Elephant POOPOOPAPER Park

Selamat Tahun Baru 2017. Kami tidak merayakan tahun baru secara khusus, tapi tanggal 2 Januari kami pergi (lagi) ke Elephant POOPOOPAPER Park. Di tempat atraksi turis ini orang bisa mendapatkan penjelasan tentang pembuatan kertas dari eek gajah.

Dibandingkan banyak tempat wisata lain, tempat ini sangat kecil, dan tidak ada gajahnya di sini, cuma ada poop-nya saja. Tapi jangan khawatir, semuanya sudah kering dan tidak berbau sama sekali. Jadi di tempat wisata ini kita cuma bisa:

  • Melihat dan mendapatkan penjelasan bagaimana proses pembuatan kertas dari eek gajah
  • Ikut melakukan satu langkah (dari bola eek dilebarkan untuk dijemur)
  • Menghias buku atau kartu ucapan (yang tentunya terbuat dari eek gajah)
  • Minum dan makan snack di kantin
  • Memberi makan ikan
  • Berfoto
  • Beli merchandise, baik yang poop related maupun tidak

Tahun lalu ketika kami datang tidak ada guidenya, dan kami hanya perlu mengikuti eek gajah yang diletakkan di jalurnya. Tapi tahun ini ada guide yang menjelaskan prosesnya walaupun ada tulisan juga yang bisa dibaca kalau tidak ada guidenya. Lanjutkan membaca “Elephant POOPOOPAPER Park”

Oprekan akhir pekan: Chromebook, RHME, Lampu Pohon Natal

Akhir pekan kali ini sampai hari Senin di Thailand karena hari Senin bertepatan dengan Hari Ayah di Thailand, jadi kantor libur. Secara umum tidak banyak yang dioprek weekend ini karena lebih banyak dihabiskan untuk jalan-jalan.

Chromebook

Saya membeli Chromebook seharga 4200 baht dengan bonus Google Drive 100GB selama 2 tahun. Karena saat ini saya memang berlangganan Google Drive 100 GB dengan membayar 1.99 USD/bulan, bonus ini akan mengurangi pengeluaran saya sebanyak sekitar 1600 baht (total 2 tahun). Dengan bonus itu, menurut saya ini pembelian yang relatif murah (1.6 jt – 0.6 jt google drive = ~1 jt untuk nilai laptopnya).

20161201_134545

Setelah beberapa jam menggunakan browser saja, saya mengaktifkan developer mode dan menginstall debian chroot menggunakan crouton. Selama beberapa hari saya mencoba-coba berbagai setting, berbagai desktop manager, sampai akhirnya memilih Enlightenment. Menurut saya laptop ini cukup ringan dengan daya tahan batere yang cukup lama.

RHME

Saat ini saya sedang mengikuti CTF hardware pertama saya. Walau kemungkinan besar tidak akan menyelesaikan semua challengenya. Saya bekerja sama dengan teman lama saya Deny yang sudah lama tidak kontak. CTF ini masih terus berjalan, dan saya belajar banyak soal assembly AVR dari soal-soalnya.

Dari belajar AVR saya jadi tertarik mengikuti kontes 1K. Saya sudah memulai membuat proyeknya tapi belum selesai. Prototipe logika sudah jadi dan bisa dimampatkan kurang dari 700 byte, tampilan juga sudah jadi. Entrinya sudah saya masukkan, walaupun rasanya akan sulit menang, tapi saya melakukan ini cuma untuk bersenang-senang.

20161206_063247 Lanjutkan membaca “Oprekan akhir pekan: Chromebook, RHME, Lampu Pohon Natal”

9th Wedding Anniversary

Sejak tahun lalu sampai sekarang, banyak hal yang kami alami dan syukuri. Setelah tahun sebelumnya mobil kami ditabrak, akhirnya kami sudah membeli mobil baru. Di saat Risna hamil, kami sempat pulang ke Indonesia, Eyang kakung dan putri sempat datang ke sini dua kali tahun lalu, Opung juga bisa datang menyambut kelahiran Joshua.

IMG_0029

Jonathan tumbuh dengan baik dan sehat, sekarang sudah masuk Foundation dan tahun ini rencananya akan masuk Grade 1. Kemampuan bahasa Thai Jonathan berkurang, dan bahasa Inggrisnya meningkat dengan baik. Dia juga semakin lucu secara verbal. Contohnya setelah melihat Doraemon episode di mana Suneo diculik, saya menjelaskan agar dia selalu berhati-hati ketika di mall atau tempat umum (dia mulai suka lari-lari sendiri), saya jelaskan juga kalau nanti kita bayar penculiknya nanti duit kita habis, Jonathan membalas “mungkin penculiknya punya kembalian? jadi duit kita gak abis”.

Joshua juga tumbuh dengan sangat cepat, bahkan sekarang beratnya sudah melebihi normal (11kg di usia 8 bulan), tapi karena dokter bilang tidak apa-apa, kami tidak merasa khawatir. Meski sering diganggu oleh Jonathan, Joshua sangat senang kalau diajak main oleh Jonathan.

Kami bersyukur atas segala berkat dan penyertaan Tuhan sepanjang hidup kami dan sepanjang pernikahan kami. Kami masih punya banyak rencana ke depan, kiranya kami masih diberi umur panjang dan bisa banyak berkarya.

20160124_142600-2

Komunitas Indonesia di Chiang Mai

image

Catatan: untuk menghubungi kami (misalnya ingin bertanya mengenai Chiang Mai), silakan kunjungi Page Yohanes & Risna, lalu pilih Kirim Pesan/Send Message.

Berawal dari ajakan iseng ngopi bareng, akhirnya tadi pagi jadi seperti acara kumpul warga Indonesia di Chiang Mai. Ini belum formasi lengkap loh, masih banyak yang kebetulan lagi gak di Chiang Mai ataupun lagi ga ngopi. Biasanya kalau kumpul dengan tema makanan nusantara yang datang bisa lebih banyak lagi.

Setelah beberapa tahun di Chiang Mai akhirnya komunitas warga Indonesia yang menetap di sini semakin banyak di banding 8 tahun lalu. Tadi saya disindir karena makin jarang ngeblog soal Chiang Mai, padahal beberapa orang sebelum nyampe sini ternyata menemukan info mengenai Chiang Mai di blog kami ini. Memang belakangan jadi semakin jarang ngeblog, padahal koneksi internet dan apps buat ngeblog ada di hp (sesuatu yang dulu diharapkan bisa didapat waktu masih rajin ngeblog).

Kembali ke topik, komunitas ini memang tidak sebanyak komunitas warga Indonesia di Bangkok, belum lagi arus datang dan perginya sangat cepat terutama untuk mahasiswa yang study di chiangmai university. Dari sejak beberapa tahun lalu akhirnya kami bisa bertemu dengan beberapa orang yang memang bekerja dan menetap di kota ini, sesekali kami berkumpul dan bertukar makanan nusantara dan malah pernah arisan segala. Tapi belakangan jadi tambah ramai dengan adanya rombongan mahasiswa di chiangmai university.

Dari dulu kami tahu tiap tahun akan ada mahasiswa yang menetap setahun atau setahun setengah ataupun hanya 3 bulan, tapi mungkin karena ga nemu blog kami jadi ga tau ada kami di Chiangmai ya. Salah satu rekan yang pernah ngajar bahasa Indonesia di Chiang Mai University (CMU) akhirnya menyambungnya tali silaturahmi antara warga Indonesia yang sudah lebih lama dan betah di kota ini seperti kami dan warga mahasiswa yang sebenernya betah tapi mau ga mau harus pulang karena ada yang nungguin di Indonesia hehehe.

Komunitas kami ini sangat majemuk, tapi seleranya sama: makanan nusantara – ya iyalah ya soalnya langka di sini. Beberapa ada yang menikah dengan warga asing, beberapa merupakan pasangan Indonesia asli, ada juga pasangan Indonesia dan Thai. Salah satu pasangan Indonesia – jerman malah sudah menuliskan buku soal hal-hal yang bisa dilakukan di Chiang Mai. Sekalian promosi aja deh, soalnya kalau nunggu kami tulis blog post soal tempat2 untuk dikunjungi, ga tau kapan tulisannya akan selesai.

Anyway, karena saya sudah lama ga ngeblog kayaknya kemampuan menulis panjang di blog mulai berkurang. Singkat kata kalau sedang mencari tahu soal Chiang Mai untuk wisata, studi atau rencana menetap di sini silakan saja tinggalkan komentar, semoga ke depannya saya lebih rajin baca dan cek komentar blog hehehe.

Sekali lagi: untuk menghubungi kami, silakan kunjungi Page Yohanes & Risna, lalu pilih Kirim Pesan/Send Message.

 

Satu Windu (Delapan Tahun) di Chiang Mai

Tulisan ini tulisan yang terlambat 1 bulan. Kami tiba pertamakali di Chiang Mai 2 Mei 2007 dan sekarang sudah bulan Juni tahun 2015. Tidak terpikir sebelumnya kami akan tinggal di negeri ini sampai selama ini. Waktu pertama kali tiba di sini, kami bertemu dengan pasangan bule yang pernah tinggal di Indonesia dan sudah 8 tahun di Chiang Mai, waktu itu mereka bilang: sepertinya kalian akan betah lama di Chiang Mai. Dalam hati saya berkata: ah masa sih bisa betah di negeri yang susah bahasanya ini. Dan ternyata, semakin tahun tinggal di sini memang kami semakin betah saja. Apalagi sejak semakin bisa berkomunikasi dalam bahasa Thai, dan semakin banyak orang Indonesia yang juga menetap di Chiang Mai (walau beberapa orang ga bertahan selama kami), rasanya betah-betah aja di sini.

Chiang Mai sekarang sudah banyak perubahan di banding 8 tahun yang lalu. Waktu kami baru datang hanya ada 1 mall besar (Airport Plaza) dan 1 mall (Kad Suan Kew) yang sudah agak tua. Sekarang ini ada 3 Mall lebih baru (Central Festival, Promenada, Maya) dari mall besar yang ada 8 tahun lalu. Di setiap sudut kota ini juga sedang banyak pembangunan gedung apartemen ataupun toko ataupun renovasi bangunan yang sudah agak lama. Jam-jam tertentu jalanan mulai agak macet, tapi karena sekarang kami menyewa rumah dekat dengan kantor dan jam berangkat sekolah dan jemput sekolah Jonathan agak beda dengan jam padat, kami tidak terlalu merasakan efek dari kemacetan jalan kecuali di hari libur.

Masalah sekolah anak sempat jadi topik yang tiap hari bikin pusing. Pusing karena ada banyak pilihan dan sedikit kuatir salah memutuskan pilihan. Awalnya terpikir untuk homeschool saja, lalu memikirkan untuk mengirim ke sekolah Thai, lalu sempat mempertimbangkan sekolah Bilingual, sampai akhirnya mengirimkan Jonathan ke sekolah Internasional yang berharga lokal dan model pengajaran seperti homeschool (lebih banyak bermain daripada belajar dan tidak ada pr untuk tingkat preschool).

Kami tetap ingin Jonathan bisa berbahasa Thai dan fasih membaca dan menulis bahasa Thai nantinya, tapi untuk saat ini bahasa Inggris lebih penting. Kami tidak ingin kalau keburu berlidah Thai bahasa Inggris jonathan jadi Thaiglish. Kesempatan untuk belajar bahasa Thai masih ada karena setiap weekend kami masih membawa Jonathan belajar piano dan aerial silk di mana guru dan teman-temannya berbahasa Thai dan sejauh ini Jonathan tidak mengalami kesulitan untuk mengerti instruksi yang diberikan gurunya.

Di kota ini ada banyak sekali pilihan untuk kegiatan anak dan keluarga. Harga tiket masuknya juga tidak mahal karena kami sekarang bisa mendapatkan harga thai dengan menunjukkan surat ijin mengemudi ataupun dengan berbahasa Thai. Pilihan ada mulai dari taman kota yang gratis, night safari dengan sistem keanggotaan 500 baht (200 ribu rupiah) untuk akses gratis selama 6 bulan, zoo lengkap dan dengan biaya ekstra bisa masuk aquarium, melihat panda, berfoto dengan koala dan memberi makan penguin, taman bunga internasional, botanical garden yang menyediakan lunch buffet dan mini petting zoo seharga 199 baht (80 ribu rupiah). dan beberapa tempat menggratiskan biaya masuk untuk anak di bawah tinggi tertentu (sejauh ini Jonathan selalu gratis masuk tempat rekreasi). Pilihan untuk aktivitas sepulang sekolah ataupun di hari weekend juga ada banyak (seperti belajar piano, aerial silk, berenang, ruang bermain yang bayar perjam). Kadang-kadang sangkin banyaknya pilihan, rasanya capek juga nganter Jonathan kalau lagi ada maunya main-main keluar hehehehe.

Setelah 8 tahun tinggal di sini kami semakin terbiasa untuk tidak mencari makanan khas Indonesia (walaupun sebenarnya makanan Thai cukup dekat dengan makanan Indonesia). Tapi sesekali karena semakin banyak orang Indonesia di Chiang mai, kami masih bisa merasakan suasana dan makanan khas nusantara kalau lagi ada kumpul-kumpul warga Indonesia. Cukuplah untuk mengobati kangen kuliner Indonesia. Kalau dulu untuk makan tempe harus bener-bener bikin sendiri, sekarang kalau gak sempat bikin sudah ada pilihan untuk beli tempe beku (walaupun pastinya jadi lebih mahal daripada bikin sendiri).

Ada beberapa hal yang tidak kami temukan di sini yang mulai digemari Jonathan, misalnya meses Ceres. Sudah lama saya tidak kecarian ama meises Ceres, tapi sejak Jonathan tahu rasa meses Ceres, dia jadi suka nyariin dan akhirnya kalau mudik atau ada yang datang kami perlu nitip meses Ceres lagi. Selain itu sejak dia suka minum teh bikinan eyang, kami juga perlu menyimpan stock bubuk teh dari Indonesia (padahal orang Indonesia malah nyari teh ala thai hehehe). Tapi secara umum kami sudah tidak terlalu kecarian kalaupun misalnya stock Ceres ataupun teh habis.

Perbedaan paling signifikan setelah 8 tahun di Chiang Mai adalah, datang ke sini cuma berdua dengan 2 koper isi baju doang, tapi sekarang udah ada Jonathan dan sebentar lagi (beberapa hari lagi tepatnya) kami akan menyambut kelahiran adik Jonathan. Dengan adanya Jonathan (dan adiknya nanti) pindah rumah bukan hal mudah lagi bagi kami (apalagi kalau harus pindah negara), mudik ke Indonesia juga akan semakin terasa ongkosnya hehehe. Kalau ditanya mau selamanya di Chiang Mai? ya kami sih bakal jawab: tergantung Tuhan saja, tapi sejauh ini kami menyukai kota ini dan kota ini cocok untuk kami yang tidak terlalu tahan dengan kemacetan kota besar yang perlu berjam-jam untuk menempuh ke satu lokasi seperti Jakarta ataupun Medan. Tapi kalau Tuhan kasih kesempatan menjelajah ke kota lain, kami berharap kota itu lebih baik lagi dari Chiang mai.

Libur Akhir Tahun 2014 + Tahun Baru 2015

Tahun ini tadinya kami berencana pergi jalan-jalan ke luar kota bersama keluarga Elan, tapi di malam sebelum berangkat, kami ditelpon: mobil yang akan kami sewa mengalami kecelakaan. Karena tidak bisa menemukan mobil baru, kami pindah tujuan ke tempat yang tidak terlalu jauh, Mae Wang, sekitar 1 jam dari Chiang Mai.

Sebelum berangkat, kami mampir di Promenada untuk ketemuan dengan beberapa orang Indonesia. Ternyata hari itu adalah anniversary Pak Hanni dan Bu Elizabeth. Foto ini diambil oleh Jonathan.

Karena kemampuan menyetir saya nggak begitu bagus, sepanjang perjalanan Elan yang menyetir.

Awal perjalanan

Lanjutkan membaca “Libur Akhir Tahun 2014 + Tahun Baru 2015”