Libur panjang menutup tahun 2013

Tahun ini papa Jonathan dapat libur panjang sejak tanggal 28 Desember yang kebetulan jatuhnya hari Sabtu. Seharusnya tanggal 30 Desember 2013 belum hari libur, tapi kantor papa memutuskan biar liburnya panjang ya sekalian aja diliburkan. Karena kami ga pulang ke Indonesia, maka kami isi liburan ini dengan berjalan-jalan ke berbagai tempat di Chiang Mai.

Jumat, 27 Desember 2013

Hari ini Jonathan bermain bersama teman-teman dari co-op di Night Safari. Pulang dari Night Safari, Jonathan dan mama datang ke kantor papa. Menutup tahun ini ada acara makan-makan di kantor papa. Jonathan senang sekali mengeksplor kantor papa. Dia juga bisa berinteraksi dengan baik dengan semua teman papa, apalagi karena dia sudah bisa berbahasa Thai maupun Inggris. Sesekali Jonathan melontarkan komentar yang lucu termasuk ke bos papa di kantor. Di kantor papa juga ada acara tukar kado, papa dapat power bank.

Bantuin papa nerima hadiah

Eksplorasi kantor papa
Ada Kue Es Krim juga, yummy

Sabtu, 28 Desember 2013

Papa dan Mama mengajak Jonathan jalan-jalan ke Royal Flora Ratcheupreuk. Jonathan senang sekali naik bus di Royal Flora Ratcheupreuk. Jonathan juga senang melihat bunga-bunga dan apalagi ternyata di sana ada playgroundnya juga. Kali ini kami juga mengajak Pim, anak dari Pa En yang biasa bantuin mama di rumah. Jonathan senang sekali bermain dengan Pi Pim, sampai-sampai dia ga mau papa yang dorong strollernya, padahal biasanya dia hanya mau kalau papa yang dorong strollernya.

Lanjutkan membaca “Libur panjang menutup tahun 2013”

Merry Christmas 2013 and Happy New Year 2014

Posting ini merupakan posting rutin jelang akhir tahun 2013. Berhubung ada libur panjang tapi kami tidak keluar kota, jadilah kami jalan-jalan mulu setiap hari walau hanya dalam kota Chiang Mai saja. Rasanya sejak Jonathan semakin besar hampir setiap hari libur wajib jalan-jalan, sampai-sampai mau menceritakannya di blog sudah merasa kepanjangan duluan sangkin banyaknya yang mau diceritakan.

Oke daripada nggak jadi juga postingnya, mending di tuliskan sebelum lupa.

Selasa, 24 Desember 2013

Pulang dari KiddeeHouse, Jonathan main pasir sama teman-temannya, padahal sore itu kami dapat undangan makan malam natal di rumah salah seorang teman gereja, dilanjutkan nonton film klasik “White Christmas” (sayangnya lupa foto-foto pas makan malam). Acara nonton selesai jam 10, dan langsung berangkat bareng untuk kebaktian malam Natal jam 11 malam di gereja. Selama acara nonton Jonathan masih segar dan di perjalanan juga bilang dia mau ke gereja, tapi waktu sudah hampir sampai gereja Jonathan gak tahan lagi deh ngantuknya. Karena sudah kecapean akhirnya Jonathan ketiduran sepanjang acara di Gereja.

Kebaktian Natal pagi hari
Kira-kira dapat kado yang mana ya
Dapat hadiah dari Kun, isinya handuk
Sebelum makan siang, foto dulu
Mobil ini nih yang bikin jonathan bisa main sampai 2 jam totalnya
Seneng banget ekspresinya naik mobil
Sebentar-sebentar ganti mobil
Keluar masuk rumah bola
Main di kolam bola
Mewarnai

Rabu, 25 Desember 2013

Bangun pagi bergegas ikut kebaktian Natal di gereja, setelah dari gereja kami ke KiddeeHouse lagi untuk acara tukar kado dan test perkembangan anak. Jonathan dapat kalender KiddeHouse, handuk besar, dan beberapa permen/makanan serba manis yang biasanya anak-anak suka. Setelah dari Kiddee House, kami makan siang plus main di mall Central Festival yang baru buka di Chiang mai. Jonathan yang belum tidur siang hari itu bisa bertahan main 2 jam di playgroudnya, padahal kami pikir dia bakalan bertahan hanya 30 menit.

Sepertinya tulisannya harus bersambung ke posting berikutnya, semoga bisa ditulis sebelum berganti tahun ya 😀

Internet di Chiang Mai

Sekedar ingin mengupdate info mengenai situasi dan biaya internet di Chiang Mai. Dulu waktu ke sini tahun 2007, kami memakai Maxnet (1 mbps download/512 kbps upload), dengan harga 1000 baht/bulan. Sekarang kami memakai 3BB (maxnet berganti nama jadi 3BB) dan dengan biaya yang sama, kami mendapat speed download 13 mbps, upload 1 mbps

Peningkatan yang terjadi secara bertahap, dengan biaya yang sama, speed kami naik dari 1 mbps, ke 2 mbps, 4 mbps, dst. Sayangnya tidak pernah kami catat peningkatannya dalam posting blog. Tapi kami tidak perlu melakukan apa-apa untuk mendapatkan speed baru, tidak seperti beberapa provider di Indonesia, yang punya paket baru dan hanya diberikan ke pelanggan baru, sementara pelanggan lama harus minta paketnya dipindahkan.

Kecepatan yang diterima ini benar-benar sesuai yang dijanjikan. Jadi dengan 10mbps, menggunakan torrent kami bisa mendapatkan kecepatan 1 megabyte per detik (jadi film seri berukuran 300 mb akan selesai sekitar 5 menit). Kecepatannya cukup stabil sepanjang hari (pernah menginstall MRTG untuk memonitor ini). Tentunya tidak sepanjang hari untuk jalur internasional, tapi most of the time kecepatannya sesuai. Untuk server lokal (misalnya mirror Debian), kecepatannya hampir selalu maksimum.

Sekarang juga sudah mulai ada internet via fiber (fftx), tapi masih terbatas wilayah tertentu, dengan sekitar 1200 baht per bulan, mendapat 30 mbps downlink dan 3 mbps uplink (ini tarif home use, untuk bisnis, tarifnya 6500 baht/bulan). Beberapa provider menarik fiber ke beberapa titik lalu menggunakan wifi untuk meneruskan ke tempat pelanggan.

Kami tidak terlalu ingat harga internet via seluler ketika sampai di sini, kami cuma ingat bahwa biayanya mahal sekali (terutama paket unlimitednya). Band yang dipakai di sini juga tidak standar, jadi HP dari Indonesia hanya bisa mengakses 2G, baru beberapa bulan yang lalu semua provider switch ke band standar 3G 2100 Mhz. Beberapa bulan sebelum perpindahan itu, internet unlimited via seluler sudah cukup murah. Sekarang yang paling murah: 299 baht unlimited, dengan speed 42 mbps untuk 500 mb pertama dan 128 kbps setelahnya.

Salah satu hal yang membuat kami senang di kota ini adalah internetnya, dan sepertinya situasinya terus membaik. Semoga suatu saat Indonesia juga bisa semakin membaik.

Komputer yang senyap dan beberapa keisengan lain

Sebenarnya sudah agak lama saya merasa kesal dengan bunyi komputer saya yang kipasnya berputar sangat cepat, tapi akhir-akhir ini jadi semakin terasa. Dulu di apartemen, komputer ada di ruang tamu dan ruangan relatif dingin, karena AC sering dinyalakan di ruang tamu sehingga kipas tidak berputar terlalu kencang. Sekarang komputer ada di ruang kerja, dan AC tidak dinyalakan sampai saya masuk untuk bekerja, dan sementara ruangan baru mulai mendingin (butuh waktu agak lama di musim panas ini), bunyi kipas prosessor bisa sangat kencang. Setelah mempelajari mengenai pendinginan prosessor, saya memutuskan melakukan dua hal: membeli water cooler untuk prosessor (yang closed loop
) dan membeli casing yang lebih besar (full tower). Casing yang saya pilih adalah Chaser MK I, pertimbangannya: reviewnya sangat bagus, memiliki 3 kipas yang besar, sudah ada port USB 3, dan bahkan saya bisa meletakkan harddisk langsung di atasnya (eSATA). Inilah casing termahal yang pernah saya beli sejak saya punya komputer (4850 baht, sekitar 159 USD, hampir 1.6 juta rupiah).

Dan untuk pendinginnya, saya memilih Cooler Master Sheldon 240m. Mencari cooler di Chiang Mai ini tidak mudah, bahkan banyak toko tidak tahu mengenai closed-loop water cooler ini. Akhirnya saya memesan online. Ini juga cooler termahal yang pernah saya beli (4290 baht). Sebenarnya ada banyak cooler lain yang berbasis udara (bukan liquid) yang harganya lebih murah dengan kemampuan pendinginan yang lebih baik dan suara yang juga cukup senyap, tapi semua benda itu sangat besar. Pendingin dengan closed loop liquid sangat ringkas, jadi saya tidak perlu memikirkan ukuran komponen lain. Pendingin ini juga kompatibel dengan semua soket prosessor yang ada saat ini (termasuk juga jika saya ingin mengupgrade ke Intel haswell terbaru, pendinginnya mendukung socket 1150).

Setelah memakai Windows 7 dan 8 di rumah cukup lama, saya ingin kembali memakai Linux (di kantor saya tetap memakai Mac dan Linux). Windows memang sangat praktis untuk berbagai hal, tapi untuk beberapa hal lain, Linux masih lebih nyaman. Jadi saya berencana untuk dual boot. Karena sudah sangat terbiasa dengan SSD, saya membeli SSD 60 GB untuk diinstall Linux. Sekarang SSD 60 GB merk Kingston bisa didapat dengan harga 1950 baht (sekitar 630 ribu).

Lanjutkan membaca “Komputer yang senyap dan beberapa keisengan lain”

Sebulan Pindah Rumah

Sejak datang ke Chiang mai tahun 2007, kami tinggal di apartemen. Pernah terpikir pindah ke rumah, tapi rasanya kami belum siap untuk tinggal di rumah (masalah komunikasi dengan orang lokal dan khawatir dengan keamanan kota ini) dan kami merasa lebih nyaman tinggal di apartemen. Setelah punya Jonathan dan melihat kalau Jonathan butuh tempat bermain yang aman, akhirnya kami mulai mempertimbangkan pindah ke rumah biasa. Pindahan itu tidak pernah mudah, memikirkan proses pindahan saja sudah bikin ingin mundur teratur, mencari rumah yang cocok juga ga mudah. Rasanya malas sekali bergerak dari zona nyaman kami. Tapi kami tahu, kalau tinggal di apartemen terus menerus, kurang baik untuk perkembangan Jonathan, maka kami kumpulkan semangat untuk pindah ke rumah.

Wacana pindah rumah sudah ada sejak Jonathan berumur 2 tahun (bulan november). Berbagai situs yang menawarkan rumah dikunjungi hampir setiap hari, dibayang-bayangkan plus minusnya, sampai akhirnya pusing sendiri dan memutuskan bikin daftar apa yang ingin dimiliki dari sebuah rumah. Karena kesibukan papa Jonathan, baru akhir Januari kami bisa survey lokasi calon rumah, rumah pertama yang kami kunjungi sebenarnya cukup ok, tapi rasanya ga seru kalau belum benar-benar punya beberapa pilihan rumah.

Hal-hal mendasar yang jadi prasyarat utama tentu saja harga sewa yang terjangkau (di Thailand orang asing tidak bisa beli rumah), ada halaman, tidak jauh dari kantor papa Jonathan, dan lingkungan yang aman. Ternyata ga lama setelah menuliskan daftarnya, kami menemukan rumah yang sekarang kami tempati. Jonathan juga terlihat sangat senang sekali melihat calon rumah ini, padahal biasanya dia selalu butuh waktu untuk adaptasi dengan tempat yang baru dikunjungi. Saya ingat, waktu itu kami melihat rumah ini masih awal bulan Februari, dan pemilik rumah bilang bisa masuk rumah sekitar tanggal 20-an februari dan bayar mulai Maret.

jonathan

Rencana semula ingin pindahan sebelum 1 Maret, tapi karena papa Jonathan di kantor lagi banyak kerjaan, dan kebetulan teman yang bisa bantu tanggal 1 Maret, kami putuskan pindahan tanggal 1 Maret. Sebelum 1 Maret kami sudah mulai sering berkunjung ke rumah ini untuk bebersih dan juga membawa barang sedikit demi sedikit. Kami juga menjelaskan ke Jonathan kalau nantinya pulang itu ke rumah ini dan bukan ke apartemen lagi. Jonathan selalu senang sekali setiap di ajak ke rumah ini, dan itu membuat kami semakin yakin untuk pindah ke rumah ini.

kumpul indonesia di chiang mai

Hari ke-2 di rumah baru, kami mengadakan kumpul-kumpul dengan teman-teman Indonesia yang ada di Chiang Mai, sekalian perpisahan dengan teman yang akan pindah dari Chiang Mai. Jonathan bakal kehilangan teman bermain, tapi semoga nantinya akan dapat teman baru lagi. Keuntungan tinggal di rumah, barang yang belum rapih bisa disembunyikan di kamar, terus tutup pintunya, ga ketahuan deh kalau rumahnya belum beres. Teman yang datang juga ada yang bawa makanan dan membantu mempersiapkan makanan. Menu makannya juga sederhana, kebetulan salah satu teman masih punya stock bumbu pecal, jadi tinggal rebus-rebus beberapa jenis sayur dan beli kerupuk dan ayam goreng. Senang rasanya bisa ngumpul-ngumpul dengan teman dari Indonesia, perasaan kayak di Indonesia saja. Entah kapan Chiang Mai bisa seramai ini lagi dengan orang Indonesia, satu persatu akan pindah meninggalkan Chiang Mai. Tapi tetap saja bersyukur bisa berkumpul sebanyak ini, pastinya lebih banyak orang Indonesia sekarang ini dibandingkan awal kami sampai ke Chiang Mai.

naik tangga

Setelah sebulan tinggal di rumah ini, semua lelah packing unpacking sudah terlupakan. Senang sekali melihat Jonathan sangat gembira setiap hari bisa bermain dengan lebih leluasa di halaman maupun di rumah. Awalnya kami merasa kuatir kalau Jonathan kangen dengan rumah lama, kuatir juga kalau dia bakal sulit naik turun tangga. Tidak sampai seminggu Jonathan juga sudah bisa naik turun tangga sendiri dengan berpegangan pada besi tangga. Jonathan tidak kehilangan rutin di rumah lama dan dengan cepat beradaptasi dengan rutin di tempat baru. Dia sudah hapal di mana tempat mama menyimpan mainannya dan juga sudah mengerti kalau keluar rumah harus pakai sendal.

main airSekarang ini Jonathan senang bermain-main air di halaman rumah hampir setiap hari di musim panas ini. Kadang terpikir kenapa ga dari sebelumnya ya memutuskan pindah ke rumah, tapi kesimpulannya selalu kembali pada memang sekarang baru waktunya buat pindah rumah. Sekarang saya sudah lebih bisa berkomunikasi dalam bahasa Thai (walau belum bisa membaca), sekarang kami sudah ada rejeki tambahan dari Blackberry sehingga bisa membayar orang membantu membereskan rumah dan terutama mengurus tanaman di halaman. Sekarang Jonathan sudah semakin senang mengamati sekitarnya, dia senang melihat burung berkicau yang hinggap di pohon di samping kamar, dia senang melihat anjing peliharaan tetangga depan, dia senang melihat ikan di pot besar di depan rumah dan dia senang diajak untuk tutup pintu pagar dan buka/tutup jendela setiap harinya.

Tuhan memang selalu mencukupkan pada waktunya dan sesuai dengan kebutuhan kita. Semalas apapun kami bergerak dari zona nyaman hidup di apartemen, akhirnya kami pindah rumah juga, dan sejauh ini saya menemukan tinggal di rumah ini lebih nyaman daripada tinggal di apartemen. Jadi bisa dibilang kami pindah dari zona nyaman ke zona lebih nyaman lagi hehehe. Semoga bulan-bulan ke depan tinggal di rumah tetap semakin nyaman, karena kami ga perlu mikirin packing unpacking lagi dan semoga udara Chiang Mai ga sepanas sekarang lagi.

 

Mr Roger

Ini ada komik dari XKCD, webcomic yang populer di Internet. Komik ini dibuat setelah kasus ada artis terkenal yang di belakang layar ternyata kelakuannya tidak sebaik yang seharusnya (dan kata-katanya yang kotor itu terekam tanpa sepengetahuannya).

Mr. Rogers projected an air of genuine, unwavering, almost saintly pure-hearted decency. But when you look deeper, at the person behind the image ... that's exactly what you find there, too. He's exactly what he appears to be.

Mr. Rogers projected an air of genuine, unwavering, almost saintly pure-hearted decency. But when you look deeper, at the person behind the image … that’s exactly what you find there, too. He’s exactly what he appears to be.

Yang ingin diungkapkan oleh pembuat komik ini adalah: Mr Roger adalah benar-benar orang yang baik, jadi ceritanya dalam komik itu, di “rekaman tidak sengaja di balik panggung” (di mana tidak ada orang yang melihat), Mr Roger tetap baik dalam kata-katanya. “He’s exactly what he appears to be.”

Buat yang belum tahu: Mr Roger, atau Fred Roger adalah pembawa acara anak-anak dari tahun 1968. Pendekatannya tidak menggunakan animasi atau lagu-lagu anak-anak sederhana, tapi dengan komunikasi dan dengan lagu-lagu yang dikarangnya sendiri. Dia punya gelar BA dalam bidang musik, dan merupakan ordained minister di Presbyterian Church. Membuat acara anak-anak menjadi pelayanannya dalam sepanjang hidupnya.

Cerita tentang Mr Roger ada banyak sekali, yang intinya menceritakan betapa baiknya dia, baik di dalam televisi, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Following Rogers’ death, the U.S. House of Representatives in 2003 unanimously passed Resolution 111 honoring Rogers for “his legendary service to the improvement of the lives of children, his steadfast commitment to demonstrating the power of compassion, and his dedication to spreading kindness through example.”

Sebenarnya posting ini bukan ingin berfokus pada Mr Roger. Walau sudah banyak membaca cerita mengenai orang-orang yang pernah bertemu dengannya. Kami tidak pernah sempat bertemu Mr Roger. Tapi kami sempat bertemu dengan keluarga yang menunjukkan kasih Tuhan melalui contoh dalam hal yang mereka lakukan dalam hidup mereka.

Komentar sebagian orang yang membaca blog mereka adalah “mereka kelihatan Rohani banget sih” dengan nada seperti tidak percaya bahwa ada keluarga yang bisa seperti itu. Saya bisa memahami pandangan seperti itu, karena pasti sudah banyak bertemu dengan orang “sok rohani” tapi ternyata menjadi batu sandungan. Sebagai orang yang sudah melihat kehidupan mereka, seperti Mr Roger, “They are exactly what they appears to be”.

Ada banyak cerita dari sejak kami bertemu pertama kali di klinik ketika Risna hamil, sampai sekarang ini, tapi akan terlalu panjang untuk diceritakan. Ini hari terakhir mereka akan tinggal di satu kota dengan kami. Perjalanan mereka ke depan masih sangat panjang dan berat. Tapi kami yakin dan percaya dan berdoa kehidupan mereka akan selalu dijaga dan disertai Tuhan.

Selamat mengambil langkah berikutnya dalam kehidupan kalian Mike & Lia.

Happy New Year 2013

567115_10151427853683488_1255512954_o

Tahun baru, posting baru. Ini foto saya dengan Jonathan di depan gereja CMCC. Papa Jonathan yang jepret fotonya jadi ga ada dalam foto.

Sudah beberapa tahun ini Tahun baru dilalui di Chiang Mai. Pergantian tahun kali ini Jonathan lagi-lagi terbangun oleh dentuman kembang api di hotel sebelah. Tahun ini Jonathan mulai mengenal rasa takut melihat cahaya yang terlalu silau dan dentuman yang keras, semoga tahun mendatang Jonathan sudah tidak terlalu takut lagi dengan bunyi kembang api. Untungnya Jonathan bisa tidur lagi setelah menelpon Oppung mengucapkan Merry Christmas and Happy New Year.

Ada pengalaman ‘aneh’ ketika menelpon menggunakan skype (skype ke telephone biasa bukan skype ke skype). Pertama kali tersambung, lalu diangkat oleh suara yang saya pikir suara mama saya. Memang koneksinya saat itu kurang baik, jadi sempat beberapa kali cuma saling berkata Halo halo halo halo. Lalu… setelah koneksi terasa membaik saya mulai menyadari kalau orang di seberang berbahasa yang saya tidak mengerti!. Well… sepintas mirip bahasa Indonesia, tapi saya tidak mengerti sepatah katapun. Akhirnya telpon saya tutup lalu saya telpon ulang. Kali ke dua saya berhasil menelpon ke mama saya. Yang saya heran, apa iya skype bisa salah sambung begitu? karena nomor yang saya gunakan sama persis pertama dan kedua. Dipikir-pikir kasian juga orang yang menerima telpon salah sambung dari saya itu, karena ketika mengangkat telpon kedengaran suaranya seperti suara baru bangun tidur. Semoga ga sering-sering deh kejadian salah sambung begitu, entah kenapa setelahnya ada perasaan agak horror hehehe.

Pengalaman unik mengawali tahun 2013, tapi tidak mengurangi semangat buat mengisi hari-hari di tahun ini untuk lebih produktif dan ga pake janji janji yang tidak bisa ditepati Smile.

Happy New Year 2013 all!