Waspada membeli barang elektronik murah

Saya suka barang elektronik yang harganya murah, benda-benda yang tidak bermerk, misalnya saya banyak membeli barang dari DealExtreme. Tapi saya sadar bahwa benda murah bisa berbahaya. Beberapa contohnya adalah:

  1. Cat bisa mengandung timbal. Sangat berbahaya untuk anak kecil.
  2. Batere dalam peralatan elektronik bisa meledak. Untuk benda dengan batere AA/AAA atau batere jam, mungkin tidak apa-apa.
  3. Adaptor bisa merusak benda lain. Contohnya lihat ini. Contoh lain: saya pernah mendapati card reader sangat murah yang merusak SD Card.

Dan mungkin masih banyak bahaya yang lain.

Jadi jika ingin membeli benda elektronik atau akssori elektronik yang aman: carilah benda yang tidak perlu dipegang terlalu sering, hanya menggunakan batere kapasitas kecil (atau tanpa batere) , tidak terhubung ke benda mahal (jika benda tersebut punya potensi merusak). Contoh benda yang menurut saya cukup aman: kabel, jam meja (saya punya dengan indikator temperatur), dan benda-benda hiasan lainnya.

Sebenarnya tidak ada jaminan 100% bahwa merk terkenal pasti aman, tapi biasanya mereka punya quality control yang lebih baik. Selain itu, jika ada masalah, biasanya mereka bisa dituntut dengan mudah. Contohnya adalah dalam kasus batere iPod Nano yang cacat, yang ada kemungkinan meledak, akhirnya diganti gratis oleh Apple.

Barang Berguna

Sejak bisa mencari uang sendiri, saya banyak beli barang-barang. Kebanyakan barang-barang elektronik: komputer dan berbagai aksesorinya, handphone dan berbagai aksesorinya, printer, scanner, kamera digital, gps, peralatan jaringan, dsb, sampai komponen-komponen elektronik microcontroller, multimeter, kabel, timah, solder, obeng, dsb. Kadang-kadang saya merasa diri saya sangat boros, tapi biasanya selalu membela diri bahwa barang-barang itu “berguna” buat saya.

Ada beberapa level kegunaan barang yang saya beli:

  1. Benar-benar berguna, dipakai setiap hari, sampai setidaknya lebih dari setahun. Contohnya, saya beli iPod touch yang benar-benar dipakai setiap hari untuk browsing, mendengarkan musik, membaca twitter, dsb. Contoh lainnya adalah komputer yang saya pakai setiap hari.
  2. Berguna untuk proyek Alkitab. Saya punya dua proyek Alkitab open source, Symbian Bible dan BiblePlus. Untuk mengembangkan itu, saya membeli banyak HP. Sebagian HP-nya dipakai cukup lama, sebagian lagi cuma dipakai sebentar, tapi saya merasa sudah puas kalau HP-nya sudah terpakai untuk mengembangkan program Alkitab.
  3. Berguna untuk mengerjakan proyek tertentu. Minimal uangnya terganti dari proyek yang saya kerjakan.
  4. Berguna untuk menambah ilmu.

Untuk hal yang terakhir ini, ukuran apa yang saya pakai bahwa ilmu saya sudah bertambah?

  1. Sudah membuat kode program untuk benda itu. Misalnya saya membuat OTP untuk jam EZ430, atau ROM update tool untuk Acer E130.
  2. Sudah membuat tulisan mengenai benda tersebut.
  3. Sudah mengoprek benda tersebut, misalnya sekedar menginstall Linux pada Dingoo, atau menjailbreak Kindle.
  4. Untuk komponen elektronik, minimal saya sudah mencoba komponen tersebut di breadboard.

Setidaknya kalau dari ukuran saya, lebih dari 75% barang-barang yang saya beli adalah barang-barang yang berguna, bukan hanya sekedar beli, lalu tidak terpakai.

Terima kasih Tuhan untuk semuanya

Posting ini isinya ungkapan syukur saya buat semua hal yang telah terjadi di hidup saya. Saya berharap perjalanan hidup saya masih panjang ke depan, dan di titik ini saat ini saya ingin menengok ke belakang dan mengucap syukur untuk semuanya. Saya tahu kisah saya nggak sehebat banyak orang lain, yang mulai dari titik lebih rendah dari saya, dan mencapai titik yang lebih tinggi dari saya. Kisah ini bukan untuk dibanding-bandingkan, kisah ini hanya sekedar ungkapan syukur.

Sebelumnya mau cerita dulu: beberapa kali ingin membuat posting ini, tapi selalu ragu ketika akan memulai. Agak takut kalau tiba-tiba keadaan berubah dari segala yang indah yang diceritakan di posting ini. Tapi kalau dipikir-pikir, justru itu kenapa posting ini harus ditulis. Kalau tiba-tiba keadaan berubah, saya sudah pernah mengungkapkan syukur untuk apa yang sudah diberikan Tuhan pada saat ini.

Saya lahir di sebuah desa kecil, desa Ngepung, Sukoharjo di tahun 1980. Tempatnya dulu relatif terpencil, belum ada listrik (baru masuk kampung kami sekitar tahun 1988), lantai rumah kakek-nenek tempat kami tinggal masih tanah, dindingnya gedek (anyaman bambu), penerangannya lampu dian. Saya lahir di dapur di tengah malam, dengan bantuan dukun (yang harus dipanggil dari kampung sebelah karena dukun di kampung kami baru saja meninggal). Masa kecil saya sangat sederhana, mainan bekicot, obeng, dan radio rusak. Ada satu hal yang selalu diceritakan ibu saya: dulu nenek saya setiap pagi akan membangunkan saya, mencuci muka saya dengan air kendi, dengan harapan “supaya terbuka matanya, luas wawasannya”.

Sejak umur 6 tahun, saya tinggal di depok, masuk SD negeri, bapak saya karyawan swasta biasa. Saya pun bukan orang istimewa, ketika masuk SD, saya belum bisa bahasa Indonesia (hanya bisa bahasa Jawa), saya baru bisa membaca di umur 7 tahun ketika naik kelas 2 SD. Secara fisik, saya juga termasuk biasa-biasa saja, tidak pernah menang olah raga apapun. Ketika saya kecil Orang tua saya dulunya juga tidak terlalu dekat dengan Tuhan, jarang sekali ke gereja, dan bahkan kadang bertahun-tahun tidak pernah pergi ke gereja. Meski bapak, ibu, dan adik-adik Kristen, tapi keluarga saya yang lain (paman, bibi, kakek, nenek) non-Kristen, jadi pendidikan agama saya sangat minim.
Lanjutkan membaca “Terima kasih Tuhan untuk semuanya”

Gadget dan mainan baru

Sejak Jonathan lahir, waktu saya untuk ngoprek program dan hadware semakin berkurang, tapi bukan berarti tidak ada waktu sama sekali. Setiap siang saya pulang dari tempat kerja untuk bermain dengan Jonathan. Demikian juga tiap malam main dengan Jonathan. Setelah Jonathan tidur, barulah “hacking time” dimulai. Dari sejak awal tahun ini sudah ada banyak yang bisa dioprek, tapi sebagian besar belum optimal ngopreknya.

Pertama ada Beagleboard-XM, ini sumbangan untuk development FreeBSD, namun sayangnya sampai saat ini saya masih belum optimal mengembangkannya:

Lalu berikutnya dapat gratis eZ430-F2013 karena ada promosi (termasuk juga gratis ongkos kirim). Saya belum bereksperimen banyak dengan benda ini, tapi sudah cukup belajar mengenai MSP430. Saya juga sempat menulis tutorial singkat untuk mulai bermain-main dengan benda ini:

Karena promosi tersebut, saya jadi tertarik pada MSP430, jadi saya membeli LaunchPad. Harga satuannya 4.30 USD, termasuk ongkos kirim. Saya beli 3 buah (max boleh beli 3, karena sebenarnya ini adalah benda promosi, mereka jual rugi, 4 dollar 30 sen = 4.30 karena mempromosikan MSP430):



Salah satu dari 3 benda itu saya pakai untuk mengendalikan colokan listrik (electrical socket) via USB:

Lanjutkan membaca “Gadget dan mainan baru”

Enam Tahun Memakai WordPress

Kami memakai WordPress sejak April 2004, sejak memulai blog ini. Sebagai catatan, WordPress pertama (versi 0.7) dirilis 27 Mei 2003, dan baru di rilis kedua (versi 1.2) pada 22 Mei 2004 WordPress mendukung plugin. Jadi waktu memulai, kami memakai rilis pertama WordPress. Sepanjang 6 tahun lebih memakai wordpress, sudah puluhan plugin dicobakan di blog ini, dan beberapa kali blog ini berganti wajah (theme). Sekarang setelah mengupgrade ke wordpress 3.0 kami sekalian mengganti theme. Di posting ini saya akan mencoba mendokumentasikan berbagai hal tentang blog ini (plugin, theme, dsb). Catatan ini akan berguna bagi saya di masa depan, dan semoga berguna juga bagi orang lain.

Theme terakhir yang kami pakai adalah Field Of Dreams, theme yang bagus tapi memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan pertama adalah: theme tersebut sudah lama tidak di-maintain. Beberapa masalah muncul ketika wordpress diupdate. Hal tersebut bisa diperbaiki dengan mudah karena saya cukup bisa HTML dan CSS. Tapi kelemehan berikutnya dalah kami tidak boleh mendistribusikan ulang perubahan pada theme tersebut (lisensinya tidak sepenuhnya open source), jadi perbaikan pada theme tidak bisa dinikmati oleh orang lain. Kelemahan ketiga: themenya berat (menggunakan image berukuran besar).

Sekarang kami berganti ke theme standar wordpress yang baru (twentyten), dengan beberapa perubahan kecil yang dilakukan menggunakan fitur sub theme:

  1. Header image yang besar diganti menjadi 4 gambar kecil yang melink ke web kami yang lain
  2. Font diganti menjadi sans serif
  3. Pasang tracking Google analytics di footer (saya tahu ada plugin untuk ini, tapi keperluan tracking saya sangat basic).

Dulu kami sempat menginstall banyak plugin, tapi lama kelamaan kami menyadari hanya beberapa plugin yang berguna. Beberapa plugin juga ternyata tidak di-maintain oleh pembuatnya, sehingga kadang menimbulkan masalah ketika upgrade versi wordpress. Waktu kami mulai memakai wordpress di 2004, banyak plugin yang perlu ditambahkan, namun sekarang sudah menjadi bagian dari WordPress. Dulu kami memakai Brian’s threaded comments, tapi sekarang wordpress sudah menyediakan fitur tersebut (dan kompatibel dengan data dari plugin itu). Fitur gravatar yang dulu membutuhkan plugin, sekarang sudah menjadi default wordpress. Untuk mengupdate wordpress, dulu harus manual atau memakai plugin khusus, sekarang hal itu bisa dengan mudah dilakukan.

Daftar plugin yang kami gunakan sekarang adalah sebagai berikut:

  1. Akismet untuk anti spam
  2. Google XML Sitemaps agar website kami lebih cepat diindeks Google
  3. WP Super Cache untuk mempercepat blog
  4. FD Feedburner Plugin, agar kami bisa melihat berapa yang berlangganan situs ini via RSS
  5. Widgetize Anything untuk memasukkan kode PHP sebagai widget
  6. WP-PostViews agar bisa menampilkan jumlah view sebuah posting
  7. Yet Another Related Posts Plugin agar pembaca tertarik melihat posting yang berhubungan
  8. fbLikeButton karena sekarang banyak orang yang hanya “suka”, tapi tidak ingin berkomentar
  9. Lanjutkan membaca “Enam Tahun Memakai WordPress”

Blackberry

Dari sejak punya hp Siemens sl45 saya sudah mulai memanfaatkan koneksi internet via hp (waktu itu sl45 belum punya GPRS, masih CSD). Waktu itu masih sejauh melihat status server dan menjalankan aplikasi khusus yang saya buat.

Akhir tahun 2003 Risna membeli hp 3650 dan tak lama kemudian saya juga menyusul. Dengan hp itu dan dengan paket gprs mentari yang dulu cuma 25 rb/bulan, kami bisa chatting puas ketika berjauhan. Kami memakai agile messenger yang dulunya gratis.

Untuk tahun 2004, agile sudah canggih. Sudah bisa online multi account, bisa berkirim gambar dan bahkan voice note. Setelah itu kami berganti hp dan berganti program banyak sekali.

Sejak menikah dan pindah ke chiang mai, kami lebih sering memakai komputer dengan skype. Jadi sudah mulai jarang mobile.

Belum lama ini Risna membeli blackberry second. Ternyata cukup praktis untuk menghubungi keluarga dan teman. Entah kenapa orang yang tidak kenal internet dan messenger banyak yang memakai bb.

Sekarang saya sedang di Indonesia untuk beberapa hari, sementara Risna di chiang mai. Sayapun membeli bb second lain. Tarif layanan bb cukup murah, 5000/hari. Dibanding SMS internasional thailand yang mencapai 2700/sms dan sms internasional dari indonesia 500/sms.

Dengan 5000/hari di indonesia dan 20 baht/hari di thailand(sekitar 5500 rupiah) kami bisa puas chatting, browsing dan berkirim gambar.

Dulu layanan agile messenger cuma bisa kami nikmati berdua. Kini karena banyak orang punya bb, rasanya jadi lebih rame.

Oh iya, ini diposting dengan aplikasi wordpress di blackberry. Dulu waktu pakai 3650 tahun 2004 pernah juga posting blog dengan browser bawaan nokia.

Menemukan yang Menghilang

Hari ini, rasa penasaran saya akan seorang teman lama yang pernah sangat beredar di Internet, membuat saya mencoba untuk menemukannya kembali. Saya mencoba semua kombinasi nama lengkapnya dan email terakhir yang saya ketahui tanpa hasil. Kabar terakhir sih, katanya dia masih beredar di fesbuk, tapi kok susah amat yak nyarinya.

Sebenernya ada banyak keheranan saya kenapa teman saya ini seperti menghilang begitu saja dari peredaran. Semua teman yang pernah akrab padanya saya tanyai selalu menjawab dengan tidak tau ya. Hmmm, rasa penasaran memang awal dari kegigihan :D. Sempat putus asa dan hampir menyerah, sampai minta tolong ke Joe yang baru 5 menit kok ya udah nemu clue yang emang related ke teman saya itu. Emang Joe lebih jago nge Google di banding saya :P.

Lanjutkan membaca “Menemukan yang Menghilang”