Sejak beberapa tahun terakhir ini, setiap bulan Februari sampai dengan April, ada tingkat polusi yang cukup tinggi di Chiang Mai. Setiap tahunnya, polusi ini tidak bisa diprediksi walaupun pemerintah Thailand sudah berupaya untuk menguranginya. Asal polusi udara ini awalnya dari para petani yang membakar sisa panen dan mempersiapkan lahannya untuk ditanam kembali.
Biasanya setelah musim hujan berakhir dan memasuki musim dingin, semua sisa panen itu sudah kering. Cara cepat membersihkan sisa panen ya dibakar. Tapi ada juga yang malah membakar hutan untuk membuka lahan baru. Salah satu yang jadi penyebab lagi, ketika membakar untuk membuka lahan baru malah membuat kebakaran hutan yang tidak terkendali.
Dalam kurun waktu 2 bulan, website yang paling sering dikunjungi itu ya website ini. Biasanya kalau tingkat polusinya sudah berwarna merah, orang-orang mulai memakai masker N95 keluar rumah, memilih tinggal di rumah saja, menutup semua pintu dan jendela dan memasang filter udara di rumah. Pemandangan ke arah pegunungan yang biasanya terlihat cerah juga mulai terhalang asap putih. Kalau lagi parah, jarak pandang lagi nyetir juga agak terganggu.
Biasanya, di musim polusi ini akan banyak yang mengalami gangguan pernapasan. Musim polusi di saat suhu udara sedang beralih dari musim dingin ke musim panas juga membuat tubuh rentan sakit. Biasanya dalam 2 bulan ini, kami mempersedikit kegiatan jalan-jalan di luar kecuali tingkat polusinya tidak dalam range merah.
Tahun ini polusinya datang lebih awal, masih akhir Januari angka polusinya sempat agak tinggi. Pendatang baru mulai resah, kalau kami yang sudah lama di sini sudah gak resah lagi karena sudah punya sensor buat ngecek kadar polusi di rumah berapa dan juga filter udara untuk setiap ruangan. Kami udah gak merasa perlu panik seperti masa awal kami mengetahui soal polusi ini. Kalau kadarnya tinggi, ya tinggal tutup semua pintu dan jendela dan nyalakan filter udara. Filter udara juga sudah punya beberapa versi, baik yang DIY maupun yang kami beli sejak Jonathan masih kecil.
Beberapa kali, dalam musim polusi saya batuk parah juga sih, tapi gak musim polusi, kalau saya mulai batuk ya biasanya emang parah hehehe. Paling sering batuk itu kalau harinya lagi ekstrim suhu udaranya. Misalnya pagi dingin 14 derajat, siangnya panas sampai 35 derajat, eh malah drop lagi ke 21 derajat celcius. Hari ini dan 10 hari ke depan harus jaga kesehatan baik-baik nih, soalnya suhunya kira-kira rangenya cukup ekstrim begini.
Untungnya, waktu oppung datang, udara sejauh ini baik-baik saja dan kami semoga tetap sehat-sehat saja. Hari juga kadarnya masih tidak membahayakan walaupun sudah mulai masuk warna kuning. Biasanya saya cuma ingat warnanya saja, kalau udaranya bersih ya warna hijau, lalu mulai kuning, orange dan merah. Kalau sudah merah berarti kadarnya sudah masuk ke tingkat yang berbahaya.
Biasanya, bulan Februari sampai sebelum Songkran, banyak keluarga yang travelling ke luar dari Thailand atau sekedar ke Bangkok atau ke daerah lebih selatan lagi (Phuket atau sekitar pantai di sana). Keluarga homeschooling yang umumnya jadwalnya fleksible akan memilih tidak tinggal di Chiang Mai daripada harus menghirup udara polusi. Tahun ini tapi entah kenapa Bangkok juga tingkat polusinya malah lebih parah dari Chiang Mai, dan kabarnya ini juga karena sumbangan asap dari kenderaan bermotor dan polusi dari pabrik di sekitar Bangkok.
Kalau ada keluarga yang mau ke Chiang Mai mengunjungi kami di antara Feb – April ini, biasanya kami beri peringatan dulu sebelumnnya dan menyarankan kalau bisa ganti tanggal lain. Tapi sebenarnya, pemerintah Thailand selalu berusaha menanggulangi supaya tingkat polusinya tidak sampai membahayakan warganya. Misalnya mereka mengeluarkan larangan membakar sampah ataupun sisa hasil panen selama sekian puluh hari, dan kalau ada yang ketahuan membakar kita bisa laporkan dan mereka akan di denda cukup besar.
Pemerintah setempat juga mengupayakan membuat hujan buatan. Biasanya, udara akan lebih bersih setelah hujan deras. Beberapa tahun belakangan ini, karena musim hujannya tidak terlalu banyak hujan, kadang-kadang memasuki musim panas akan ada hari di mana tiba-tiba hujan deras. Setiap kali ada hujan deras di tengah musim polusi, rasanya bersyukur banget, karena setidaknya tingkat polusinya akan membaik dan bisa menghirup udara bersih.
Jadi, sekali lagi sebagia informasi, kalau merencanakan liburan ke Chiang Mai ataupun Bangkok, jangan lupa mempertimbangkan faktor polusi udara ini juga. Gak perlu kuatir berlebihan juga sih, tapi kalau memang sensitif terhadap polusi udara, lebih baik datangnya ketika udaranya bersih dan suhu udaranya tidak terlalu panas. Paling ideal emang datangnya bulan Desember atau Januari saja. Kalau mau lihat festival bunga, ya mau tak mau datangnya minggu pertama Februari dan biasanya saat itu polusi udaranya belum parah jadi masih bisa menikmati melihat bunga yang indah.
Dalam setahun, musim polusi ini salah satu musim yang kurang nyaman untuk tinggal di Chiang Mai. Mudah-mudahan, tahun ini polusi udaranya tidak terlalu parah dan di masa yang akan datang ditemukan cara supaya tidak ada polusi udara seperti ini lagi di Chiang Mai dan sekitarnya.