Beberapa pertanyaan yang paling sering muncul tiap malam selain (mau nulis apa ya hari ini), adalah besok mau sarapan apa ya. Sebenarnya kalau mau ikutin kemalasan saya, maunya pagi itu cukup sarapan sereal aja tiap hari, tinggal stok macem-macem sereal dan tuang susu deh. Tapi karena kemalasan itu tidak baik untuk dituruti, maka perlu untuk bikin variasi sarapan demi kesehatan bersama (idealnya ya begitu).
Berikut ini beberapa menu sarapan yang pernah dan masih kami makan setiap paginya. Menunya di rotasi sesuai dengan kondisi ketersediaan bahan di rumah. Beberapa menu sempat populer sekian lama, sampai akhirnya Jonathan bosan. Kadang-kadang, kalau lagi rajin, bisa jadi tiap orang punya menu sarapan yang berbeda.
Contents
Menu Nasi
Nasi putih dan lauk telur, bisa telur mata sapi atau telur dadar. Kalau ada daging giling atau steak tuna kaleng, bisa juga telur dadarnya dicampur daging giling atau steak tuna. Pernah juga telur dadarnya diisi irisan wortel dan daun bawang. Belakangan ini tapi Jonathan tidak suka kalau melihat ada sayur di dalam telur dadarnya, jadi ya kalau lagi buru-buru paling makan nasi pake telur dadar plain saja. Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan sarapan seperti ini tergantung ada nasi sisa hari kemarin atau tidak. Kalau ada nasi sisa, ya nasinya tinggal dipanaskan di microwave, dan berarti waktu yang dibutuhkan hanya untuk mendadar telur. Kalau nasi lagi gak ada ya masak nasi sekitar 15 menit.
Kalau lagi ada bahan, selain dadar telur, saya juga goreng bacon buat tambahan lauk. Oh ya, pernah juga ada masa di mana Jonathan suka makan nasi putih pakai telur orak-arik (scramble egg) dan bacon atau sosis. Semakin banyak bahan tersedia, semakin kenyang deh sarapan paginya (dan tentunya semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkannya). Tapi menu paling populer itu ya nasi telur dadar. Karenanya stok telur itu wajib ada di rumah setiap harinya.
Kalau ada waktu cukup santai dan ada sisa nasi cukup banyak, saya bikin nasi goreng asal-asal plus telur dadar. Kenapa namanya nasi goreng asal-asal? karena ya masaknya emang cuma pakai butter, sayur kalau ada, bacon/sosis/tuna iris kecil-kecil lalu kasih kecap asin dan sedikit kecap manis. Oh ya, bumbunya cuma garam bawang putih andalan. Rasanya kayak apa tuh? walau asal-asal tapi ya rasanya dapat dari isinya dan garam bawang putih plus kecap. Seperti biasa, kalau lagi rajin pakai irisan sayur wortel dan kol, itupun kalau anak-anak lagi gak picky melihat sayur dalam nasi gorengnya.
Lauk lain yang juga pernah hits adalah sosis yang di goreng seperti octopus. Ini sih niru dari temennya Joe yang share di FB dan kebetulan Jonathan lihat dan jadi kepingin juga. Sayangnya Joshua tetep belum mau makan sosis, jadi ya paling kalau makan sosis ini untuk Jonathan dan Joe saja.
Menu dengan nasi ini merupakan menu favorit Joe, karena basically dia perutnya perut nasi. Katanya kalau sarapan gak pake nasi rasanya kurang kenyang.
Menu dengan Mie
Menu favorit semua orang di rumah kami itu Indomie Kari Ayam pakai telur, tapi karena tidak baik makan mie instan setiap hari dan keterbatasan persediaan Indomie Kari Ayam, ya..harus realistis, kalaupun lagi punya stock, kami makannya 1 x seminggu saja. Kadang-kadang kalau stok Indomie Kari Ayam sudah habis, ya kami pakai mie instan lokal. Selain ditambah telur kadang-kadang kami tambahkan baso atau bacon atau sayuran hijau.
Mie Goreng Indomie juga jadi menu favorit berikutnya. Tapi saya merasa menyiapkan mie goreng Indomie ini gak segampang masak mie rebus, ada tahapan mencampur setelah merebus. Di musim dingin mie gorengnya juga cepat sekali dingin. Baru saja selesai mencampur bumbu, mie gorengnya sudah dingin.
Kalau lagi super rajin dan ada waktu lebih, pernah juga saya masak mie goreng pakai mie telur atau bihun jadi bukan mie instan. Tentunya butuh waktu ekstra untuk mengiris sayuran dan merendam mie telu atau bihunnya sebentar. Bumbunya apa? ya pakai garam bawang putih dan kecap saja. Anak-anak belum makan pedas, jadi memang kami jarang makan pakai cabe, apalagi untuk sarapan.
Menu dengan mie yang juga pernah hits di rumah kami adalah spaghetti yang ditusukkan ke sosis, lalu di rebus. Biasanya makannya di siram dengan bumbu spaghetti bolognese dari prego yang di beli botolan atau kalengan. Tapi menu begini jarang saya sediakan belakangan ini karena mulai jarang beli sosis dan Joshua lebih suka bumbu spaghetti carbonara daripada bumbu spaghetti bolognese.
Menu Cereal
Pernah suatu masa, kami hampir setiap hari makan oatmeal muffin untuk sarapan. Walaupun dibentuk seperti muffin, tapi sebenarnya muffin ini 100 persen menggunakan bahan oatmeal yang dicampur dengan pisang, apel atau wortel dan raisin. Ceritanya waktu itu lagi diet hehehe. Sekarang, sesekali saya masak menu ini terutama kalau lagi dikasih pisang 2 sisir sama ibu tukang pijat kami yang punya kebun pisang. Anak-anak suka makan oatmeal pisang begini, tapi supaya anak-anak bisa lebih lancar makannya, saya kurangi oatmealnya dan ditambahkan tepung sedikit. Makannya tentunya disiram susu putih segar. Nyam, sekarang sih bikinnya yang isi 12, kalau isi 6 begini sudah pasti gak cukup hehehe.
Muffin oatmeal ini selain untuk sarapan juga bisa untuk snack sore anak-anak setelah mereka bangun tidur siang dan sebelum jam makan malam. Waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan sarapan ini agak lama, tapi bedanya dengan masak mie goreng atau nasi goreng adalah, saya gak harus stand by depan kompor. Saya butuh waktu sekitar 10 menit untuk mencampur semua bahan dan 25 menit memasak adonan di oven. Hal yang kurang saya suka selesai masak ini cucian piring jadi banyak hehehe.
Selain Muffin Oatmeal, menu sereal favorit tentunya beli sereal dalam kemasan. Mulai dari weetbix, koko krunch, granola, ataupun corn flake. Kadang-kadang saya campur-campur beberapa sereal dan tambahin buah. Makannya bisa pakai yoghurt atau pakai susu putih plain. Khusus Joshua, sejauh ini dia cuma suka koko krunch saja. Jonathan sudah lebih banyak variasi menu sereal yang dia mau, makanya kotak persediaan sereal bisa banyak jenis tersedia di rumah.
Pernah juga kami lagi dalam mode diet, di masa itu saya juga lagi rajin bikin yoghurt, jadilah sarapan kami cuma yoghurt dan buah saja. Dipikir-pikir kalau Joe pernah bisa sarapan begini, kenapa sekarang maunya nasi melulu dan ngeluh ga kenyang kalau sarapan sereal atau roti doang ya hehehe.
Saya juga pernah mencoba menyiapkan oatmeal yang di rendam yoghurt semalamam dan dicampur berbagai jenis buah dan chia seed. Sebenarnya enak-enak saja sih sarapan begitu, tapi kadang-kadang emang ada rasa kurang kenyang hahaha.
Menu Roti
Menu roti ini favorit saya karena praktis menyediakannya tinggal beli, oles-oles isi jadi deh. Dulu sering bikin roti di toast lalu di oles dengan jam ataupun butter lalu di taburin ceres.
Belakangan bikin French Toast yang super sederhana. Roti di celupkan ke telur, lalu di panggang di atas teflon. Hidangkan setelah di beri lapisan madu atau butter dan ceres (sesuai selera saja). Jonathan paling suka makan french toast dengan susu kental manis dan ceres. Sayangnya Joshua belum suka dengan menu ini. Untuk Joshua biasaya roti di oles butter lalu dikasih ceres atau coklat oles saja.
Waktu ikut kelas coursera mengenai makanan untuk anak-anak, dapat ide juga bikin telur mata sapi di tengah-tengah roti. Lupa namanya apa, tapi kira-kira roti tengahnya di potong, lalu di atas teflon kita bikin telur mata sapi deh di tengah-tengah roti. Jadinya telur berbingkai roti.
Pancake
Menu pancake ini juga butuh waktu untuk menyiapkannya, dan biasanya Joe yang lebih jago masaknya dibanding saya, apalagi kalau mau dibikin bentuk-bentuk seperti di video Nerdy Nummies. Joshua gak suka pancake, jadi kalau bikin pancake akhirnya saya bikin yang biasa saja dan yang makan saya dan Jonathan (karena Joe pun akhirnya makan nasi kayak Joshua).
Bubur Sumsum
Menu terbaru yang baru saya pelajari bikinnya itu bubur sumsum. Waktu di Depok, Jonathan sempat sakit dan gak bisa makan apa-apa selain bubur sumsum. Setelah di sini saya belajar masaknya, eh dia gak pernah mau makan bubur sumsum, jadinya saya masak bubur sumsum buat saya dan mama saya yang lagi di sini saja hehehe. Joshua dan Joe juga gak mau makan bubur sumsum, kayaknya karena ada pilihan lain sih, coba kalau ga ada pilihan lain, kemungkinan besar mereka juga akan makan bubur sumsumnya hehehe.
Udah sebanyak ini pilihan sarapan, tapi tiap malam kepikiran besok sarapan apa ya? terutama karena ada menu yang butuh waktu untuk menyiapkannya, atau ada menu yang gak bisa dibikin karena gak lengkap bahannya. Kadang-kadang juga karena ga semua makan menu tersebut, rasanya effortnya besar kalau harus menyiapkan lebih dari 1 macam menu.
Menu favorit saya untuk menyiapkannya tentunya yang paling mudah itu sereal, tapi kalau susu lagi habis, otomatisa gak bisa sedia sereal. Menu favorit berikut tentunya bikin mie instan dan telur, tapi kalau ga ada telur ya ga enak bikinnya. Akhirnya makan apapun besok pagi itu memang harus disiapkan dulu bahan-bahannya di hari sebelumnya. Kalau ada ide sarapan yang gampang dan enak (dan bukan tinggal beli), bagi-bagi ide di komen ya.