Komputer KIM-1

Salah satu hobi saya adalah mengenal komputer lama. Sebenarnya selain mengenal pengen juga memiliki berbagai komputer lama, tapi sayangnya: harganya biasanya sangat mahal dan saya tidak punya space yang cukup di tempat tinggal saat ini. Saya baru saja membaca buku lama berjudul: The First Book of KIM yang berisi koleksi program KIM-1.

KIM-1 (Keyboard Input Monitor) merupakan “single board computer” yang diluncurkan April 1976 (sebelum saya lahir) dengan CPU 6502, RAM 1 kilobyte, input keypad heksadesimal, dan output berupa 7 segment display 6 digit. Kit paling murahnya 245 USD dan tanpa penyimpanan permanen (harus ditambahkan tape eksternal jika ingin menyimpan program yang kita tulis).

Iklan KIM-1 di Byte Magazine
Lanjutkan membaca “Komputer KIM-1”

GPD Pocket

GPD Pocket merupakan laptop yang sangat mini (UMPC/Ultra Mobile PC) namun memiliki spesifikasi yang sangat bagus. Prosesornya Intel Atom x7-Z8750, dengan RAM 8 GB dan SSD 128 GB. Benda ini relatif mahal (~600 USD) dan sekarang sudah ada GPD Pocket 2 dan GPD MicroPC.

Dulu saya membeli benda ini dengan niat agar bisa membawa komputer mini dan bisa bekerja di mana saja. Tepatnya lagi dulu ingin saya bawa supaya bisa dipakai di perjalanan ke Belanda, tapi sayangnya ketika sampai ada masalah: tidak bisa menyala dan akhirnya harus mengirimkan barangnya ke China untuk mendapatkan penggantinya (dan sampainya ketika saya sudah berangkat ke Belanda).

Lanjutkan membaca “GPD Pocket”

Mendinginkan Raspberry Pi

Ini merupakan catatan lama ketika memakai Raspberry Pi untuk pemrosesan yang memakai CPU secara ekstensif. Ketika suhu mencapai 80-85 derajat celcius, maka akan muncul simbol termometer setengah di layar:

Over Temperature (80-85C)
Temperatur tinggi

Simbol ini akan dioverlay di atas tampilan apapun yang muncul di layar. Contohnya seperti ini.

Lanjutkan membaca “Mendinginkan Raspberry Pi”

Mini bluetooth audio receiver

Ini sekedar info buat yang belum tahu: dengan 1.69 USD (atau sekitar 25 ribu rupiah dengan kurs saat ini) kita bisa mengubah earphone menjadi earphone bluetooth. Sebenarnya benda ini sudah lama ada, dan sebelumnya sudah pernah beli, tapi hilang entah di mana (agak sulit dicari karena ukurannya relatif kecil). Benda ini juga bisa dihubungkan ke AUX di mobil yang tidak mendukung bluetooth supaya kita bisa memutar lagu dari ponsel ke sound system mobil.


Lanjutkan membaca “Mini bluetooth audio receiver”

Dual SIM + MicroSD di Ponsel Xiaomi

Kebanyakan ponsel Xiaomi sekarang memiliki slot dimana kita harus memilih antara: dua simcard, atau satu sim card dan micro SD. Sekarang ini saya memilih dual sim card dan membeli ponsel dengan storage yang cukup besar. Saat ini 128 GB masih cukup buat saya karena saya memakai fitur backup foto dari Google Photos dan One Drive (saya mengupload ke kedua layanan tersebut sekaligus).

Dulu saya pernah membaca ada orang yang mengakali masalah dual sim card dan micro SD dengan cara menggerus bagian bawah microSD dan sim card agar keduanya menjadi tipis dan bisa dipakai bersamaan. Tentunya cara ini berbahaya dan repot sekali jika perlu ganti micro SD.

Beberapa waktu yang lalu saya melihat ada adaptor agar kita bisa memakai keduanya sekaligus di aliexpress. Karena harganya hanya 0.87 USD, saya coba saja pesan. Sudah beberapa hari bendanya sampai dan baru sekarang dicoba.

Pemasangan benda ini agak ribet, tapi juga tidak terlalu sulit. Saya cuma khawatir bendanya akan nyangkut dan tidak bisa dikeluarkan. Setelah berhasil dipasang, semuanya berjalan dengan baik: kedua SIM card terdeteksi, dan Micro SD juga terdeteksi. Saya juga bisa memasang casing HP dan tidak terlalu terlihat dari luar.

Lanjutkan membaca “Dual SIM + MicroSD di Ponsel Xiaomi”

Kesan kembali memakai iOS

Selama beberapa tahun terakhir saya memakai iOS hanya untuk pentesting (dan juga ikut pelatihan iOS security di Hong Kong). Tadinya meskipun punya iPad dan iPhone, keduanya usianya cukup tua (keduanya > 5tahun). iPhone 5S sudah terasa sangat lambat, sementara iPad lebih sering dipakai untuk main oleh Joshua (dan sesekali oleh saya jika ada pentest aplikasi iPad). Sebelum iPhone 5S saya memakai iOS di iPod touch dan iPod touch 2nd generation.

Bulan Januari saya membeli iPhone XR (ini yang termurah yang mendukung prosessor A12) dan bulan ini saya membeli iPad (yang biasa bukan yang mini ataupun Pro). Pembelian iPhone tujuannya untuk pentesting (dan sudah terpakai), sementara iPad untuk membaca buku dan melihat materi Coursera (sekaligus hadiah untuk diri sendiri sudah menyelesaikan 6 Course di Coursera).

Lanjutkan membaca “Kesan kembali memakai iOS”

Telegram Messenger

Sepanjang hidup saya, saya sudah memakai banyak sekali messaging apps: IRC, ICQ, Yahoo Messenger, MSN, Google Talk, BBM, Whats App, dan masih banyak lagi yang sudah tidak saya ingat lagi. Sebagian aplikasi tersebut kini sudah hilang, dan sekarang ada banyak opsi aplikasi messaging. Sekarang ini aplikasi messenger pilihan saya adalah: Telegram.

Ada banyak alasan saya suka telegram, saya tulis saja dalam bentuk list:

  • Cepat
  • Bisa diakses dari banyak device sekaligus
  • Bisa mengirim file besar
  • Bisa mengirim pesan ke diri sendiri. Digabung dengan poin sebelumnya: bisa jadi file storage
  • Mampu menangani group dengan jumlah member sangat banyak
  • Mudah sekali membuat bot telegram

Saat ini saya punya account telegram utama dan juga punya account lain yang sekedar saya gunakan untuk bertukar file antar device (desktop/laptop/ponsel). Saya juga memakai fitur private channel untuk catatan berita kategori tertentu. Misalnya berita kategori security saya forward ke channel security agar mudah dicari lagi jika dibutuhkan.

Fitur bot merupakan fitur yang paling berbeda dibanding messenger lain. Sangat mudah sekali membuat bot baru, sehingga saya memiliki beberapa bot untuk memonitor server saya dan untuk beberapa fungsi khusus. Dengan library yang ada, membuat bot juga bisa dilakukan sangat mudah.

Saya juga memakai channel reddit2telegram untuk mendapatkan berita reddit terbaru di channel tertentu agar dipush ke telegram. Channel seperti ini dimungkinkan karena sudah ada yang membuat bot untuk mengambil posting reddit dan memposting di channel tertentu.

Karena ukuran file yang bisa disebar melalui telegram sangat besar, saat ini ada juga banyak channel yang menyebarkan sebuah film lengkap yang bisa langsung didownload via telegram. Ini salah satu alasan telegram bisa populer di kalangan pembajak (walau saya sendiri tidak memakai ini).

Saat ini teman-teman saya juga sudah banyak yang memakai telegram, jadi saya semakin senang. Walau demikian karena belum semua orang memakai telegram, saat ini saya juga masih memakai WhatsApp dan Facebook Messenger. Satu fitur yang saat ini belum dimiliki oleh Telegram adalah Video Call. Jika fitur ini sudah ada, rasanya akan lebih mudah mengajak lebih banyak orang beralih ke Telegram.