Tetap Bersyukur di 2021

Tahun 2021 belum habis, masih akan ada bulan Desember. Tapi, karena Tema Tantangan Menulis di KLIP minta catatannya sekarang, ya sekalian deh dituliskan saja sekarang.

Sebenarnya cerita tentang hal-hal yang dipelajari di tahun 2021, dalam arti belajar keahlian baru, sudah dituliskan di awal bulan ini. Tepatnya catatan belajar dan berkarya di tahun 2021. Jadi saya tidak akan mengulanginya lagi.

Rasa syukur terbesar adalah, karena saya tetap menuliskan hal-hal yang memang saya ingin ingat, sehingga untuk menuliskan catatan ini saya jadi kembali membaca tulisan-tulisan lama saya.

Ada banyak hal yang ingin disyukuri, tapi kalau saya tuliskan ulang di sini, nanti yang baca pasti mengeluh kepanjangan. Tapi, kalau saya bilang baca saja sendiri semua tulisan saya dari Januari sampai November ini, pasti. yang baca makin mengeluh lagi. Jadi, saya akan menuliskan poin-poin hal yang patut disyukuri di tahun 2021 ini, yang tentunya boleh terjadi atas ijin Tuhan semata.

Belum bisa mudik

Sebenarnya hal ini sudah saya perkirakan sejak awal pandemi. Mungkin ada yang akan heran, apa yang bisa disyukuri dari belum bisa mudik? Ya, saya sih ambil positifnya, biaya mudik bisa ditabung dulu, atau kalau mau dibelikan Bitcoin dulu juga bisa, sukur-sukur kalau belinya pada saat yang tepat, waktu mau pulang nilai Bitcoinnya sudah cukup untuk biaya mudik untuk sekian tahun sekalian.

Bersyukur sih ada teknologi internet, jadi walau tidak mudik, kami masih bisa terhubung dengan keluarga dan teman. Oh ya, ada tidak yang merasakan, salah satu efek pandemi adalah terhubung kembali dengan teman-teman lama yang selama ini tidak terlalu berkabar. Sepertinya, setelah sekian lama di rumah saja, orang-orang mulai punya waktu untuk ngobrol dengan teman yang lama tidak ingat walaupun masih berteman di sosial media.

Salah satu yang juga patut disyukuri adalah, saat ini di Thailand ada 2 teman yang bisa masak makanan Indonesia. Salah satunya bahkan membuka warung Indonesia. Jadi, sementara tidak bisa pulang, kami bisa mengobati rindu makanan Indonesia dengan memesan dari teman-teman yang memang menjual makanan Indonesia.

Salah satu cara lain untuk mengatasi rasa rindu, tentu saja dengan meminta dikirimi paket harta karun dari Indonesia. Isi nya tentu saja Indomie Kari Ayam, seleraku dan meses Ceres yang memang tidak bisa ditemukan di negeri ini.

Thailand menghadapi gelombang baru

Tepat sebelum perayaan Songkran di bulan April, Thailand menghadapi gelombang pandemi yang cukup membuat resah dan pemerintah setempat membatalkan acara Songkran. Setelah di tahun 2020 kami cukup bisa merasakan new normal yang cukup santai, di tahun 2021 ini kami lebih banyak di rumah saja.

Walau demikian, ya patut disyukuri, karena artinya biaya bensin yang biasa dipakai setiap hari keluyuran jadi berkurang. Tempat kursus anak-anak juga banyak yang ditutup, jadilah anak-anak main berdua saja di rumah. Bersyukur juga anaknya bisa main dengan akur (walau sesekali ribut).

Mudah-mudahan saja ya, pertengahan tahun 2022 sudah bisa mudik ke Indonesia. Kalau belum bisa juga, yaa… dana mudiknya disimpan lagi, dan minta kiriman paket harta karun lagi deh.

Bahagia di rumah saja

Kami ini orang rumahan. Walaupun berbulan-bulan di rumah, asal ada koneksi internet lancar, dan adanya teman yang bisa dipesan makanan Indonesia, ya bahagia saja. Mungkin karena kami terlalu mager juga ya, jadi di rumah saja pun tetap bahagia. Apalagi setelah setiap orang disiapkan meja kerja masing-masing, jadi semua bisa berada dalam ruangan yang sama, tapi mengerjakan pekerjaan masing-masing.

Sekolah anak-anak juga karena memang homeschool, tidak ada banyak kewajiban untuk zoom, malahan kayaknya saya lebih banyak online daripada anak-anak. Mereka bisa belajar dengan buku yang dibelikan, atau ya kalau kerjaan selesai mereka main game atau nonton Netflix.

Joshua yang juga sudah berumur 6 tahun, sekarang mulai mengerjakan materi pelajaran untuk kelas 1 SD. Tapi sepertinya beberapa materi terasa sangat mudah untuk dia, jadi dia cepat bosan dan perlu sambil diajak main. Jadi, kadang-kadang dia disuruh jadi guru saja dan papa mama jadi murid.

Sudah vaksin 2 dosis

Salah satu hal yang sering ditanyakan ketika bertemu sekarang ini adalah: sudah vaksin belum? Kami bersyukur, sebagai orang asing di negeri ini, kami bisa dapat jatah vaksin 2 dosis secara gratis juga. Bersyukur juga kalau efek vaksinnya nggak aneh-aneh.

Vaksin ini tentunya sudah jadi bagian dari kalau ingin mudik, semoga nanti jadi lebih mudah. Tapi, anak-anak masih belum bisa divaksin, karena belum cukup umur.

Kami juga bersyukur kalau sampai sekarang masih dapat ijin tinggal di negeri ini, walaupun harus pergi 3 hari 2 malam di Bangkok dulu. Urusan surat-surat ini selalu butuh usaha lebih. Tapi sebagai tamu di negeri orang, tentu saja harus dilakukan. Lebih bersyukur lagi, karena kami melakukan perjalanan ini setelah divaksin. Kalau belum vaksin, rasanya kok ya nggak berani ke Bangkok yang waktu itu sedang tinggi kasusnya.

Tetap bersyukur

Ada banyak sekali yang patut disyukuri dan ingin dituliskan di sini, tapi saya tidak ingin membuat pembaca bosan. Saya hanya ingin menutup tulisan ini dengan mengutip dari Alkitab: “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Ada banyak kejadian yang mungkin terasa berat buat kita di tahun 2021 ini, tapi apapun itu, coba dicari sisi positifnya dan bersyukurlah. Karena ucapan syukur adalah hal yang lebih disukai daripada keluh kesah tak menentu.

Bagaimana dengan kamu, apa saja hal-hal yang patut disyukuri di tahun 2021 ini? Mungkin kalau banyak yang lupa, bisa mulai dengan menuliskan hal yang bisa disyukuri di hari ini.

Dan sebagai penutup, saya bersyukur kalau bisa menyelesaikan tulisan ini dan mengikuti TTM KLIP minggu ini, hehehe…

Penulis: Risna

https://googleaja.com

5 thoughts on “Tetap Bersyukur di 2021”

  1. Yey, we did it 2021. Suka dengan semangatnya, apapun yang terjadi tetap bersyukur ya Risna.

    Aku baru tahu anak-anak Risna homeschooling, menarik nih, kapan-kapang sharing ya

  2. Sama kayak Jeng Risna. Ku juga orang rumahan ahahaha.

    Wah masya Allah, betul sekali ya Risna. Setiap hal yang unexpected, pasti banyak mengandung hal positif yang bisa dan harus disyukuri.

    Baik-baik.di sana ya Risna dan keluarga. 🙂

    Kalau adik atau kakak Joshua, berapa usianya?

  3. Wah luar biasa teh, di negeri orang di saat pandemi dan semangat bersyukurnya luar biasa. Iya ya teh pasti di keadaan tersulit pun ada yg bisa disyukuri ☺️

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.