Enam Tahun Memakai WordPress

Kami memakai WordPress sejak April 2004, sejak memulai blog ini. Sebagai catatan, WordPress pertama (versi 0.7) dirilis 27 Mei 2003, dan baru di rilis kedua (versi 1.2) pada 22 Mei 2004 WordPress mendukung plugin. Jadi waktu memulai, kami memakai rilis pertama WordPress. Sepanjang 6 tahun lebih memakai wordpress, sudah puluhan plugin dicobakan di blog ini, dan beberapa kali blog ini berganti wajah (theme). Sekarang setelah mengupgrade ke wordpress 3.0 kami sekalian mengganti theme. Di posting ini saya akan mencoba mendokumentasikan berbagai hal tentang blog ini (plugin, theme, dsb). Catatan ini akan berguna bagi saya di masa depan, dan semoga berguna juga bagi orang lain.

Theme terakhir yang kami pakai adalah Field Of Dreams, theme yang bagus tapi memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah: theme tersebut sudah lama tidak di-maintain. Beberapa masalah muncul ketika wordpress diupdate. Hal tersebut bisa diperbaiki dengan mudah karena saya cukup bisa HTML dan CSS. Tapi kelemehan berikutnya dalah kami tidak boleh mendistribusikan ulang perubahan pada theme tersebut (lisensinya tidak sepenuhnya open source), jadi perbaikan pada theme tidak bisa dinikmati oleh orang lain. Kelemahan ketiga: themenya berat (menggunakan image berukuran besar).

Sekarang kami berganti ke theme standar wordpress yang baru (twentyten), dengan beberapa perubahan kecil yang dilakukan menggunakan fitur sub theme:

  1. Header image yang besar diganti menjadi 4 gambar kecil yang melink ke web kami yang lain
  2. Font diganti menjadi sans serif
  3. Pasang tracking Google analytics di footer (saya tahu ada plugin untuk ini, tapi keperluan tracking saya sangat basic).

Dulu kami sempat menginstall banyak plugin, tapi lama kelamaan kami menyadari hanya beberapa plugin yang berguna. Beberapa plugin juga ternyata tidak di-maintain oleh pembuatnya, sehingga kadang menimbulkan masalah ketika upgrade versi wordpress. Waktu kami mulai memakai wordpress di 2004, banyak plugin yang perlu ditambahkan, namun sekarang sudah menjadi bagian dari WordPress. Dulu kami memakai Brian’s threaded comments, tapi sekarang wordpress sudah menyediakan fitur tersebut (dan kompatibel dengan data dari plugin itu). Fitur gravatar yang dulu membutuhkan plugin, sekarang sudah menjadi default wordpress. Untuk mengupdate wordpress, dulu harus manual atau memakai plugin khusus, sekarang hal itu bisa dengan mudah dilakukan.

Daftar plugin yang kami gunakan sekarang adalah sebagai berikut:

  1. Akismet untuk anti spam
  2. Google XML Sitemaps agar website kami lebih cepat diindeks Google
  3. WP Super Cache untuk mempercepat blog
  4. FD Feedburner Plugin, agar kami bisa melihat berapa yang berlangganan situs ini via RSS
  5. Widgetize Anything untuk memasukkan kode PHP sebagai widget
  6. WP-PostViews agar bisa menampilkan jumlah view sebuah posting
  7. Yet Another Related Posts Plugin agar pembaca tertarik melihat posting yang berhubungan
  8. fbLikeButton karena sekarang banyak orang yang hanya “suka”, tapi tidak ingin berkomentar
  9. Lanjutkan membaca “Enam Tahun Memakai WordPress”

Mengenal Bahasa Pemrograman Qu dan BAIK Karya Anak Indonesia

Implementasi interpreter dan compiler bukanlah hal yang sulit, ini terbukti dari sudah adanya implementasi interpreter, compiler, dan translator program di berbagai tugas akhir mahasiswa sejak tahun 1981 (bisa di cek di perpustakaan Informatika ITB, dan saya yakin Ilmu Komputer UI/UGM/IPB juga memiliki banyak tugas akhir semacam ini). Buku mengenai pembuatan interpreter berbahasa Indonesia juga sudah ditulis, sejak 1984 (misalnya KILANG 002: BASIC dalam Bahasa Indonesia, Jakarta: Kesaint Blanc, 1984), dan satu lagi yang diterbitkan di tahun 1995 (Tuntunan Praktis Pemrograman Merekayasa Interpreter: Sebuah Penerapan Teknik Kompilasi, Sukamdi, 1995 ISBN :979-637-744-6 ), dalam buku karya Sukamdi ditunjukkan mengenai pembuatan bahasa ALIN untuk memproses ekspresi aljabar linier.

Bahasa KILANG dibuat oleh Prof.Dr.Ir.Dali Santun Naga KILANG merupakan singkatan dari Kaidah Informasi Lambang Aneka Nalar dan Guna, di tahun 1984 bahasa ini sudah mencapai versi 2. Bahasa KILANG ini pernah dibahas di Seminar Komputer dan Diskusi Ilmiah Dies Natalis III Himpunan Mahasiswa Informatika ITB, Bandung, 19 Maret 1986 “Dua Tahun KILANG 002: Kisah Singkat tentang Pendomestikasian Bahasa Komputer”. Sayangnya saat ini belum terdengar lagi kelanjutannya.

Dua bahasa pemrograman yang saat ini masih kembangkan oleh putra Indonesia secara opensource adalah bahasa Qu dan bahasa BAIK. Bahasa Qu sudah bisa dipakai sejak 2002, definisi bisa dipakai adalah interpreternya sudah berjalan. Di tahun 2007 Qu sudah memiliki banyak fitur dan didokumentasikan dengan baik. Bahasa Qu ditujukan sebagai bahasa umum (general purpose language). Bahasa Qu yang bersifat open source ini sudah dipakai untuk membuat aplikasi web dan aplikasi komersial.

Sementara bahasa BAIK yang baru dikembangkan sejak tahun 2008, sudah memiliki interpreter di tahun yang sama, dan di tahun 2009-2010 sudah ada 3 naskah ilmiah (paper) nasional dan internasional yang membahas bahasa BAIK. Bahasa BAIK ditujukan untuk pembelajaran pemrograman. Source code baik juga terbuka untuk umum. Sebagai tambahan informasi, bahasa baik berusaha menggunakan bahasa Indonesia, mirip seperti yang dilakukan bahasa KILANG.

Penjelasan lebih lengkap mengenai bahasa BAIK dan Qu bisa dilihat di http://yohan.es/bahasa-pemrograman-indonesia/

Asus O!Play HDP-R3

Biasanya di akhir pekan kami jalan-jalan ke mall (Airport Plaza) atau ke mall elektronik (Phantip) untuk makan siang. Di sini enak, kedua mall tersebut jaraknya cuma sekitar 10 menit, plus parkir gratis di airport plaza (atau gratis 2 jam pertama di phantip). Harga makanan di mall bisa dibilang tidak berbeda dari di restoran kecil di luar mall.

Dua minggu lalu waktu kami main ke mall, kami belum menemukan player video yang mendukung HD yang bisa via jaringan (WDTV live, atau yang sejenis). Hari minggu kemarin kami kembali pergi ke sana untuk makan siang, dan ternyata sekarang ada 2 player merk terkenal yang tersedia WDTV Live dari Western Digital dan O!play dari Asus.

Yang pertama terlihat langsung adalah WDTV Live, dan saya sudah siap membeli (mengingat harganya sangat normal, berbeda sedikit saja dari harga Amazon). Tiga tahun yang lalu kami membeli sebuah IBM pentium IV untuk memutar media, tapi saat ini benda tersebut sudah tidak kuat lagi memutar film 720p ke atas, jadi benda ini memang sudah saya cari-cari. Sebelum membayar Risna melihat bahwa toko itu juga menjual Asus O!Play seri HDP-R3. Harga Asus O!Play lebih murah dari WDTV (sekitar 400 baht/100 ribu rupiah), tapi memiliki beberapa kelebihan: mendukung Wireless N, mendukung e-Sata, dan memiliki built-in card reader. WDTV yang hampir dibayar akhirnya dibatalkan dan ditukar dengan Asus O!Play.

Sampai di rumah, benda ini pun langsung dicoba. Memainkan film dari harddisk dan SD card bisa dilakukan dengan lancar, memutar musik juga. Film 720p dan 1080p dari Sony Bloggie bisa dimainkan dengan sempurna. Karena saya memiliki NAS model lama (hasil hacking 2.5 tahun yang lalu), saya tidak bisa menggunakan samba untuk streaming film (terlalu lambat untuk NAS yang saya miliki).

Malam-malam berikutnya sepulang kerja saya berusaha mempelajari Asus O!Play ini, termasuk mendownload source GPL yang diberikan oleh Asus. Asus O!Play ini memakai Linux sebagai firmwarenya, jadi sangat fleksible untuk di-hack. Berbagai eksperimen saya lakukan, dan beberapa kelemahan saya temui, misalnya O!Play tidak mendukung file MKV yang memiliki header compression (harus di-merge ulang agar dapat dimainkan), tidak mendukung XSUB, dan tidak mendukung subtitle via uPNP maupun DLNA.

Lanjutkan membaca “Asus O!Play HDP-R3”

Merk Laptop

Pertanyaan yang sangat sering diajukan ke saya adalah: saya mau beli laptop, merk apa ya yang bagus? Jawaban saya biasanya: pilih saja yang disuka dan sesuai budget, dan service centernya dekat dengan rumah. Mengapa saya menjawab demikian? karena umumnya berbagai merk diproduksi oleh pihak yang itu-itu juga. Tahukah Anda bahwa lebih dari setengah laptop di dunia ini hanya diproduksi dua perusahaan saja? Quanta dan Compal.

Sebuah perusahaan yang memiliki merk terkenal (misalnya HP atau Acer) akan menyerahkan proses produksinya pada beberapa perusahaan (tidak ke satu perusahaan saja). Ini data tahun 2008 (sumber dari sini):

  1. Quanta (31%) membuat laptop untuk HP, Dell, Apple, Acer, Lenovo
  2. Compal (24%) membuat laptop untuk HP, Dell, Acer, Toshiba, Lenovo
  3. Wistron (16%) membuat laptop untuk Acer, Dell, HP, Lenovo, FSC
  4. Inventec (11%) membuat laptop untuk HP, Toshiba, FSC, Acer
  5. Pegatron (8%) membuat laptop untuk ASUS, Toshiba, Dell
  6. Sisanya 9% dibuat oleh berbagai perusahaan kecil di dunia (dan juga perusahaan seperti Dell yang punya manufaktur kecil milik sendiri)

Laporan tahun 2009 pun menunjukkan posisinya masih hampir sama. Para pembuat laptop tentunya tidak mengiklankan fakta ini. Mereka tentunya tidak ingin konsumennya tahu bahwa merk yang sangat mahal miliknya dibuat dipabrik yang sama dengan laptop murah merk pesaingnya. Mengutip dari sumber pertama:

A lot of manufacturers don’t like to talk about this aspect of the business, for obvious reasons. Many years ago I was given a tour of a portable PC factory but only after agreeing not to mention any brand names. A very big company didn’t want it known that its expensive top-brand machines were coming off the same production line as those of a low-end rival.

Sebagai informasi, pembuat laptop bukan berarti mereka membuat semua komponen laptop, bisa dikatakan hanya proses perakitan saja yang dilakukan. Prosessor hampir pasti dari Intel atau AMD (hanya ada sangat sedikit laptop yang memakai prosesor yang non Intel/AMD). Komponen lain, seperti layar LCD didatangkan dari perusahaan lain dan hanya ada beberapa pemasok di dunia ini (Samsung, LG, Sony, dan beberapa perusahaan lain), demikian juga harddisk yang hanya dipasok oleh beberapa pihak (Western Digital, Seagate, Toshiba, dan beberapa perusahaan kecil), CD/DVD ROM juga hanya sedikit pemasoknya.

Jadi kesimpulannya: hampir semua laptop dibuat dengan komponen dari perusahaan yang itu-itu juga, dirakit oleh perusahaan yang itu-itu juga. Beberapa laptop bisa mahal karena mereka memilih komponen yang harganya lebih mahal (misalnya penggunaan SSD versus harddisk atau penggunaan layar jenis satu versus layar jenis lain), tapi laptop yang harganya serupa, biasanya memiliki komponen yang sama. Perlu dicatat bahwa kadang laptop yang harganya jauh berbeda sekalipun memiliki komponen dengan merk yang sama (perbedaan harga hanya karena merk lebih terkenal menjadi lebih mahal).

Jadi jika ingin memilih laptop: pilih yang spesifikasinya sesuai kebutuhan Anda baik kecepatan prosessor, memori, sampai ke port yang tersedia (misalnya jika proyektor di kantor masih memakai VGA dan Anda membeli laptop dengan konektor DVI, Anda perlu membeli adapter lagi). Cari yang service centernya dekat dengan rumah, lalu cobalah membaca review di internet. Kadang-kadang model laptop tertentu (bahkan dari merk terkenal) designnya kurang bagus (misalnya keyboardnya terlalu kecil atau posisi port USB yang sulit dijangkau).

Blackberry

Dari sejak punya hp Siemens sl45 saya sudah mulai memanfaatkan koneksi internet via hp (waktu itu sl45 belum punya GPRS, masih CSD). Waktu itu masih sejauh melihat status server dan menjalankan aplikasi khusus yang saya buat.

Akhir tahun 2003 Risna membeli hp 3650 dan tak lama kemudian saya juga menyusul. Dengan hp itu dan dengan paket gprs mentari yang dulu cuma 25 rb/bulan, kami bisa chatting puas ketika berjauhan. Kami memakai agile messenger yang dulunya gratis.

Untuk tahun 2004, agile sudah canggih. Sudah bisa online multi account, bisa berkirim gambar dan bahkan voice note. Setelah itu kami berganti hp dan berganti program banyak sekali.

Sejak menikah dan pindah ke chiang mai, kami lebih sering memakai komputer dengan skype. Jadi sudah mulai jarang mobile.

Belum lama ini Risna membeli blackberry second. Ternyata cukup praktis untuk menghubungi keluarga dan teman. Entah kenapa orang yang tidak kenal internet dan messenger banyak yang memakai bb.

Sekarang saya sedang di Indonesia untuk beberapa hari, sementara Risna di chiang mai. Sayapun membeli bb second lain. Tarif layanan bb cukup murah, 5000/hari. Dibanding SMS internasional thailand yang mencapai 2700/sms dan sms internasional dari indonesia 500/sms.

Dengan 5000/hari di indonesia dan 20 baht/hari di thailand(sekitar 5500 rupiah) kami bisa puas chatting, browsing dan berkirim gambar.

Dulu layanan agile messenger cuma bisa kami nikmati berdua. Kini karena banyak orang punya bb, rasanya jadi lebih rame.

Oh iya, ini diposting dengan aplikasi wordpress di blackberry. Dulu waktu pakai 3650 tahun 2004 pernah juga posting blog dengan browser bawaan nokia.

Mengasah kapak di dunia IT

Mungkin semua orang sudah tahu kisah mengenai penebang kayu, yang bekerja keras sampai tidak punya waktu untuk mengasah kapaknya. Cerita itu mengajarkan pada kita bahwa bekerja dengan kapak yang tumpul itu merupakan hal yang bodoh. Tapi sampai saat ini saya masih banyak melihat orang yang bekerja tanpa mau “mengasah kapak” di dunia IT. Ada banyak hal yang bisa dipelajari di dunia IT untuk mempercepat atau mempermudah pekerjaan.

Hal pertama yang paling sering membuat gemas adalah masalah shortcut. Ada banyak hal yang bisa dilakukan cukup dengan menekan kombinasi tombol, atau bahkan satu tombol saja. Saya ingat waktu SMU pernah pergi ke warnet, dan orang yang pekerjaannya tukang ketik di situ heran, saya bisa mengcopy-paste dengan cepat tanpa menyentuh mouse. Ternyata dia selalu mengcopy paste dengan mengklik menu edit, memindahkan kursor dengan mouse, lalu mengklik menu edit lalu paste. Saya mengajari dia beberapa shortcut dan trik, dan dia bisa mengetik dengan lebih cepat.

Hal berikutnya adalah fitur-fitur dasar. Banyak orang tidak memanfaatkan fitur word processor dengan optimal. Misalnya banyak yang menulis thesis dan atau laporan dan menuliskan daftar isinya secara manual. Setiap kali halaman berubah, mereka mengedit ulang daftar isi yang dibuat secara manual. Banyak juga yang tidak tahu bagaimana mengaktifkan spelling checker untuk bahasa Indonesia. Banyak yang tidak tahu mengaktifkan conditional formatting di spreadsheet. Banyak waktu dan bandwidth terbuang karena pengirim dan atau penerima tidak mengenal program kompresi untuk mengompress attachment.

Padahal tidak kurang banyaknya situs yang membahas aneka trik sederhana untuk meningkatkan produktivitas, tapi masih banyak sekali yang tidak mau sekedar berhenti dan membaca. Sang penebang kayu bukan diminta berhenti bekerja sebentar buat bermain facebook, tapi untuk mengasah kapaknya.

Ketika melihat programmer, hal yang paling menggemaskan adalah masalah editor/IDE. IDE saat ini sudah cukup canggih, sehingga banyak proses sudah otomatis, seperti auto indentation, auto complete, dan sebagainya. Fitur-fitur tersebut dipakai, karena sudah disodorkan otomatis, sehingga tidak perlu dikonfigurasi. Tapi banyak fitur lain yang sebenarnya ada, tapi jarang digunakan, misalnya shortcut untuk switch antara header dan source file (untuk bahasa yang memisahkan header dan source), fitur refactoring, dsb.

Saran saya untuk Anda yang bekerja di dunia IT, berhentilah dan asahlah ilmu Anda. Jangan habiskan waktu terlalu banyak melakukan pekerjaan secara manual. Apalagi jika Anda adalah programmer, yang semestinya tahu lebih banyak mengenai komputer. Dalam pekerjaan rutin sehari-hari, biasanya ada banyak hal yang bisa diotomasi. Jika pekerjaan Anda hanya berhubungan dengan aplikasi office, belajarlah aneka shortcut, belajar membuat macro, dan bahkan belajarlah bahasa scripting untuk aplikasi tersebut (VBA, dan sejenisnya).

Jika Anda pengguna sistem operasi sejenis UNIX (Linux, Free/Net/OpenBSD, Solaris, dsb) belajarlah command scripting. Jika Anda pengguna OS-X, Anda bisa belajar memakai Automator. Di Windows ada program gratis bernama AutoHotkey untuk membuat aneka shortcut dan skrip (atau memakai yang sudah dibuat orang lain).

DealExtreme

DealExtreme LogoSaya biasanya jarang mempromosikan sesuatu, dan nggak pernah fanatik dengan merk atau tempat belanja tertentu. Tapi kali ini mau cerita dikit soal Dealextreme. Sekarang ini kami tinggal di Chiang Mai, Thailand. Meskipun ini kota terbesar kedua di Thailand, saya sering kesulitan menemukan benda elektronik tertentu. Benda elektronik yang saya maksud mulai dari komponen elektronik (IC, transistor, dsb), serta benda elektronik untuk konsumen (Network Attached Storage/NAS, kabel data, dsb).

Untuk masalah komponen elektronik, saya sudah menemukan situs Electronics Source dan warf. Harga dari Electronics Source sangat murah, situsnya bagus (misalnya saya bisa mencari IC berdasarkan spesifikasinya) namun barang tertentu kadang tidak tersedia. Sementara warf banyak menjual kit.

Untuk barang elektronik lain saya memakai situs dari Hong Kong DealExtreme. Kehebatan situs ini adalah: gratis ongkos kirim ke seluruh dunia. Saya melihat bahwa situs ini banyak disarankan di aneka milis, dan ada beberapa pengalaman orang indonesia yang dibahas diblog. Toko ini tidak hanya menjual barang elektronik, ada banyak hiasan, gantungan kunci, jam, dsb.

Saya sudah membeli cukup banyak benda (totalnya lebih dari 400 USD), review benda-benda yang saya beli bisa dilihat di sini. Nggak semuanya dibeli dengan duit saya sendiri, misalnya NAS ini merupakan sumbangan untuk porting FreeBSD (progressnya bisa dilihat di sini). Lalu sebagian benda lain dibeli dari donasi paypal yang saya terima dari aneka aplikasi yang saya buat.
Lanjutkan membaca “DealExtreme”