Antara Polusi dan Corona di Chiang Mai

Tinggal di Chiang Mai itu menyenangkan, kecuali di musim polusi. Saat ini, dunia termasuk Thailand sedang ribut-ribut dengan adanya virus Corona dari Wuhan. Keributannya tentunya karena penyebaran penyakit yang sangat mudah seperti influenza dan belum adanya vaksin untuk penyakit ini.

Walaupun sudah banyak pasien yang sembuh, adanya korban jiwa membuat penyakit ini sudah seperti zombie attack.

situasi polusi di Chiang Mai sejak awal 2020

Banyak penerbangan dibatalkan. Banyak kegiatan berskala internasional mulai terancam batal. Bahkan rencana liburan saya saja sepertinya akan batal.

Sampai kemarin, kami masih merencanakan untuk liburan Songkran di bulan April nanti ke Depok dan Bandung. Tingkat polusi di Chiang Mai yang tak kunjung berkurang sejak awal tahun 2020, membuat kami mempertimbangkan mencari udara lebih segara di tanah air.

Gak khawatir Corona? saya lebih khawatir, gak boleh masuk ke Indonesia, atau harus di karantina karena kami datang dari Thailand, negara yang sudah masuk daftar yang memiliki pasien positif corona sejak akhir Januari 2020.

peta penyebaran Corona termasuk Thailand

Lalu kemarin, ada pengumuman, di Indonesia sudah ada 2 pasien positif Corona, dan pasien itu rumahnya di Depok!.

Himbauan pemerintah Thailand untuk tidak jalan-jalan ke daerah yang banyak kasus Corona

Sudah sejak bulan lalu ada 1 pasien positif di Chiang Mai, tapi ya situasi di sini masih berjalan baik-baik saja. Orang-orang keluar rumah pakai masker karena polusi. Tapi, begitu ada berita pasien positif di Depok, rencana liburan sepertinya akan gagal total.

penyebab kematian terbesar di dunia menurut data WHO

Melihat angka-angka perbandingan kematian akibat polusi dan akibat corona, tiba-tiba saya lebih cemas dengan polusi yang tidak kunjung berkurang di Chiang Mai.

Menurut WHO, penyakit jantung coroner (ischaemic heart disease), stroke, chronic obsturctive pulmonary disease, lung cancer, lower respiratory infections ini semua merupakan penyebab kematian tertinggi dalam beberapa dekade terakhir, dan semua penyakit tersebut juga merupakan penyakit akibat polusi udara.

Polusi udara sudah menjadi pembunuh diam-diam, dan orang tidak panik ataupun berusaha melakukan sesuatu untuk mengurangi polusi. Pembakaran ladang tetap terjadi di setiap penhujung musim tanam di utara Thailand.

kematian akibat polusi menurut WHO

Dilema… liburan tak kemana-mana karena polusi, atau nekat memanfaatkan harga tiket yang pasti sedang banyak turun harga karena banyak yang takut jalan-jalan.

Dilema lain adalah: kalau jatah hari liburan cuma 2 minggu, lalu setiba di Indonesia harus karantina 2 minggu, jadinya gak bisa kemana-mana juga dong? Terus kalau tiba-tiba penerbangan antara Indonesia – Thailand pada dibatalkan, gimana caranya balik ke Chiang Mai? Atau ketika kembali ke Chiang Mai, jangan-jangan kami wajib karantina juga 14 hari karena datang dari Depok.

Memang, apa yang tidak kita ketahui membuat kita lebih khawatir daripada apa yang sudah pasti. Bahkan angka kematian akibat polusi saja tidak membuat saya (dan banyak orang) segera kabur setiap musim polusi di Chiang Mai. Polusi di ChiangMai diatasi dengan memilih lebih banyak di rumah dan pakai filter udara. Sampai menghayal bagaimana jika semua orang melakukan semuanya dari rumah saja.

Jadi gimana dong ini rencana liburan? Pulang gak ya…

Penulis: Risna

https://googleaja.com

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.