam.
Termometernya saya beli yang merk Xiaomi, lain kali ditulis lebih banyak tentang termometer ini. Cara pakainya benar-benar gampang, tinggal di dekatkan saja ke kening, pencet dan nanti dia akan bergetar memberi tahu berapa derajat suhu tubuh kita.
Tidak Wajib Punya
Benda-benda berikut ini tidak wajib punya, tapi kalau punya ya bisa untuk dipakai sewaktu-waktu ketika dibutuhkan. Daftar ini bisa berbeda untuk setiap orang, berikut ini hal-hal yang saya beli di masa pandemi walau tidak wajib punya.
Mask Strap Extender
Saya lihat ada banyak sekali mask strap extender lucu-lucu hasil rajutan di FB. Sempat terpikir untuk membuat sendiri. Tapi ternyata, membeli jadi yang berbahan plastik tidak terlalu mahal. Kalau ini tidak perlu beli banyak, cukup 1 seorang.
Mask strap extender ini biasanya dibutuhkan kalau kita memakai masker seharian, supaya kuping tidak sakit dipasang masker. Tapi karena saya tidak pernah berlama-lama di luar rumah, saya tidak sering juga butuh masker extender ini.
Mungkin kalau ada kebutuhan naik pesawat lagi, atau berkegiatan di keramaian selama berjam-jam, nah mask strap extender akan berguna. Jadi benda ini tidak punya juga tidak apa-apa, tapi kalau punya ya buat persediaan ketika dibutuhkan.
Face Shield
Kami memutuskan beli faceshield karena melihat orang-orang di pesawat sepertinya bisa membantu kalau lagi buka masker sebentar. Tapi sebenarnya sudah tau juga kalau face shield ini tidak efektif mengurangi penyebaran virus. Kalaupun pake faceshield, tetap saja pakai masker lagi. Karena akhirnya terasa panas ketika memakai faceshield, akhirnya kami tidak pernah memakainya.
Sekarang ini faceshieldnya ya disimpan saja dulu. Setidaknya kalau butuh sudah punya. Untung beli faceshieldnya yang murahan saja.
Oksimeter
Oksimeter ini gunanya untuk mengukur kadar saturasi oksigen dalam darah. Batas normal itu di atas 95 persen. Kalau di bawah itu berarti kadar oksigen dalam darah rendah. Kadar oksigen yang rendah saat ini dikabarkan sebagai salah satu gejala Covid-19 yang cukup berbahaya karena bisa tanpa gejala, tau-tau meninggal begitu saja.
Jauh sebelum ramai kasus happy hipoxia, kami sudah membeli oksimeter. Benda ini menggunakan batere AAA 2 biji. Cara pemakaiannya ya tinggal dijepit saja jari telunjuk, dan nyalakan alatnya. Langsung deh bisa terlihat kadar oksigen dalam darah.
Kalau lebih sering di rumah dan sudah pakai masker dan menerapkan jaga jarak aman, ya sebenarnya tidak usah beli benda ini juga tidak apa-apa.
Instal Aplikasi Penelusuran Kontak
Kalau di Thailand, ada aplikasi penelusuran kontak namanya Thai Chana, aplikasi ini tidak wajib diinstal karena biasanya di setiap tempat disediakan juga formulir yang bisa diisi manual. Instalasi aplikasi tentunya lebih mudah, karena saya tinggal scan qr code saja dan tidak perlu menyentuh pulpen atau kertas yang ada di tempat tersebut.
Beberapa orang mungkin merasa privasinya dilanggar ketika diminta menuliskan lokasi yang dikunjungi, tapi sebenarnya pencatatan seperti ini berguna untuk kita juga nantinya. Kalau tiba-tiba diketahui ada kasus positif baru, maka kita bisa ikut dites untuk memastikan tidak tertular karena pernah berada di lokasi yang sama dengan penderita positif.
Penutup
Beda lokasi mungkin beda peraturan ya. Di beberapa tempat sepertinya masker itu tidak wajib dan hanya wajib kalau masuk ke toko tertentu. Tapi ya menurut saya, sayangi sesama dengan memakai masker di keramaian. Jangan lupa juga untuk rajin mencuci tangan dengan sabun, atau gunakan hand sanitizer ketika tidak bisa cuci tangan dengan sabun. Selain itu tentu saja jangan berkerumun.
Kalau butuh keluar rumah karena memang ada keperluan, ya silakan saja. Tapi kalau ga butuh-butuh banget, mendingan di rumah saja. Kalau di rumah kan kita ga harus pakai masker. Eh tapi, ingatkan juga anggota keluarga kita yang serumah, kalau mereka berkegiatan di luar, selalu pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak aman.
Menurut pembaca, ada perlengkapan lain yang kira-kira perlu ditambahkan ke dalam daftar ini?