Udah tau belum, Audible dari Amazon menggratiskan bagian cerita untuk anak-anaknya? Isinya selain buku cetak yang dinarasikan, ada juga beberapa buku yang memang terbitnya berupa buku suara alias audio book saja. Audible stories ini bisa diakses dari laptop, komputer, handphone, ataupun tablet dengan menggunakan browser tanpa menginstal aplikasinya.
Kalau sudah bosan dengan semua buku yang ada di rumah, atau bosan dengan tontonan Netflix, atau kepengen variasi kegiatan bersama anak, bisa dicoba untuk mendengarkan audio book bersama.
Awalnya saya coba mencari buku untuk Joshua, tapi ternyata dia kurang tertarik mendengarkan. Joshua lebih suka membaca buku daripada mendengarkan buku. Tapi ada juga audio book yang berupa kumpulan lagu, dan ini berhasil menarik perhatian Joshua.
Nah, kemarin saya memutuskan untuk mencoba satu buku untuk kategori umur Jonathan. Pilihan jatuh ke buku berjudul Interview with the Robot yang memang hanya berupa buku suara dari audible. Saya tertarik selain karena judulnya, juga karena yang menarasikan ada beberapa orang. Mendengarkan buku ini seperti mendengarkan sandiwara radio jaman dulu rasanya.
Buku ini juga cocok untuk anak 10 tahun ke atas. Tapi menurut saya, orang dewasa juga bisa menikmati ceritanya. Tokoh utama dalam buku ini sesuai judulnya adalah seorang Robot dalam bentuk anak perempuan berusia 12 tahun. Robot yang menyerupai manusia ini mengingatkan saya akan tokoh Data yang ada di serial Star Trek. Apalagi kebetulan kami baru saja menyelesaikan menonton serial Star Trek: Picard.
Ceritanya diawali dengan seorang polisi di kota New York menginterview seorang anak perempuan yang tertangkap karena mencuri di sebuah toko. Anak perempuan ini mengaku dia tidak punya nama akhir, tidak punya orangtua dan sengaja mencuri. Lalu dia mengakui kalau dia seorang robot.
Mungkin saat ini belum ada robot yang terlihat seperti manusia. Tapi dalam cerita ini, robot perempuan yang terlihat seperti anak usia 12 tahun bernama Eve ini benar-benar terlihat seperti manusia. Dia bukan terlihat seperti robot yang terdiri dari logam. Kulitnya terlihat seperti kulit manusia, cara berbicaranya juga tidak kaku seperti mesin, dan juga dia bisa berkomunikasi seperti halnya manusia yang juga terkadang menggunakan istilah yang tidak baku.
Dalam cerita ini, Eve menceritakan bagaimana dia dari berupa robot dalam sebuah kotak yang dilatih dengan turing test untuk membuat dia belajar berkomunikasi dengan manusia dan bisa menyerupai manusia. Diceritakan bagaimana dia yang mulanya tidak bisa bercanda sampai akhirnya bisa berkomunikasi seperti manusia biasa.
Buku ini jelas-jelas fiksi. Sampai sekarang, belum ada robot yang bisa terlihat seperti manusia ataupun berkomunikasi seperti manusia. Dalam buku ini juga diceritakan teknologi sudah cukup maju di mana hampir semua mobil itu adalah self driving car yang bisa saja diambil alih kemudinya oleh manusia.
Awal mulanya, Eve dibuat oleh seorang ilmuwan yang kehilangan keluarganya dalam sebuah kecelakaan ketika dia mengambil alih kemudi dari sebuah self driving car. Menurut si ilmuwan, andaikan dia percayakan kemudi kepada si mobil, mungkin kecelakaan tidak akan terjadi dan keluarganya masih akan selamat.
Ilmuwan itu katanya ingin mengupgrade manusia. Manusia itu tidak bisa diandalkan, sedangkan mesin selalu bisa diandalkan. Masalah ini bukan cerita baru, di sini saya jadi bisa menjelaskan ke Jonathan kalau manusia itu tidak boleh berkeinginan menjadi “tuhan”. Karena walaupun kita merasa yakin bisa mengendalikan semua ciptaan kita, ada kemungkinan terjadi faktor ‘human error’ dalam program kita.
Kenapa Eve sengaja membiarkan dirinya ditangkap polisi? Karena setelah sekian lama mempelajari kehidupan manusia, dia jadi ingin hidup seperti manusia. Dia tidak ingin hidup seperti sebuah gadget yang bisa dihapus, diprogram ulang, ataupun di matikan begitu saja. Dia kabur dari penciptanya untuk tetap hidup dan tidak dihapus ingatannya. Dan menurut perhitungannya, dari sekian banyak skenario, dengan ditangkap polisi begini dia lebih aman daripada ditangkap oleh penciptanya.
Nah kalau ada yang pengen tau lebih detail bagaimana seorang robot belajar berkomunikasi sehingga dia bisa semakin mirip dengan manusia, ataupun bagaimana si robot bisa bertahan hidup dalam pelariannya dan apakah akhirnya dia akan ditangkap kembali oleh penciptanya, bisa dengarkan sendiri saja ya.
Audio book ini cuma durasinya 3 jam 42 menit. Kalau saya mendengarkannya sambil cuci piring dan masak atau melakukan pekerjaan lainnya. Mendengarkan audiobook ini tidak seperti baca buku yang harus duduk diam ataupun nonton drakor yang mana layarnya harus dilihatin.
Ada banyak buku-buku lain yang ingin saya baca. Dipikir-pikir, bulan ini saya belum berhasil menamatkan buku apapun. Dengan adanya audible gratis ini mudah-mudahan bulan depan bisa lebih banyak lagi membaca/mendengarkan bukunya.