Selamat Natal 2014

Postingnya telat banget, tapi kalo digabung dengan posting tahun baru akan kepanjangan, jadi akhirnya diputuskan dipisah aja.

Tahun ini Jonathan ikutan drama Natal di sekolahnya, jadi salah satu dari tiga orang majus. Karena ini dimainkan oleh anak-anak yang masih sangat kecil, maka semua anak hanya melakukan adegan sederhana, ada yang cuma memegang bintang, ada yang duduk aja, dsb. Para orang bijak hanya bangun dari duduk memberikan hadiah, lalu duduk lagi.

Jonathan-WiseMan

Seperti biasa, kami mengikuti acara christmas pageant:

Lanjutkan membaca “Selamat Natal 2014”

Humongous Entertainment

Pagi ini seperti biasa Jonathan memanggil-manggil papanya ketika bagun pagi. Biasanya dia akan memanggil dan bilang “papa, sini dong, temenin aku masih mau bobo”. Tapi pagi ini teriakannya beda: “papa sini dong, aku mau main game Zoo”.

Beberapa hari yang lalu ada Humble Flash Bundle, game-game Humongous Entertainment dijual seharga 20 USD (27 game, harga normalnya 99.99 USD). Sebenarnya agak ragu mau beli game ini, karena dulu waktu jaman game ini populer (tahun 1990an), saya nggak pernah main game ini. Tapi melihat berbagai comment di berbagai website yang bilang bahwa game ini bagus sekali untuk anak-anak, maka akhirnya saya beli juga.

Game pertama yang saya mainkan bersama Jonathan adalah “Putt-Putt Saves The Zoo”. Musiknya bagus, grafiknya lucu, puzzlenya agak rumit untuk anak kecil (mungkin usia 5 tahun ke atas baru akan bisa menyelesaikan game ini). Kalau dimainkan ulang, gamenya akan sedikit berbeda puzzlenya dan percakapannya. Saya mainkan ini di komputer, sementara Jonathan ikut melihat dan berkomentar.

Game-game ini di-redeem di Steam game store, dan bisa dimainkan di Mac, Linux, maupun Windows. Setelah dicermati, ternyata game-game ini semuanya menggunakan ScummVM, jadi file-filenya bisa dicopy dan dijalankan langsung dengan ScummVM open source. Baru saja saya coba, game-gamenya bisa dijalankan di Windows, Linux, dan bahkan Android dengan ScummVM.

Hebat juga pembuat game ini, 20 tahun kemudian masih bisa menghibur dan mendidik.

IMG_20140801_061859

Bagus juga bisa di Android, jadi bisa dibawa ke mana-mana.

 

Screenshot_2014-08-01-13-00-45

Sudah dimainkan sampai Tamat:

2014-08-01_00004

Konfigurasi Komputer Saat Ini

Tiap beberapa waktu saya mengganti konfigurasi komputer dan atau gadget. Ini sekedar catatan aja, supaya bisa dikenang di masa depan. Ini tujuannya bukan buat pamer. Barang-barang ini dibeli dalam rentang waktu yang cukup lama sampai semua konfigurasi ini didapat.

Saya masih memakai desktop dengan prosessor dari beberapa tahun yang lalu (Quad Core AMD Phenom(tm) II X4 955 Processor), motherboard sudah diperbarui supaya mendukung SATA III (supaya optimal pemakaian SSD-nya), casing masih sama dengan tahun lalu (dan sepertinya akan tetap sama untuk beberapa tahun ke depan). Komputer ini dual boot Windows 8.1 (SSD 180  GB  HDD RAID 1 (Mirroring)  1TB) dan Linux Debian (SSD 60 GB + HDD 1 TB). Sofware Windows dan Office di dalamnya resmi beli. Dulu beli lisensi Windows 7, dan ketika Window 8 keluar, dapet diskon besar. Untuk software officenya sudah dibeli beberapa tahun lalu, jadi bukan office terbaru, masih 2010.

Data di Desktop dibackup ke komputer lain. Memori 16 GB sampai saat ini masih cukup untuk berbagai aktivitas coding, termasuk juga menjalankan lebih dari satu virtual machine. Saya sekarang masih hoby mengoprek elektronik, jadi desktop ini saya belikan extension serial port, sehingga serial port yang ada di motherboard bisa terpakai. Koneksi serial via USB juga bisa dilakukan, tapi koneksi langsung lebih stabil. Desktop ini juga saya lengkapi dengan bluetooth USB untuk development.

Karena memakai SSD, boot ke Windows maupun Linux sangat cepat. Casingnya dan liquid coolernya membuat komputernya jadi senyap. Keyboard yang dipakai adalah mechanical keyboard. Monitor yang dipakai adalah LG 23.5 inch, IPS. Sebenarnya sudah consider memakai 2 monitor, tapi saat ini rasanya satu saja cukup.

Komputer utama ini dihubungkan via kabel ke router. Routernya sudah memakai port gigabit, jadi memindahkan backup bisa dilakukan dengan cepat. Routernya masih Asus RTN16 (Sempat rusak kapasitornya, tapi berhasil diperbaiki), routernya memakai OS DebWRT (varian Debian untuk router). Header serial port di router saya hubungkan ke bluetooth serial adapter, jadi jika bermasalah bisa dicek via koneksi bluetooth baik dari handphone maupun dari desktop. Paket Internet yang digunakan diturunkan, jadi 10 Mbps (down) /1Mbps (up) saja, harganya 599 baht per bulan, plus bonus IPTV dan 3G (jaringan TOT) 1 GB/bulan.

Saya juga memiliki satu server yang selalu menyala untuk berbagai tujuan: backup (membackup mail dari cloud, membackup data dari hosting cloud), torrent, file server, proxy server. Server ini memakai Sempron 145, memori 4GB, SSD 60 GB untuk OS Debian Linux, dan RAID 1 (mirroring) 2 TB. Tadinya saya memakai server ARM untuk keperluan ini, tapi memakai Sempron semua jadi lebih cepat (misalnya waktu untuk rebuild RAID lebih  cepat) walau dayanya lebih banyak.

Untuk menonton film, ada Raspberry Pi yang dihubungkan dengan kabel ke ruang tamu. Sebenarnya bisa pakai WIFI, tapi kabel jauh lebih stabil, dan berguna juga untuk mengcopy file besar ke bawah. Raspberry Pi dihubungkan ke TV LG yang sudah memiliki fitur CEC via HDMI, jadi remote TV bisa dipakai sekaligus sebagai remote Raspberry.

Laptop yang saya pakai sekarang adalah Acer Intel Core i7 dengan memori 12 GB dan harddisk 1 TB. Laptop ini memakai touch screen. OS Utama yang saya pakai adalah Windows 8.1 (OS resmi bawaannya), tapi juga saya set dual boot ke Debian Linux. Ternyata laptop dengan touch screen itu enak juga. Windows 8.1 lebih masuk akal dipakai di device dengan touch screen.

Risna masih memakai MacMini untuk desktopnya, dan MacBook Pro untuk laptopnya. Kedua benda ini saya pinjam kalau saya sedang butuh development untuk OS X. Jonathan punya komputer desktop sendiri, komputer lama saya (Intel Core 2 Duo, Memori 4 GB). Komputernya tidak saya beri harddisk, hanya USB disk 16 GB dengan OS Linux Debian. Dia sudah bisa menyalakan sendiri, dengan dipandu perintah (klik ini, klik itu) dia bisa menjalankan Browser, memainkan beberapa game, dan juga melihat film dengan XBMC (dengan mouse). Mac Mini Risna juga sekaligus jari print server untuk Printer Laser berwarna Merk Samsung.

Supaya aman, semua komputer dilindungi UPS. Ada 2 UPS Leonics Explorer (ini bagus, bisa diganti baterenya), dan 1 UPS biasa.

Untuk masalah gadget portabel: saya memegang Dev Alpha C (BB10) dan Asus Fonepad 6 (Saya juga masih memakai Kindle Keyboard generasi lama untuk membaca buku), sementara Risna memakai iPhone 5S dan tablet Samsung Note 8 (terutama sekarang untuk mendengarkan Audiobook). Supaya tidak menggangu privasi, Jonathan diberi iPad retina dan iPod touch.

Sejauh ini saya senang sekali dengan semua konfigurasi saat ini. Semua bisa dilakukan sangat nyaman, mulai dari nonton film sampai development.

Pindah rumah (lagi)

Tahun 2013, untuk pertama kalinya kami pindah dari condo ke rumah biasa. Kami (terutama Jonathan) sangat happy dengan rumah itu. Proses pindah rumah itu sangat melelahkan, pindahan sejak Maret 2013 tapi baru selesai beberes, unpack barang dan buang barang yang tak terpakai akhir tahun 2013.

Ini bukti sisa pindahan masih lumayan banyak. Ini yang sempat difoto, yang ga difoto juga masih ada lagi. SIsa pindahan 2013

Tak terpikir akan pindah rumah dalam waktu dekat, dan bahkan berpikir kami akan tinggal di rumah itu selama diijinkan. Pada saat kontrak awal, pemilik rumah sudah nyatakan kontrak rumah kami minimal setahun dan kemungkinan setelah 2 tahun dia belum tentu akan memperpanjang kontraknya. Ternyata setelah 1 tahun 1 bulan di rumah itu, bulan April 2014 kami pindah rumah lagi.

Rumah Kontrakan 2014
Rumah Kontrakan 2014

Rumah yang kami tempati sekarang ini setiap hari kami lewati ketika mengantar dan menjemput Joe ke kantor. Sebelum kami pindah rumah di tahun 2013, saya selalu bilang ke Joe: “coba ada ya rumah yang dikontrakkan deket kantor papa”. Masih dalam masa pencarian rumah, kami melihat ada tulisan Di JUAL di depan rumah ini. Lokasi rumah ini sangat strategis, dan langsung saja saya berandai-andai. Andai saja rumah itu disewakan dan bukan dijual sudah pasti kita akan coba menawar buat sewa rumah itu.

Hampir setahun kemudian, tulisan di depan rumah ini berubah jadi disewakan. Kami setiap hari melihat rumah ini mulai dari tulisan direnovasi, dan kemudian tulisan disewakan hilang. Sepertinya rumah ini sudah berpindah tangan dan sudah disewakan ke orang lain. Saya waktu itu hanya bisa berandai-andai lagi. Ah andai saja disewakannya tepat setelah kontrak setahun kami habis, pasti kami bisa sewa rumah itu. Akhirnya waktu itu saya dan Joe meyakinkan diri bahwa kami akan tinggal di rumah sebelumnya sampai 2 tahun, sebelum mencari lokasi yang lebih dekat lagi ke kantor. Kami meyakinkan diri, kalau proses pindahan itu sangat capek dan kami ga pengen sering-sering pindah.

Tak berapa lama setelah kami mengajukan bahwa kami akan memperpanjang kontrak di rumah lama, tulisan disewakan di depan rumah ini muncul lagi. Harapan untuk dapat rumah dekat kantor muncul lagi. Segera kami mengontak pemilik rumah yang baru dan tak butuh waktu lama kami mendapat tawaran yang membuat kami melupakan sejenak kalau proses pindahan itu melelahkan.

Rumah ini sangat unik dan seperti khusus dirancang untuk Jonathan (atau untuk orang dengan anak toddler). Rumah ini ada ruang pendek yang sekarang jadi kamar bermain Jonathan dan di kamar mandi ada bath tub yang ukurannya setengah dari ukuran bath tub biasa.

Kamar bermain Jonathan
Kamar bermain Jonathan

Ruang pendek ini hampir selalu membuat orang dewasa kejeduk di pintunya, tetapi bisa berdiri di dalamnya asal tingginya ga lebih dari 190 cm. Setiap hari Jonathan menghabiskan waktu banyak di ruang ini. Komputer kerja mama dititip di kamar ini, sekalian supaya bisa menemani Jonathan bermain. Komputer yang di bawah merupakan komputer pertama papa di Chiang mai (umur komputernya sudah hampir 7 tahun), sudah di upgrade beberapa item tapi gak laku juga kalau dijual. Jonathan bisa bermain flash game atau melihat beberapa video youtube di situ, atau sekedar meniru-niru papa ngetik-ngetik.

Bath tub mini
Bath tub mini

Kami masih nggak mengerti kenapa ada bath tub mini di rumah ini, tapi pastinya Jonathan sangat senang sekali bisa bermain air di hari yang panas ini. Ukurannya pas buat Jonathan, dan pastinya lebih hemat air daripada bath tub ukuran dewasa 😀

Sejak akhir Maret 2014, kami mulai proses pindahan ke rumah ini. Entah berapa kali mondar mandir bawa barang dan packing – unpacking. Dan setelah 2 bulan di rumah baru, akhirnya semua barang sudah mulai rapi dan berada di tempatnya.

Oh ya, karena foto diambil dengan mode panorama, ruangannya terlihat seolah-olah besar. Secara keseluruhan ruangan di rumah ini kecil-kecil. Kamar paling besar tidak lebih dari 3×4 m. Tapi rumah ini pas banget deh buat kami, Jonathan happy dengan ruang bermainnya, mama tentunya dapat dapur lebih luas dari rumah sebelumnya, papa juga kebagian kamar kerja plus sekarang bisa ke kantor jalan kaki (jaraknya hanya beberapa ratus meter, kurang dari 5 menit).

Foto-foto rumah selengkapnya akan diposting terpisah (password protected) untuk menjaga privasi.

10 Tahun ngeblog bareng

Tanggal 7 April 2004 kami memutuskan untuk ngeblog bareng. Ini dua posting pertama kami. Sebenarnya waktu itu kami dah punya blog masing-masing (dua-duanya sudah ditutup), tapi saya mengusulkan buat ngeblog bareng aja, biar postingnya terkumpul. Mbak Risna (waktu itu manggilnya masih pake “mbak”) setuju.

Sebenarnya kalo dipikir-pikir lagi: nekat juga ya, pacaran baru beberapa bulan, dah ngeblog bareng (dan pacarannya pun backstreet, kedua orang tua kami gak tau). Waktu itu saya nggak memikirkan: andaikan putus gimana? karena dari awal kami merasa serius. Gaya pacarannya lebih banyak ngobrol, diskusi, baca buku bareng.

Saya senang kami bisa menuliskan banyak kisah hidup dan berbagai pemikiran di blog ini selama 10 tahun terakhir ini. Tidak semua kisah bisa diceritakan pada waktunya, misalnya betapa susahnya dulu propose jadi pacarnya Risna sampai dikenalkan ke dua temennya untuk blind date. Tapi secara umum blog ini menangkap momen-momen penting dalam hidup kami dari mulai pacaran, menikah, pindah ke Thailand, punya anak, dan berbagai tempat yang kami kunjungi, berbagai keisengan yang kami lakukan.

Meski kebanyakan orang (termasuk kami) sekarang aktif di social media, kami juga masih mengupdate blog ini. Blog ini dibuat sebelum Facebook terbuka untuk umum (Facebook membuka pendaftaran umum tanggal 26 September 2006), dan saya berharap akan tetap ada andaikan nanti Facebook ditinggalkan orang-orang seperti Friendster, MySpace atau Plurk yang sempat populer. Memiliki blog sendiri, dengan hosting sendiri rasanya lebih enak karena semua dikontrol oleh kami sendiri.

Dari sisi teknis: blog ini memakai wordpress dari versi 0.7 (Lihat sejarahnya WordPress di sini, ini adalah versi rilis pertama kali). Sudah sempat pindah hosting beberapa kali (semuanya dijelaskan di berbagai posting yang tersebar di sini).

Semoga dalam kebersamaan kami, kami bisa ngeblog bersama puluhan tahun lagi.

7th Wedding Anniversary

Sebenarnya anniversarynya kemarin, tapi kemarin ragu mau nulis apa. Kondisi saat ini masih seperti tahun sebelumnya: kami sangat berbahagia, kami sehat, kondisi keuangan baik, mobil yang kami pakai baik-baik saja, kami tidak kecelakaan, adik saya akhirnya akan menikah bulan depan, semua baik-baik saja. Tapi hari ini terpikir: justru saat seperti ini harus dituliskan supaya ingat masa-masa sangat bahagia yang diberikan Tuhan saat ini.

Kami selalu berdoa agar semua hal tetap baik-baik saja dan membahagiakan, tapi suatu hari kita akan menjadi tua, dan tentunya tidak akan punya energi untuk melakukan hal-hal yang dilakukan sekarang ini. Jonathan akan bertumbuh besar, dan kelucuannya masa kecilnya akan hilang diganti dengan kedewasaan.

Saat ini Jonathan tumbuh dengan baik dan sehat. Kemampuan bicaranya semakin bagus dalam Bahasa Indonesia dan Thai (dan bahasa Inggrisnya juga mulai membaik). Teman-teman Jonathan makin banyak, dari nursery (kiddee house, dari sekolah minggu, dari Co-Op homeschool).

Kelakuan Jonathan tiap hari membuat kami tertawa dengan komentar-komentar yang tak terpikirkan. Misalnya waktu saya sedang memberi tahu nama-nama pohon di belakang rumah “ini pohon nangka”, “ini pohon singkong”, “ini pohon cabe”, “ini pohon pisang, tapi udah abis buahnya”), tiba-tiba Jonathan menunjuk ke tanaman hias dan berkata: “ini pohon nasi goreng, tapi udah nggak ada nasi gorengnya”.

Atau dua hari yg lalu ketika kami semua belum mandi, dan Jonathan berusaha menyuruh mamanya untuk mandi duluan. “Mama, ayo mandi, kalo nggak nanti dicoakin loh”. Kami bingung maksudnya apa, jadi kami bertanya pada Jonathan apa maksudnya “dicoakin”, dia menjawab: “dicoakin, dibeliin kecoak”. Jadi waktu kami pertama kali pindah, rumah yang kami sewa ada banyak kecoak, dan beberapa minggu pertama kadang muncul di kamar mandi, Jonathan tidak takut, tapi sering mencari-cari “kecoaknya mana?” Sampai sudah hampir setahun dia kadang masih suka bertanya: “mana kecoaknya?”. Sampai suatu saat saya bilang: “kecoaknya udah nggak ada, Jonathan mau dibeliin kecoak mainan?” “Nggak mau ah”. Tiba-tiba saja dia teringat lagi soal “beli kecoak”.

Tahun ini Risna semakin sibuk mengurus Jonathan dan juga lebih terlibat dalam Co-Op Homeschool (kali ini mengajar Pre-School Math). Aktivitas Jonathan makin banyak. Pekerjaan saya juga masih berjalan lancar.

Sulit mengungkapkan semua hal yang ingin kami syukuri (dan mungkin jika dituliskan semuanya malah bisa bikin iri sebagian orang). Saat ini bukan orang yang super kaya ataupun super sukses, tapi kami bahagia. Jadi postingya ditutup saja dengan lagu dari NKB 133 ini:

Syukur padaMu, ya Allah, atas s’gala rahmatMu;
Syukur atas kecukupan dari kasihMu penuh.
Syukur atas pekerjaan, walau tubuhpun lemban;
Syukur atas kasih sayang dari sanak dan teman.

Syukur atas bunga mawar, harum, indah tak terp’ri.
Syukur atas awan hitam dan mentari berseri.
Syukur atas suka-duka yang ‘Kau b’ri tiap saat;
Dan FimanMulah pelita agar kami tak sesat

Syukur atas keluarga penuh kasih yang mesra;
Syukur atas perhimpunan yang memb’ri sejahtera.
Syukur atas kekuatan kala duka dan kesah;
Syukur atas pengharapan kini dan selamaNya!

Syair: Thanks to God!; August Ludvig Storm,
Terjemahan Inggris: Norman Johnson,
Terjemahan: Tim Nyanyian GKI,
Lagu: John Alfred Hultman