Mengenal Mastodon

Berbagai media sosial yang dimiliki berbagai perusahaan sudah datang dan pergi silih berganti (Friendster, Multiply, Google Plus, dsb). Saat ini Twitter dikhawatirkan akan mulai tenggelam di era Elon Musk, dan banyak orang mulai mempertimbangkan media sosial yang tidak dimiliki orang atau perusahaan tertentu dan saat ini yang populer adalah: Mastodon.

Tulisan ini tujuannya untuk orang awam, jadi saya tidak akan dalam membahas bagian teknis berbagai istilah seperti FediVerse, ActivityPub, dsb. Saya hanya akan membahas apa itu Mastodon, bagaimana caranya bergabung, dan kemiripannya dengan Twitter dan Blog.

Berita Mastodon sedang marak

Ada banyak situs Mastodon

Mastodon adalah software untuk menjalankan media sosial. Tidak ada satu server Mastodon yang dimiliki satu orang atau perusahaan, yang ada adalah banyak instance server Mastodon yang dijalankan baik orang pribadi ataupun organisasi tertentu.

Ini bisa dibayangkan seperti blog: kita bisa menginstall software blog sendiri (seperti situs ini, saya hosting sendiri), atau bisa ikutan plaform blog orang lain (WordPress, Blogspot). Tidak ada yang mewajibkan harus ke satu situs untuk bisa “ngeblog”, tidak seperti nge-Tweet ya harus di Twitter.

Software Mastodon sudah ada sejak 2016, dan setiap kali ada gonjang-ganjing di dunia media sosial, jumlah penggunanya naik. Kali ini yang membuat Mastodon diberitakan adalah berita akuisisi Twitter oleh Elon Musk.

Antara Blog dan Twitter

Untuk lebih bisa membayangkan Mastodon, saya akan membandingkan Mastodon dengan beberapa hal yang sudah dikenal orang: blog (seperti situs ini) dan Twitter (pasti sudah tahu apa itu twitter).

Blog kurang memiliki aspek sosial. Kita bisa saling mengunjungi blog orang lain, tapi kalau ada puluhan teman yang punya blog, capek mengunjungi satu per satu. Ada teknologi namanya RSS (Really Simple Syndication) yang memungkinkan kita “memfollow” sebuah situs memakai website/software tertentu. Tapi ini sifatnya searah cuma mengikuti, kalau ingin berkomentar, atau ingin mempromosikan posting yang bagus, sulit dilakukan.

Bandingkan ini dengan Twitter: kita bisa memfollow orang, dan orang lain bisa dengan mudah memfollow kita. Kita dengan mudah bisa me-retweet kicauan seseorang, atau membalas kicauannya dengan mudah.

Tapi Twitter ini juga punya aspek kurang enaknya: ada iklan, dan kadang kita dijejali tweet dari orang-orang yang tidak kita follow (yang direkomendasikan Twitter). Algoritma Twitter kadang malah tidak mempromosikan posting teman dekat yang ingin kita ketahui kabarnya.

Mastodon bisa dibilang memiliki fitur gabungan antara blog dan Twitter:

  • Kita bisa punya akun di mana saja (seperti blog)
  • Toot (istilah post di Mastodon, seperti Tweet di Twitter) defaultnya pendek yaitu 500 karakter, tapi bisa diubah di setiap server.
  • Kita bisa memfollow orang lain (baik di server yang sama maupun berbeda)
  • Kita bisa dengan mudah mem-boost post orang lain (seperti retweet di Twitter)

Pilih server yang mana?

Sebenarnya terserah memilih server Mastodon yang mana, tiap server punya aturannya masing-masing sesuai kebijakan admin. Ingat: kita bisa memfollow akun di server mana saja (kecuali servernya memblokir server lain).

Contoh beberapa server yang bisa dipilih:

Dan masih banyak lagi, ada yang fokusnya ke negara atau wilayah tertentu, atau ideologi tertentu. Kalau sudah menemukan server yang cocok, silakan teruskan registrasi seperti registrasi di situs biasa.

Untuk saat ini: harap sabar jika kebanyakan server responnya lambat. Saat ini Mastodon sedang diserbu puluhan ribu orang yang ingin pindah dari Twitter. Saya perhatikan banyak server yang sedang diupgrade, jadi kadang servernya down untuk maintenance.

Cara termudah registrasi saat ini: download aplikasi Mastodon di Android atau iOS, lalu pilih sign up, akan muncul banyak server yang bisa dipilih.

Pilih server ketika mendaftar, atau masukkan alamat server sendiri.

Kalau tidak ada yang cocok, bisa hosting sendiri. Hosting sendiri ini ada dua opsi: membayar layanan hosting Mastodon, atau manual menginstall Mastodon sendiri. Contoh layanan hosting Mastodon adalah masto.host, harganya mulai 6 USD/bulan.

Apa kelebihannya hosting sendiri? Akun kita aman, tidak akan ada yang melaporkan seperti di Twitter atau Facebook. Banyak teman yang tiba-tiba tidak bisa posting di Facebook karena melanggar “Community Standards“, padahal isi postingnya normal.

Jadi kita punya kebebasan berbicara di server kita sendiri. Tapi perlu diingat: Anda bebas bicara, tapi orang lain belum tentu mau mendengarkan. Dan apa yang Anda utarakan tetap bisa melanggar hukum dan tetap bisa diproses oleh kepolisian. Tapi yang jelas akun kita akan aman dari orang-orang iseng yang suka me-report akun orang lain.

Sebuah perusahaan juga bisa membuat server sendiri, jadi orang-orang bisa tahu itu akun resmi perusahaan, tanpa harus centang biru seperti Twitter. Di dalam satu server perusahaan bisa ada banyak akun, misalnya untuk tiap produk yang dibuat perusahaan itu.

Kalau di Twitter, alamat kita hanya handle saja (misalnya: @yohanes), maka di Mastodon ada tambahan di server mana kita berada , contohnya: @[email protected]

Tidak ada yang melarang kalau kita ingin punya akun di banyak server. Misalnya saya punya dua akun: satu untuk posting bahasa Indonesia dan satu lagi untuk posting bahasa Inggris. Kalau mau satu akun juga bisa, karena tiap post bisa diset bahasanya, dan pembaca bisa memfilter bahasa apa yang dikuasainya.

Kalau mau pindah server juga bisa, ada mekanisme untuk memindahkan akun ke server lain. Semua yang kita follow akan muncul di akun baru, dan follower kita akan dipaksa follow ke akun baru.

Federated Networks

Mastodon yang terdiri dari banyak server tapi bisa saling berkomunikasi ini menggunakan sistem federated networks. Ini sebenarnya mirip dengan banyak hal di dunia ini: kita bisa mengirimkan surat dari satu negara ke negara lain atau menelpon dari satu provider ke yang lain padahal yang menjalankan adalah perusahaan berbeda.

Pos dijalankan oleh perusahaan yang berbeda di berbagai negara, walau ada sistem terpusat seperti Fedex/DHL yang dijalankan satu perusahaan. Asalkan ada kesepakatan mengenai detail operasi (misalnya Pos harus masuk ke pelabuhan mana, siapa yang menanggung biaya, dsb), maka semua bisa saling berkomunikasi melalui surat. Di Mastodon, kesepakatan ini berupa protokol yang namanya ActivityPub.

Jaringan yang dibentuk dari server-server yang berkomunikasi dengan ActivityPub ini disebut sebagai fediverse (“federated universe”).

Selain Mastodon, ada banyak software lain yang bisa berkomunikasi dengan ActivityPub ini, misalnya ada PixelFed sebagai alternatif Instagram atau PeerTube untuk alternatif Youtube.

Aplikasi Mobile

Di Desktop saya memakai browser untuk mengakses Mastodon. Di iOS dan Android saya menggunakan Aplikasi mobile resmi yang bernama Mastodon. Jika tidak suka ini, ada lebih dari satu aplikasi yang bisa dipilih (Tutsy, Mast, dsb). Silakan download aplikasi sesuai platform Anda di sini:

https://joinmastodon.org/apps

Hal-hal yang membingungkan

Supaya tidak terkejut memakai mastodon, silakan baca:

https://mastodon.help/

Satu hal yang agak membingungkan adalah adanya beberapa tab: Home, Local, dan Federated.

  • Home isinya timeline orang yang kita follow. Jika kita memfollow orang di server lain, maka timelinenya yang muncul hanya posting baru setelah kita memfollow orang tersebut
  • Local isinya adalah posting-posting dari anggota server yang sama tempat Anda berada
  • Federated isinya adalah posting lokal dan posting dari luar server ini yang difollow oleh orang-orang di server ini

Pencarian teks tidak bisa dilakukan, yang dilakukan adalah mencari hashtag, jadi sebaiknya posting mengandung #Tag tertentu jika memang ingin gampang dicari.

Jika kita mendaftar di server A, dan mengunjungi profil-profil di server A (server yang sama dengan tempat kita berada), maka proses memfollow akan mudah dilakukan, cukup klik follow dan kita akan bisa mengikuti orang tersebut.

Kalau kita punya akun di server A, lalu memfollow orang di server B, maka biasanya akan muncul dialog. Dari berbagai situs yang saya kunjungi, ada dua jenis dialog. Ada yang menanyakan handle kita (misalnya @yohanes), lalu akan meredirect ke server milik kita.

Memfollow akun di server lain

Tapi kadang ada juga yang sekedar memberi dialog untuk menyalin linknya. Nanti kita bisa menggunakan fitur search di situs kita untuk mencari akunnya.

Memfollow akun di server lain

Setelah kita mengcopy link ke profil orang di server lain, kita bisa melakukan search di server sendiri dan memfollow orang tersebut.

Hal yang membingungkan berikutnya adalah: setelah memfollow akun di server lain kok profilenya kosong? Mastodon tidak meload posting lama dari server orang lain. Nanti jika ada posting baru sejak kita follow, maka akan muncul. Jika memang ingin membaca posting lama, klik link untuk membuka profilenya di server tempat profil tersebut berada.

Defaultnya timeline kosong jika memfollow akun dari server lain

Mencari teman di Twitter

Untuk Anda yang media sosial utamanya adalah Twitter, ada tool untuk mencari alamat Mastodon follower dan following kita di Twitter:

https://pruvisto.org/debirdify/

Bagaimana tool ini bisa tahu alamat Mastodon seseorang? orang tersebut harus menaruh alamat Mastodon-nya di profilenya. Jadi jika kita ingin orang lain mengikuti kita di Mastodon, maka taruhlah alamat Mastodon kita di profile kita.

Blog juga bisa difollow

Blog WordPress yang memakai plugin ActivityPub juga bisa difollow di Mastodon (tapi tidak bisa memfollow balik). Contohnya jika ingin memfollow blog ini, bisa mencari alamat:

@[email protected] (posting saya saja)

@[email protected] (posting Risna saja)

@[email protected] (situs programming)

@[email protected] (Situs Risna)

Ini semua bisa difollow di Mastodon, baik via web maupun mobile app. Dan sekali lagi: jangan bingung kalau isinya kosong setelah difollow, nanti akan muncul di timeline kalau ada posting baru.

Ngapain sih ribet?

Untuk apa sih membuka account Mastodon, repot-repot mencari akun orang dan lembaga, menginstall app baru dsb? Memang semuanya terserah Anda, kalau memang suka dengan situs sekarang, ya silakan saja diteruskan. Tapi kami ingin agar apa yang kami tulis bisa bertahan lama.

Saya pernah membuat posting mengenai usia blog ini vs media sosial, satu-satunya cara punya posting yang awet adalah kalau kita memiliki kontrol atas data dan aplikasi yang kita pakai.

Catatan: Twitter rugi lagi di 2020/2021

Sekarang ini jumlah pengguna Mastodon sudah sampai berjuta orang, dan karena isinya adalah orang-orang yang penuh niat (harus mau membaca dan memahami Mastodon), sejauh ini konten yang saya follow isinya cukup berkualitas.

Beberapa tahun yang lalu saya pernah menengok Mastodon dan masih “sepi”, tapi sekarang banyak tokoh security yang saya ikuti sudah di Mastodon. Beberapa penulis buku juga sudah di sana. Jika belum banyak topik yang Anda suka, mungkin Anda bisa jadi pelopor konten tersebut di Mastodon.

Sopan santun

Mastodon memiliki etiket yang sebaiknya dipatuhi demi kenyamanan bersama. Beberapa etiket antara lain:

  • Isikan content warning jika post kira-kira akan menyinggung atau mentrigger pihak tertentu
  • beri hash tag pada post jika post ingin bisa dicari, dan gunakan huruf awal kapital untuk tiap kata agar bisa dibaca oleh text to speech
  • Gambar sebaiknya diberi caption agar bisa diakses oleh orang yang penglihatannya terbatas

Silakan baca post Mastodon ini untuk info lebih lanjut. Tapi perlu dicatat juga: Mastodon itu terdiri dari banyak server, jadi ikuti aturan server masing-masing.

Crossposting

Buat Anda yang masih ingin ikutan Facebook/Twitter atau yang lain, tidak ada yang melarang juga Anda melakuan posting konten yang sama ke Twitter dan Mastodon. Ini bisa jadi arsip untuk diri sendiri, dan juga andaikan suatu hari akun Anda (atau posting Anda) diblokir Twitter/Facebook, anda punya cadangan.

Penutup

Saat artikel ini ditulis, saya tidak menemukan server mastodon berbahasa Indonesia, jadi saya mensetup sendiri mastodon.my.id. Sebenarnya sempat terpikir untuk membuat registrasi terbuka, tapi saya tidak ingin ribet dengan undang-undang Perlindungan Data Pribadi.

Sementara ini saya pakai untuk keluarga saja. Kalau ada yang mau akun di mastodon.my.id, bisa register, tapi hanya yang saya kenal yang akan saya beri akses.

Sekarang ini profile saya ada dua:

https://mastodon.yohan.es/@admin (posting bahasa Inggris)

https://mastodon.my.id/@yohanes (posting bahasa Indonesia)

Risna juga punya akun di sini:

https://mastodon.my.id/@risna

Dan sebagai pemilik Twitter Alkitab Indonesia (@alkitab), kami juga memposting di sini:

https://mastodon.my.id/@alkitab

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.